Nantinya, Tidak Akan Ada Yang Namanya "SMARTPHONE"
Judul di atas adalah sebuah kesimpulan kasar. Kesimpulan ini muncul dari hasil pengamatan saya selama perjalanan ke beberapa kota di sekitar pulau Jawa. Sangat menyenangkan untuk melihat bagaimana teknologi diadopsi di daerah di luar kota-kota besar.
Anda dapat melihat semua orang menggunakan apa yang disebut "smartphone" di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta, sedangkan kota-kota kecil di sekitarnya dipenuhi dengan apa yang disebut "feature phone". Kategori smartphone diisi oleh iPhone, ponsel Samsung/LG/Sony Ericsson berbasis Android dan ponsel high-end Nokia sedangkan kategori feature phone terdiri Nexian, Skybee, Huawei dan perangkat yang harganya lebih murah.
Jadi saya berusaha sangat keras untuk mengerti pengkategorian ini, tetapi saya malah merasa pemisahan ini sangatlah dangkal.
Definisi terkini dari smartphone menurut Wikipedia: “… a high-end mobile phone. A smartphone combines the functions of a personal digital assistant (PDA) and a mobile phone. Today’s models typically also serve as portable media players and camera phones with high-resolution touchscreens, web browsers that can access and properly display standard web pages rather than only mobile-optimized sites, GPS navigation, Wi-Fi and mobile broadband access.”
Sementara feature phone didefinisikan sebagai: ” … is mobile phone that, like smartphones, combines the functions of a personal digital assistant (PDA) and a mobile phone. Today’s models typically also serve as portable media players and camera phones with touchscreen, GPS navigation, Wi-Fi and mobile broadband access. Feature phones is the term generally used to describe low-end devices, with smartphone used to describe high-end devices, though there is no official definition to distinguish the two categories.The term originally referred to mobile phones with more features than other contemporary “dumb” mobile phones”.
Saat ini, perbedaan antara smartphone dan feature phone tidak terlihat secara jelas, perbedaannya terlihat samar. Sebuah smartphone seperti iPhone atau Android dapat memiliki fitur WIFI, Bluetooth, aplikasi pihak ketiga, kamera, GPS, aplikasi jejaring sosial, dll. Bagaimana dengan feature phone? Ternyata mereka memiliki fitur yang sama persis dengan smartphone! Hanya dengan perangkat keras dengan harga yang lebih murah (dan kemungkinan besar lebih lemah).
Smartphone bisa berharga ratusan dolar, kebanyakan dari mereka berharga lebih tinggi dari $ 200 sementara sebagian feature phone berharga lebih rendah dari $ 150. Apakah ini suatu pembedaan yang adil untuk smartphone dan feature phone? Tentu saja tidak. Ini lebih pada perbedaan antara ponsel low-end dan high-end, bukan ponsel smart vs feature phone.
Diferensiasi yang ada bukan pada fitur atau perangkat lunak, tetapi terutama pada perangkat keras. Sejak tahun 70-an, orang melihat potensi masa depan di bisnis perangkat lunak dan perlahan-lahan meninggalkan pengembangan perangkat keras sebagai bisnis dengan potensi margin yang tinggi, tapi ada kemungkinan hardware akan kembali menjadi tren.
Di masa depan, saya pikir garis tipis antara smartphone dan feature phone perlahan-lahan akan hilang. Tidak akan ada yang namanya smartphone. Yang ada hanyalah...ponsel.
Dan Blackberry.
Sign up for our
newsletter