Prediksi Tren Fintech Asia Tahun 2016 Versi Penyedia Data Center Digital Realty
Mulai dari persaingan yang semakin ketat hingga evolusi metode pembayaran
Di tahun 2015 silam, fintech (financial technology) dan layanan on demand menjadi salah satu segmen startup yang mengalami pertumbuhan yang signifikan. Demikian pula di tahun ini, keduanya masih diprediksikan terus mengalami pertumbuhan. Bahkan menurut Digital Realty, ada beberapa tren di sektor fintech yang akan naik daun di kawasan Asia untuk tahun ini.
Senior Vice President (Financial) Digital Realty Krupal Raval mengutarakan, “Asia sudah siap untuk mengalami pertumbuhan gelombang teknologi keuangan di tahun-tahun mendatang. Setiap generasi muda melihat cakrawala kesempatan dan di Asia kita pasti melihat ini tercermin dalam pertumbuhan yang cepat dari industri fintech. ”
Krupal juga menjelaskan bahwa tanda-tanda fintech potensial di kawasan Asia juga bisa dilihat dari penambahan jumlah investasi. Tidak hanya itu, persaingan yang cukup ketat ditandai dengan banyaknya startup fintech yang terus tumbuh.
Berikut beberapa prediksi dari Digital Realty di sektor fintech untuk kawasan Asia.
Fintech mengubah lanskap hub keuangan
Meskipun ada sejumlah kota di Asia yang memiliki industri fintech yang solid seperti Singapura, Hongkong, dan Tiongkok di tempat lain para pesaing berkembang dengan cepat. Menurut Digital Realty di Indonesia, Malaysia, Korea, Jepang, dan India fintech, mulai tumbuh diawali dengan fokus di keamanan pembayaran.
Sebuah perubahan tetapi terbatasi peraturan
Salah satu bahan bakar pendorong pertumbuhan fintech adalah peraturan. Singapura misalnya, saat ini telah melakukannya dengan baik untuk memastikan peraturan dan pemerintah memberikan dukungan kepada startup untuk tumbuh secara berkelanjutan dan mematuhi pedoman yang telah ditetapkan oleh badan-badan seperti Monetary Authority of Singapore (MAS). Negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia juga sudah mulai menunjukkan geliat untuk membantu memastikan pemain-pemain di industri keuangan, ekonomi, dan konsumen terlindungi dengan baik.
Perbankan tradisional mulai terganggu dengan hadirnya startup
Sejumlah startup di sektor fintech mulai mengaburkan garis batas antara peran bank dan para “pengganggu” itu sendiri. Sekarang, lembaga keuangan juga sudah mulai memanfaatkan teknologi untuk mengantisipasi perkembangan. Selain digitalisasi, penerapan teknologi juga diharapkan mampu memberikan sesuatu hal yang baik dalam hal pengalaman pengguna yang lebih interaktif dan intuitif. Teknologi juga mampu membuat perbankan mengoptimalkan data baik terstruktur maupun dengan teknologi big data dan menempatkan pelanggan sebagai fokus utama dalam bisnis.
Evolusi pembayaran
Masih minimnya penduduk Asia yang memiliki rekening bank memberikan peluang besar bagi penyedia layanan untuk memberikan mereka kesempatan pertama memiliki layanan bank dengan pilihan pembayaran melalui gawai yang mereka miliki. Inisiatif ini telah mendorong para penyedia layanan untuk meningkatkan jangkauan akses ke layanan keuangan melalui internet dan jaringan mobile.
Di India, misalnya, perusahaan mobile mengajukan izin untuk beroperasi "bank pembayaran" yang dapat menangani deposito dan pembayaran, tapi bukan pinjaman. mendorong untuk menjangkau pengguna yang tidak memiliki rekening bank melalui saluran digital.
Mulai meningkatnya era P2P, dimulai dari Tiongkok
Di Tiongkok, jumlah platform pinjaman P2P telah berkembang dari 948 buah pada bulan Februari 2014 menjadi lebih dari 1700 buah di bulan Maret 2015. Di Asia Tenggara, pembayaran P2P juga mulai naik, meski regulasi masih menjadi hambatan.
Sign up for our
newsletter