Peranan Perempuan di Dunia Pemasaran Digital
Pendekatan perempuan yang lebih sensitif dinilai dapat memberi sentuhan "warna" untuk setiap proses bisnis
Hari ini, Jumat (28/4), HangOut with FreakOut menggelar acara diskusi yang kedua, berkolaborasi dengan DBS Bank mengangkat tema "Feminism in Digital Marketing Ecosystem". Acara ini dihadiri puluhan perempuan yang rata-rata berasal dari terkait, mulai dari agensi, pelaku startup, hingga media.
Dalam diskusi kali ini menghadirkan tiga pembicara, Ernita Ariestanty (CEO ZenithOptimedia), Mireille Makmur (Head of Business Analytics and Customer Experience DBS Bank), dan Nendra Rengganis (Ex-Editor in Chief Hipwee, CEO Boombastis).
Acara dibuka oleh dengan pemaparan gambaran umum mengenai posisi perempuan untuk menempati posisi senior dalam skala global. Dari data yang dikutip DBS Bank, posisi level senior yang dipegang oleh perempuan untuk cakupan skala global hanya 11%. Sedangkan, untuk level top senior hanya 28%. Khusus untuk level senior di industri perbankan, perempuan hanya mendapat porsi 11%.
Data ini menunjukkan minimnya level top senior dipimpin perempuan seharusnya dapat memacu menjadi acuan untuk terus memacu kemampuan diri. Tujuannya agar perempuan dapat sama-sama memposisikan diri secara sejajar oleh laki-laki dalam dunia kerja.
Pembicara pertama, Mireille Makmur, memaparkan asal muasal kariernya menjadi seorang analis data di perbankan. Dirinya sudah sedari awal menggeluti dunia analitis. Namun ketika bergabung dengan DBS Bank, ternyata dia menemukan dengan mengombinasikan antara analitik, pengalaman konsumen, dan budaya perusahaan hasilnya untuk produk yang ingin diciptakan dapat lebih tepat sasaran.
Kesempatan karier yang diberikan perusahaan juga berpengaruh terhadap kinerjanya, karena memberinya kesempatan untuk memimpin tim dan menciptakan produk baru yang inovatif, seperti Digibank, yang menggabungkan unsur analitik dan pengalaman konsumen.
Pembicara kedua adalah Ernita Ariestanty. Ernita lebih menyampaikan bagaimana menyeimbangkan waktu antara keluarga dengan pekerjaan. Dalam bekerja, Ernita juga tergolong orang yang sangat mengacu pada data. Di dunia agensi, tempat dia bernaung, penggunaan data yang tepat akan menentukan bagaimana positioning konsumen yang ingin disasar klien.
Hal ini terlihat dari ditunjuknya Ernita untuk terlibat langsung menjadi tim agensi untuk acara World Cup 2014. Berbekal riset dan data analitik, ia dapat memboyong perusahaan meraih total keuntungan mencapai Rp800 miliar. Angka tersebut adalah tertinggi yang pernah dicapai untuk acara serupa.
Sementara untuk menyeimbangkan waktunya dengan keluarga, dia berkomitmen untuk memberi waktu libur setiap akhir pekan. Dia menyatakan apabila perempuan berkomitmen untuk membagi waktu antara keluarga dengan pekerjaan, maka dapat dijamin hidup jadi lebih seimbang dan tetap nyaman menjalani kehidupan sehari-hari.
Pembicara terakhir adalah Nendra Rengganis. Nendra lebih menitik beratkan pada rasa sensitif perempuan yang dapat berguna dalam menciptakan konten berkualitas dan lebih relatable. Dalam menulis suatu artikel, dia menilai perempuan harus menurunkan egonya untuk mau menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca, bukan sesuai yang mereka inginkan.
Saat membangun mental dari penulis Hipwee, pada masa awal tiga bulan perusahaan menerapkan masa orientasi. Tujuannya untuk melatih rasa sensitif penulis jadi lebih peka terhadap topik yang terjadi dan lebih mendapatkan taste yang diinginkan target pembaca generasi muda, jadi tidak hanya sekadar melatih mereka dalam hal tulis menulis saja.
"Perempuan itu lebih dapat membangun konten yang maknanya lebih deep dan relatable karena secara naluriah perempuan sudah dikaruniai itu. Dua hal tersebut sangatlah mahal dan tidak bisa dimiliki oleh laki-laki," pungkasnya.
- Disclosure: DailySocial adalah media partner event HangOut with FreakOut
Sign up for our
newsletter