Pasar Ponsel Pintar di Indonesia Dikuasai Merek Ponsel Pintar Asal Asia
Berdasarkan temuan Telkomsel MSight, 50% smartphone di Indonesia dikuasai merk Asia
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kini peta kompetisi perangkat bergerak, khususnya ponsel, di Indonesia sudah tak dikuasai lagi oleh satu atau dua merek saja. Perubahan ini terjadi sejak sistem operasi Android untuk ponsel pintar mulai menjejakkan kaki ke tanah bumi pertiwi ini. Pertanyaan yang sering terlontar adalah, bagaimana kondisinya saat ini?
Semenjak Android masuk ke Indonesia, terutama mulai sistem operasi berkode Gingerbread (2.3), peta kompetisi pasar ponsel pintar di Indonesia telah mengalami perubahaan yang drastis.
Sudah menjadi rahasia umum juga bahwa Android kini telah menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Berdasarkan laporan Telkomsel MSight Syndicate Report juga ditemukan bahwa di 12 kawasan Indonesia, Android adalah pemimpin marketshare untuk sistem operasi ponsel pintar.
Tapi, ada hal menarik di sini. Meski sudah tak menjadi pilihan, terlihat bahwa Blackberry masih memiliki ‘nama’ di Indonesia dan menjadi merek yang paling sering digunakan di Indonesia. Ini tak lepas dari fakta yang ditunjukkan dari laporan sebelumnya bahwa 90% dari pembelanja yang pernah menggunakan BBM Group menjadikannya channel belanja online yang utama.
Terkait dengan marketshare dari sisi merek, hasil yang tak jauh berbeda juga terlihat di sini. Blackberry masih menjadi pemimpin dengan pangsa pasar 32%. Namun, hal menarik yang dapat dilihat adalah hampir setengah dari pangsa pasar ponsel pintar di Indonesia nyatanya telah dikuasi oleh merek asal Asia, seperti Samsung, LG, Lenovo, Asus, Oppo, Sony, hingga Advan.
Penetrasi pengguna ponsel pintar sendiri paling tinggi ditemukan berada di kawasan Jakarta (40%), Bodetabek (36%), Surabaya (35%), Denpasar (36%), dan Yogyakarta (37%). Sementara itu untuk penetrasi non smartphone sendiri ditemukan paling tinggi berada di kawasan Medan (74%), Malang (71%), Makassar (72%), Semarang (70%), dan Palembang (72%). Ditemukan juga bahwa pengguna ponsel pintar cenderung memiliki daya beli yang lebih baik bila dibandingkan pengguna non smartphone dan memiliki ketertarikan topik yang lebih merata dan variatif.
Sebagai acuan, data pengeluaran rumah tangga bulanan berdasarkan SES dari MSight dibagi menjadi enam kategori. SES A, di atas 4 juta Rupiah. SES B, antara 3 – 4 juta Rupiah. SES C1, antara 2,5 – 3 juta Rupiah. SES C2, antara 2 – 2,5 juta Rupiah. SES D, antara 1 – 2 juta Rupiah. Terakhir, SES E dengan pengeluaran di bawah 1 juta Rupiah.
– Disclosure: Tulisan ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan tim Digital Advertising Telkomsel
Telkomsel MSight merupakan bagian layanan digital advertising Telkomsel yang memanfaatkan penggunaan teknologi Big Data Analytics. Melalui MSight, Telkomsel mampu memberikan berbagai insight informasi konsumen. Insight tersebut di antaranya monitoring perubahan dan penambahan jumlah trafik konsumen, segmentasi konsumen berdasarkan profil demografi dan psikografi tertentu, perilaku digital konsumen, pola pergerakan konsumen antar lokasi, dan perilaku konsumen terhadap produk dan servis.
Sign up for our
newsletter