Mungkinkah Pengembang Indonesia Ikuti Fenomena "Paid Upgrade" Ala Tweetbot?
Beberapa waktu yang lalu pengguna aplikasi mobile -- terutama untuk platform iOS -- dikejutkan dengan langkah Tapbots yang menyediakan skema paid upgrade bagi aplikasi unggulannya Tweetbot 3. Langkah Tapbots ternyata tidak salah karena aplikasi berharga promo $2.99 (atau Rp 29.000 untuk App Store Indonesia) langsung menduduki pemuncak daftar aplikasi berbayar App Store di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia. Mungkinkah pengembang Indonesia mengikuti langkah yang sama?
Sebelum era toko aplikasi tersentralisasi seperti App Store, sesungguhnya paid upgrade merupakan langkah yang wajar bagi setiap pengembang untuk menjual (kembali) produknya yang diperbarui. Masih ingat bagaimana kita setiap tahun selalu membeli (atau membajak) aplikasi desktop versi terbaru? Di jaman kejayaan mobile seperti sekarang, ternyata langkah paid upgrade tidak lagi populer, bahkan Apple sendiri sudah menggratiskan sistem operasinya, baik untuk OS X maupun untuk iOS.
Kecuali segmen permainan, bisa dibilang pendapatan pengembang aplikasi mobile hanya bisa diperoleh dari pengguna baru ataupun ekspansi yang diperoleh dari in-app purchase. Pengembang aplikasi mobile bisa dibilang harus terus menerus memperbaiki aplikasinya supaya tetap bersaing, sementara konsumen menuntut layanan seumur hidup untuk aplikasi yang dibelinya hanya sekali.
Tweetbot sendiri merupakan aplikasi independen Twitter yang menawarkan keindahan tampilan, sesuatu yang mungkin tidak bisa diperoleh jika menggunakan aplikasi native Twitter yang tersedia secara gratis. Sejak perubahan versi sistem operasi iOS yang radikal, sudah banyak tuntutan konsumen yang menunggu Tweetbot untuk mengadopsi look-and-feel iOS 7. Ternyata Tapbots sebagai pembuatnya memiliki solusi yang "berbeda". Mungkin mengesalkan bagi pemilik Tweetbot yang lama (yang dibuat tahun 2011), tapi toh tetap menjadi magnet bagi pengguna fanatik layanan media sosial Twitter.
Sebelum fenomena Tweetbot ini, sesungguhnya Loren Brichter dan Tweetie-nya juga melakukan paid upgrade dengan Tweetie 2 di tahun 2009. Tweetie akhirnya diakuisisi oleh Twitter dan menjadi cikal bakal Twitter for iPhone. Pun sama halnya dengan Twitterrific untuk setiap pembaruannya. Icon Factory selaku pembuat Twitterrific sempat mencoba berbagai macam model pencarian pendapatan dan nampaknya paid upgrade merupakan suatu alternatif yang menjanjikan pendapatan yang stabil untuk setiap edisinya.
Nah, bagaimana caranya supaya pengembang Indonesia bisa mengikuti langkah Tapbots yang sukses memberlakukan paid upgrade untuk produknya? Menurut saya setidaknya ada tiga hal yang harus masuk ke dalam checklist.
1. Aplikasi mobile yang dimiliki saat ini sangat populer secara global.
Tweetbot memang bukan aplikasi resmi milik Twitter, tapi itu tidak menghentikan langkah konsumen untuk bermigrasi ke aplikasi ini. Tweetbot memiliki UI (dan mungkin UX) yang lebih nyaman ketimbang aplikasi versi Twitter. Taraf sangat populer menurut saya setidaknya sudah digunakan oleh lebih dari satu juta pengguna. Dengan jumlah pengguna platform iOS di Indonesia yang masih belum mencapai angka semasif itu, nampaknya pengembang Indonesia harus menyasar pasar Android ataupun BlackBerry jika ingin melakukan langkah serupa. Meskipun demikian, saya pribadi ragu jika langkah paid upgrade di platform lain bakal sesukses di iOS -- yang konsumennya cenderung lebih memiliki keinginan untuk membeli aplikasi berbayar.
Hal ini mungkin tidak berlaku khusus untuk segmen permainan, di mana permainan buatan pengembang Indonesia sudah mulai menyeruak di jajaran aplikasi top App Store, bahkan untuk versi berbayar sekalipun.
2. Pembaruan yang dilakukan harus revolusioner
Tweetbot 3 adalah aplikasi yang berbeda dengan versi sebelumnya karena perubahan look-and-feel antara iOS 6 dan iOS 7. Jika kita bandingkan secara bersisian, DNA yang dimiliki antara Tweetbot 2 dan 3 jelas berbeda. Ini yang membuat konsumen memutuskan aplikasi ini "layak" untuk dibeli lagi. Seandainya perubahannya kurang dari 50% misalnya, kami pikir konsumen akan berpikir dua-tiga kali untuk membeli aplikasi versi baru. Sekali lagi hal ini tidak berlaku untuk permainan, di mana versi baru dan versi lama biasanya pasti ada perubahan yang besar.
3. Tetap memelihara kualitas layanan aplikasi versi sebelumnya
Hadirnya Tweetbot 3 bukan berarti membuat aplikasi versi sebelumnya tidak bisa digunakan lagi. Tapbots memastikan bahwa mereka bakal terus menjaga kualitas Tweetbot 2, bahkan bakal tetap melakukan pembaruan, karena pengguna Tweetbot 2 masih banyak terutama untuk pengguna iOS 5 dan 6. Memelihara dua jenis aplikasi secara bersamaan artinya pengembang harus mengeluarkan usaha dua kali lipat untuk memastikan semua aplikasi tetap lancar berjalan dan kepuasan konsumen tetap tinggi.
Tiga langkah di atas hukum wajib jika pengembang lokal berniat mengikuti jejak Tapbots, yang hanya terdiri dari dua pengembang independen, melakukan langkah paid upgrade dan sukses (besar). Sudahkah layanan/aplikasi mobile yang dimiliki memenuhi kriteria tersebut?
[Ilustrasi foto: Shutterstock]
Sign up for our
newsletter