Astro Umumkan Pendanaan Seri B Senilai 872 Miliar Rupiah
Sejak berdiri September 2021, Astro telah kumpulkan pendanaan $90 juta atau setara 1,3 triliun Rupiah
Startup quick commerce Astro hari ini (30/5) mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai $60 juta atau setara dengan 872 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh Accel, Citius, dan Tiger Global dengan partisipasi investor sebelumnya seperti AC Ventures, Global Founders Capital, Lightspeed, dan Sequoia Capital India.
Dengan dana segar yang didapat, sejak berdiri September 2021, Astro secara total telah membukukan pendanaan ekuitas $90 juta atau setara 1,3 triliun Rupiah. Sebelumnya mereka juga telah membukukan pendanaan seri A yang diumumkan awal Februari 2022 lalu senilai $27 juta atau setara 387 miliar Rupiah dipimpin Accel dan Sequoia Capital India.
Turut disampaikan, dana yang baru terkumpul akan difokuskan untuk akuisisi pelanggan dan memperkaya cakupan produk. Perekrutan tim juga akan menjadi fokus di tahun 2022 ini.
Catatkan pertumbuhan positif
Astro baru mengakomodasi pengguna di seputar Jabodetabek. Saat ini mereka telah beroperasi di 50 titik yang tersebar di wilayah tersebut. Titik kehadiran (dark store) ini menjadi penting, pasalnya memungkinkan Astro untuk bisa melakukan pemenuhan pesanan dengan durasi maksimal 15 menit.
Sepanjang tahun 2022 ini, Astro mencatatkan pertumbuhan 10x lipat dengan mengklaim efisiensi pengiriman yang lebih tinggi ke pelanggan. Disampaikan juga, aplikasi Astro telah diunduh hampir 1 juta kali dalam enam bulan pertama. Jajaran tim juga meningkat pesat, kini memiliki 200 staf yang bekerja secara WFA (Work From Anywhere).
“Misi Astro adalah membuat hidup orang lebih sederhana dan lebih mudah. Astronauts (sebutan untuk tim Astro) kami terus melayani pelanggan saat mereka sangat membutuhkan kami, terutama selama lonjakan Omicron Covid-19 terakhir, di mana Indonesia mengalami jumlah kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Co-Founder & CEO Astro Vincent Tjendra.
Astro menawarkan lebih dari 1.500 SKU produk dengan harga bersaing melalui aplikasi. Untuk meningkatkan retensi pengguna, sejumlah strategi dibangun. Termasuk dengan menyajikan UX yang mempertimbangkan aksesibilitas bagi pelanggan di semua kelompok usia.
Masuk ke bisnis private-label
Astro juga mulai berkolaborasi dengan pebisnis lokal untuk meluncurkan produk private-label. Produk awal mereka adalah roti dan kopi --- menjadi upaya awal Astro untuk berkolaborasi dengan lebih banyak mitra untuk menyediakan pilihan produk yang lebih banyak. Sebelumnya untuk memenuhi permintaan di bualan Ramadan, Astro juga bekerja sama dengan petani hidroponik untuk menyediakan produk buah dan sayuran segar.
Astro tidak sendirian menggarap segmen pasar ini. Sejumlah pemain lain juga berusaha menyajikan layanan serupa, termasuk AlloFresh yang didirikan CT Corp dan Bukalapak, SayurKilat dari SayurBox, Tokopedia Now, Bananas, dan lain sebagainya.
Dari data yang disampaikan, potensi layanan pemenuhan bahan makanan segar masih sangat besar di Indonesia. Penetrasi digitalisasi layanan di sektor tersebut masih sekitar 0,4%, dibandingkan dengan e-commerce yang telah mencapai 10%. Pandemi turut mendongkrak adopsi online grocery, diproyeksikan sektor tersebut akan bernilai $6 miliar pada 2025 mendatang.
Sign up for our
newsletter