Penolakan IPO dan Ditinggalkan Co-Founder Berakhir pada Penutupan Layanan Guvera
Sebagai pertanggungjawaban kepada investor, Guvera pivot menjadi DragonFli, fokus di Indonesia, India dan Tiongkok
Setelah mendapatkan penolakan hingga pemblokiran pengajuan IPO dari ASX (Australian Securities Exchange –bursa efek di kawasan setempat), layanan streaming musik Guvera kondisinya kian kacau. Kegiatan operasionalnya makin “mangkrak” dan mulai dihentikan secara masif. Sementara itu salah satu Co-Founder Claes Loberg dikabarkan juga telah mengundurkan diri sebagai direktur, pun demikian dengan rekannya Steve Porch yang mulai menyerah. Sehingga saat ini tinggal Darren Herft yang ada di jajaran direktur.
Namun tak menyerah begitu saja, sejak awal tahun lalu dengan dorongan investor (karena berhutang atas pengembalian investasi hingga $1,8 juta), Guvera sempat melakukan pivot sebagai sebuah layanan advertising untuk layanan hiburan. Bernama DragonFli layanan tersebut akan difokuskan untuk pengguna di Indonesia, India dan Tiongkok.
Aplikasi Guvera yang ada di mobile marketpalce juga sudah di-rebrandingmenjadi DragonFli. Dari informasi yang terdapat di laman aplikasi Guvera di Google Play mereka akan mengubah sebagian besar layanan mereka. Yang semula hanya layanan streaming musik sekarang dikombinasikan dengan informasi dengan brand. Lengkap dengan playlist yang direkomendasikan brand tersebut.
Guvera Limited tercatat telah mengumpulkan total investasi $185 juta selama 2008 hingga 2016, dari sekurangnya 3000 pemegang saham. Untuk membangun kembali Guvera, Herft meminta dua relawan dari jajaran investor untuk membantu operasional bisnis. Sehingga ditunjuk Messrs Loberg dan Porch untuk mengisi posisi tersebut. Masing-masing memiliki kepemilikan saham 11,5 persen dan 6,5 persen.
Herft, Loberg dan Brad Christiansen mendirikan Guvera pada tahun 2008 dan meluncurkan situs MP3 dua tahun setelahnya. Seiring dengan perkembangan model penikmat musik, Guvera bertransformasi menjadi layanan streaming, bekerja sama langsung dengan perusahaan label musik untuk lisensi. Model bisnis yang ditawarkan freemium, dan berhasil memikat 17 juta pengguna di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri Guvera hadir sejak 4 Februari 2014. Layanan musik asal Australia tersebut juga terus melakukan optimasi layanan, salah satunya dengan melakukan kerja sama dengan brand dan melakukan pembaruan aplikasi. Terakhir aplikasi diperbarui pada versi 3.0 dan diresmikan di Jakarta pada akhir Maret 2016 lalu. Pembaruan terakhir membawa fitur sosial di lini aplikasi.
Sign up for our
newsletter