Pasang Surut Industri "Online Grocery" di Masa Pandemi
Industri online grocery di Indonesia terus bertumbuh selama pandemi, pasar offline masih mendominasi
Ketika Presiden RI Joko Widodo mengumumkan kasus pertama seorang warga yang terpapar SARS-CoV-2 pada 2 Maret 2020, masyarakat dihantam berbagai kekhawatiran salah satunya isu lockdown yang akan membatasi aktivitas mereka di luar rumah. Kondisi ini kemudian menyebabkan reaksi panic buying yang membuat mereka tanpa pikir panjang memborong bahan kebutuhan pokok serta produk kesehatan dalam jumlah besar.
Tepat pada tanggal 3 April 2020, ditetapkan Peraturan Pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah sebagai upaya untuk memutus rantai penularan Covid-19 di Indonesia. Sejumlah fasilitas umum pun ditutup, kegiatan sekolah dan perkantoran dilakukan dari rumah, pembatasan transportasi, dan hanya mengizinkan 11 sektor untuk beroperasi selama PSBB.
Dengan ditutupnya berbagai gerai offline, bahkan kebutuhan paling dasar kita-- makanan dan air--beralih ke sektor online. Sektor online grocery Indonesia telah menjadi salah satu yang diuntungkan dari pandemi COVID-19 karena berhasil mendorong para pelanggan urban membeli kebutuhan sehari-hari mereka secara online demi membatasi interaksi dan aktivitas sosial.
Rama Notowidigdo, Co-Founder dan CTO Sayurbox, mengaku bahwa pandemi telah mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan tiga kali lipat dalam waktu sangat singkat. Perusahaan bahkan harus menghentikan operasional selama sekitar satu minggu untuk bisa menyesuaikan layanan dan kembali dengan strategi yang tepat.
Seperti ungkapan "mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan", lonjakan permintaan yang signifikan di awal pandemi tidak serta merta membuat bisnis menjadi lebih mudah. Di balik angka pertumbuhan yang terus meningkat, banyak penyesuaian yang harus dilakukan serta tantangan yang membayangi industri ini.
Ekosistem online grocery di Indonesia
Berbeda dengan di Tiongkok maupun Amerika Serikat (AS), ekosistem online grocery di Indonesia masih tergolong "bayi". Di Tiongkok, situasinya sangat berbeda—pada tahun 2018, belanja daring menyumbang 32,5% dari semua transaksi bahan makanan, naik dari 1,4% pada tahun 2010.
Welcome to Premium Content
Become a DailySocial.id Subscription, you can get unlimited access to discover the best minds of innovation and to perceive the finest tech journalism products in Indonesia. Learn more
Single Article
Access anytime, only this article.
Starting at
Rp 7,000 /article
Subscription
Unlimited access premium content.
Starting at
Rp 150,000 /month
Login or create account to access premium content

Sign up for our
newsletter