1. Startup

Perkenalkan "Jumienten", Sprint Asia Rambah Layanan Chatbot

Gandeng Kata.ai sebagai mitra teknologi NLP, bidik pangsa pasar B2B

Perusahaan teknologi Sprint Asia resmikan layanan pengembangan chatbot sebagai unit bisnis baru yang ditandai dengan perkenalan Jumienten ke hadapan publik. Layanan baru ini dinilai memiliki peluang yang besar karena implementasinya yang tergolong masih baru di Indonesia.

Dalam menyediakan layanan tersebut, Sprint Asia menggandeng Kata.ai sebagai mitra teknologi penyedia sistem NLP.

"Kami menyasar seluruh perusahaan dari berbagai industri sebagai klien. Ini akan dimulai dari klien existing kami, sekarang ada beberapa yang sudah mulai deploy seperti dari asuransi, bank, dan e-commerce," terang CEO Sprint Asia Setyo Harsoyo, Kamis (5/4).

Menurutnya, kehadiran chatbot merupakan jawaban atas kebutuhan layanan pelanggan yang kian kompleks. Mengutip dari data eMarketer, komunikasi melalui telepon adalah kanal layanan pelanggan yang paling membuat frustrasi, sementara riset Flurry Analytics menyebutkan aplikasi messaging adalah platform yang paling banyak digunakan pengguna saat ini.

Ia melanjutkan, dengan mengimplementasi teknologi chatbot sebuah perusahaan akan mampu lebih terhubung dengan para konsumennya. Tak hanya itu, chatbot dapat digunakan perusahaan sebagai customer service yang online selama 24 jam tanpa henti. Hal tersebut diklaim dapat mengurangi biaya CS sampai 39%.

Ambil contoh, sebuah chatbot dapat menangani lebih dari 500 konsumen dalam satu waktu, sedangkan di kehidupan nyata seorang agen hanya bisa menangani satu konsumen saja di waktu yang sama.

"Alasan kami menggandeng Kata.ai karena perusahaan ini adalah spesialis di bidang NLP yang canggih, mampu memahami apa yang pelanggan katakan dengan menganalisis konteks dan arti setiap kata dalam Bahasa Indonesia."

Setyo mengklaim yang membedakan antara chatbot dari Sprint Asia dengan lainnya terletak di sisi pelayanannya. Pihaknya berkomitmen penuh untuk memberikan pelayanan sebagaimana yang selama ini kerap dilakukan sejak Sprint Asia pertama kali berdiri di 18 tahun yang lalu.

Perusahaan, sambungnya, tidak sekadar mendesain chatbot sebagai media tanya jawab, tetapi telah diintegrasikan dengan dasbor analisis yang terus memantau bagaimana performa dan adaptasi layanan terhadap perilaku pengguna. Chatbot ini juga mudah diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada, sehingga tidak perlu waktu lama untuk mengimplementasikannya.

Chatbot buatan Sprint Asia nantinya bakal hadir di berbagai platform messaging dengan Open API seperti LINE, Messenger, Telegram, BBM, dan lainnya.

Lengkapi kemampuan Jumienten

Kendati sasaran klien Sprint Asia dari chatbot ini adalah business to business, namun perusahaan tetap berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan Jumienten. Secara bertahap, kemampuan Jumienten akan terus ditambah agar nantinya semakin pintar dan bisa menjelaskan semua produk dari Sprint Asia.

Jumienten akan dilengkapi dengan produk payment gateway, mobile payment, hingga e-wallet untuk permudah konsumen saat bertransaksi menggunakan Sprint Asia. Jumienten bisa diakses melalui LINE, Messenger, dan Telegram.

"Jumienten itu jadi bukti kami bahwa kami juga bisa buat chatbot, ini prosesnya cukup sebentar hanya sebulan. Akan kami tambahkan produk perusahaan dalam Jumienten secara bertahap."

Sprint Asia merupakan perusahaan yang sudah berdiri sejak 2000 memberikan inovasi dan pelayanan untuk klien B2B melalui varian layanan seperti transaksi mobile, digital advertising, dan juga payment gateway (Bayarind) untuk integrasi pembayaran online kepada lebih dari ratusan merchant e-commerce dengan layanan seperti kartu kredit, kartu debit, dan akun virtual.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again