Path Inginkan Lebih Banyak Konten Lokal Setelah Buka Kantor di Indonesia Awal Tahun Depan
Dalam event Startup Asia 2014, Marketing Manager Path Ana LaRue mengungkapkan bahwa kantor di Indonesia, yang bakal dibuka awal tahun 2015 setelah Country Manager-nya terpilih dan akan bekerja bersama desainer untuk mengembangkan bisnis Path untuk memuat lebih banyak konten lokal, termasuk stiker. Mereka juga bekerja dengan "Path 50" sebagai early adopter untuk memperoleh feedback soal fitur-fitur yang sedangkan dikembangkan.
Ana menjelaskan bahwa pihaknya saat ini sudah berada di Jakarta sejak awal November hingga akhir Januari nanti untuk mengurusi bisnis dan pembukaan kantor di Jakarta. Path telah mencari Country Manager untuk Indonesia sejak bulan Oktober lalu. Peranan ini akan bertanggung jawab untuk terus meningkatkan pertumbuhan pengguna Path di Indonesia, monetisasi, dan juga untuk bekerjasama dengan agensi PR lokal. Path mencari kandidat yang mengerti betul seluk beluk pasar Indonesia, pengalaman di bidang social/mobile/e-commerce, serta kemampuan marketing dan relasi publik.
Secara statistik, pengguna Path di Indonesia didominasi oleh pengguna Android. Untuk itu selama berada di Indonesia, Ana mencoba mengakses Path menggunakan perangkat Android untuk mengetahui pengalaman pengguna. Pihaknya juga bekerja sama dengan Path 50, sebuah kelompok orang yang memiliki akses terhadap fitur-fitur Path, untuk memberikan timbal balik terhadap penggunaan aplikasi ini. Mereka juga bekerja sama dengan engineering team untuk mengatasi masalah pengaksesan Path, terkait lambatnya konektivitas seluler di negeri ini.
Secara rata-rata, pengguna Path hanya memiliki 40 teman. Hal itu, dengan tidak mengejutkan, tidak berlaku di Indonesia. Permintaan peningkatan limitasi teman dari pengguna, terutama dari Indonesia, yang membuat Path mengubah kebijakannya dan kini setiap pengguna bisa memiliki hingga 500 teman.
Di Indonesia sendiri Path belum membuka layanan Path Talk Places. Layanan ini memberikan kemudahan kepada pengguna Path Talk untuk mengakses layanan umum, bahkan termasuk pemesanan makanan atau sekedar late checkout di hotel. Saat ini mereka belum memiliki merchant partnership untuk Path Talk Places dan Ana mengakui hasilnya sangat baik di Amerika Serikat dan Kanada. Path Talk Places sendiri baru-baru ini diluncurkan di Australia, Selandia Baru, Inggris Raya, dan Irlandia.
Ana menyebutkan bahwa pihaknya berharap bisa bekerja sama dengan brand yang ingin berhubungan dengan komunitas, misalnya pembuatan set stiker. Mereka tidak ingin ada brand yang ingin melakukan hard selling, seperti banner misalnya, mengingat engagement pengguna Path di Indonesia lebih tinggi ketimbang layanan media sosial populer yang lebih besar, seperti Facebook atau Twitter.
Sign up for our
newsletter