Perakit Asal AS Akan Investasikan $18 Juta, Penyedia Konten Asal Malaysia Akan Gelontorkan $10 Juta
Kedua kerja sama ini memasuki tahap finalisasi
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa salah satu perusahaan perakit gadget kenamaan asal Amerika Serikat yang akan membangun fasilitas riset senilai $18 Juta (atau senilai Rp 240 Miliar). Turut diberitakan pula bahwa penyedia konten asal Malaysia akan menggelontorkan dananya sebesar $10 Juta (Rp 130 Mililar).
Kepala BKPM Franky Sibarani memaparkan bahwa perusahaan AS ini akan membentuk research and development (R&D) center yang melingkupi fasilitas, perakitan, peralatan, dan perekrutan untuk membantu dan membina SDM Indonesia untuk mengembangkan aplikasi dan desain produk.
“Mereka [perusahaan asal AS] menargetkan SDM muda Indonesia untuk dilatih sebagai pengembang aplikasi agar mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital bangsa,” kata Franky, mengutip Deal Street Asia (29/3). Dalam pemberitaan tersebut, Franky tidak menyebutkan nama perusahaan, namun berdasarkan pemaparan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Apple Inc memiliki rencana ke arah yang dimaksud.
Rencana Apple ini nampaknya juga merupakan sebuah skema sebagai salah satu bentuk pemenuhan TKDN (Tingkatan Kandungan Dalam Negeri) yang ditetapkan pemerintah ditujukan pada para vendor impor yang ingin masuk ke pasar Indonesia. Kebijakan TKDN itu sendiri akan mematok vendor untuk merakit perangkat 4G hingga mencapai angka 40% per tanggal 1 Januari 2017 nanti.
"Kalau kurang dari 40%, Kementerian Perdagangan nggak akan kasih izin. iPhone mau nggak mau juga harus, kalau nggak ya nggak kita izinin. Ini berlaku untuk semua vendor," tegas Rudiantara.
Penyedia Konten Asal Malaysia Akan Investasikan $10 Juta
Tumbuh suburnya konten mobile di Indonesia tak lepas dari besarnya kepemilikan smartphone 4G yang ada di tengah masyarakat Indonesia. Franky menambahkan adanya perjanjian oleh jawara penyedia konten di tanah negeri Jiran yang akan memproduksi konten mobile di Indonesia dengan dana senilai $10 Juta. Mampu meraup penghasilan sekitar 3 Juta Ringgit per hari, perusahaan tersebut akan mencoba peruntungannya dalam ekspansi ke Indonesia.
Kini pihaknya dikabarkan tengah berada dalam perbincangan menjajaki tahap lanjutan untuk memproses kerja sama sinergis ini.
Sign up for our
newsletter