1. Startup

FUNDtastic Bidik Pasar Milenial Lewat Branding "Wealth Platform"

Sedang menyiapkan portofolio produk keuangan baru, yakni asuransi dan p2p lending

Antusias pasar terhadap platform investasi online terus bertumbuh. Hal ini terlihat dari semakin banyak platform-platform serupa yang menawarkan model bisnis dan portofolio beragam.

Salah satunya adalah FUNDtastic yang berpartisipasi dalam mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia, khususnya bagi kalangan milenial. Belum banyak yang tahu bahwa startup ini didirikan sejak 2016.

Ada empat orang pendirinya, antara lain Harry Hartono (CEO), Franky Chandra (CIO), Medwin Susilo (CTO), dan Eri Primaria (founder PT Nusantara Sejahtera Investama).

Awareness platform investasi rendah

Meski sudah berdiri sejak 2016, platform FUNDtastic baru meluncur di 2019. Pada sesi media visit virtual bersama DailySocial, Franky mengungkap bahwa sepanjang periode itu perusahaan melakukan riset pasar terkait persepsi pasar terhadap produk keuangan yang ditawarkan melalui platform digital.

"Selama kami lakukan riset sejak 2017, kami melihat bahwa pasar Indonesia belum siap dalam menerima platform investasi. Saat itu, masyarakat lebih aware dengan platform e-commerce dan payment. Platform ini lebih populer saat itu," tutur Franky.

Menurut Franky, awareness masyarakat Indonesia terhadap platform investasi online masih rendah. Masyarakat dinilai masih bingung dalam memilih produk investasi yang tepat. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan saat mengembangkan platform FUNDtastic.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 2019, ia menyebut jumlah investor di Indonesia hanya berkisar 2-3 juta. Padahal, terdapat 50 juta orang yang dinilai potensial menjadi investor dengan catatan berpenghasilan di atas Rp5 juta per bulan dan mampu menyisihkan uangnya untuk investasi.

Persentase tersebut sangat rendah jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlah investornya telah mencapai 67 persen. Selain itu, kaum milenial di Indonesia yang cepat beradaptasi terhadap produk digital terus bertumbuh. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 12,6 juta pekerja milenial di Indonesia per 2019.

"Pain point kami dalam mengembangkan FUNDtastic saat itu adalah akses terhadap platform investasi yang user-friendly, kesulitan memilih portofolio, dan menemukan platform yang cocok dengan lifestyle mereka," tutur Franky.

Memposisikan diri sebagai wealth apps

Untuk itu, lanjutnya, perusahaan sejak awal memposisikan diri sebagai platform untuk produk wealth, bukan platform investasi. Platform ini dirancang untuk menjadi digital hub yang menghubungkan stakeholder di ekosistem keuangan, mulai dari customer, advisor, korporasi, penyedia produk investasi, platform pihak ketiga, hingga regulator.

"Kami ingin menghadirkan produk yang lifestyle-related dan ekspertis di bisnis ini supaya customer merasa nyaman. Produk kami juga melalui proses kurasi. Makanya, kami memposisikannya sebagai wealth apps, bukan investment apps. Kami ingin bawa journey mereka melalui aplikasi ini," ujarnya.

Sama seperti sejumlah platform digital lain, proses registrasi dan KYC sepenuhnya dilakukan melalui aplikasi FUNDtastic. Platform ini juga didukung oleh teknologi AI untuk merekomendasikan portofolio yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan pendapatan customer. Demikian juga opsi pembayaran, mulai dari virtual account, transfer bank, pembayaran digital, dan auto debit.

Pengembangan bisnis FUNDtastic

Saat ini memang baru ada empat layanan yang ditawarkan FUNDtastic, antara lain FUNDtastic Direct, FUNDtastic for Advisors, FUNDtastic Biz, FUNDtastic for Platforms. Sementara, produk investasi yang ditawarkan ada reksa dana, emas, hingga Surat Berharga Negara (SBN).

Franky mengungkap sejumlah rencana pengembangan bisnis ke depan untuk memperluas portofolio produknya. Salah satunya adalah kehadiran produk asuransi dan p2p lending dalam waktu dekat. Saat ini, pihaknya sedang melakukan proses integrasi dengan mitra asuransi dan p2p lending.

Selain itu, perusahaan juga sedang mengembangkan fitur baru, memungkinkan customer untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan. Franky menyebut bahwa fitur ini nantinya terintegrasi langsung dengan internet banking milik customer.

"Bagi kami, [fitur] ini menjadi kelebihan kami di pasar platform investasi. Bahkan nanti fitur ini akan berkaitan dengan produk micro investing kami. Saat ini, kami masih proses penjajakan kerja sama dengan beberapa bank besar, salah satunya BCA," tambahnya.

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again