Program Akselerator Sequoia "Surge" Masuki Batch Ketiga, Incar Lebih Banyak Startup Indonesia
Sequoia berharap dapat menggaet lebih banyak startup lokal bergabung dalam Surge
Surge, program akselerator Sequoia Capital India, kembali dibuka untuk batch ketiga. Menargetkan lebih banyak startup Indonesia untuk bergabung ke dalam ekosistem Sequoia dalam mengembangkan perusahaannya.
Komitmen Sequoia untuk startup Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi. Mereka masuk ke ASEAN dan Indonesia pada 2014, ditandai lewat pendanaan untuk Tokopedia bersama SoftBank. Berlanjut untuk Gojek dan Traveloka, hingga kini disebutkan ada 15 startup lokal masuk ke dalam portofolionya.
"Tiap tahunnya perkembangan Indonesia selalu pesat, makanya selalu punya daya tarik kuat buat para investor. Kami berharap dapat menggaet lebih banyak startup lokal bisa bergabung dalam Surge," ujar Managing Director Surge Rajan Anandan, kemarin (18/12).
Dari batch pertama dan kedua, startup lokal yang terpilih jumlahnya bertambah dari dua (Bobobox dan Qoala) menjadi tiga (Storie BP, Chilibeli, dan Rukita). Rajan berharap angka itu dapat bertambah, malah dia berharap Indonesia bisa mendominasi dari setiap kuota startup yang dibuka per batch-nya.
Surge membuka dua batch dalam setahun dengan kuota sekitar 15-20 startup untuk dibina selama 16 minggu per batch. Startup yang bergabung bisa masih berupa ide atau konsep, asal founder tersebut berkomitmen full time untuk mengembangkannya jadi bisnis nyata.
Startup tahap awal yang sudah punya bisnis diwajibkan mencantumkan kinerja bisnisnya, seperti traksi untuk mengukur seberapa besar potensi industrinya. Surge juga tidak membatasi segmen startup apa yang bisa bergabung, yang penting bergerak di teknologi.
"Langkah pertama adalah mengisi seluruh informasi soal startup mereka secara online. Dalam 30 hari akan ada follow up dari tim Surge apakah lanjut ke tahap meeting untuk tahapan beberapa seleksi berikutnya."
Pendaftaran batch ketiga sudah dibuka pada awal Oktober hingga 15 Januari 2020. Program akan berlangsung mulai Maret sampai Juli 2020. Berjalan secara paralel, Surge membuka batch keempat setelah pendaftaran batch tiga ditutup. Begitupun seterusnya untuk batch ke depannya.
Setiap startup yang bergabung akan mendapat pendanaan awal dengan nilai sekitar $1 juta-$2 juta (sekitar Rp14 miliar-Rp28 miliar). Dana tersebut dapat digunakan membangun tim yang solid dengan memanfaatkan jaringan program Sequoia lainnya, yakni 10x Engineer dalam mendapatkan talenta terbaik.
Dana juga dapat digunakan mematangkan produk agar siap dikomersialkan dan membangun perusahaan agar lebih sustain. Rajan menjelaskan selama ini pendanaan tahap awal untuk startup banyak yang berada di bawah kapital yang dibutuhkan.
Dari hasil riset internalnya, pendanaan tahap awal di India, menurut 78% founder, senilai di bawah $800 ribu (sekitar 11 miliar Rupiah). Sedangkan di ASEAN lebih rendah, mencapai $500 ribu (hampir 7 miliar Rupiah) menurut 59% founder.
Di samping itu, perjalanan menuju pendanaan Seri A harus melalui banyak putaran kecil. Baik di India maupun ASEAN harus melewati setidaknya lebih dari dua kali untuk mendapatkan pendanaan Seri A. Alhasil mengakibatkan saham founder cepat terdilusi sejak dini dan menghabiskan terlalu banyak waktu.
"Padahal tahap awal adalah saatnya perusahaan untuk fokus membangun tim yang solid agar bisa menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen. Founder harus paham secara mendalam tentang calon konsumen mereka saat membuat model bisnis nantinya."
Di luar Surge, Sequoia juga berinvestasi untuk startup tahap awal. Misalnya, Kargo dan Online Pajak. Terkait komitmennya untuk berinvestasi di luar Surge untuk tahap awal, Rajan enggan mengungkap lebih jauh.
Rajan mengaku setiap tahunnya perusahaan selalu mengalokasikan dana untuk follow on funding portofolio Surge. Salah satunya, pendanaan untuk startup SaaS asal India Seekify sebesar $1,5 juta dan startup agritech Bijak sebesar $2,5 juta, bersama investor lokal lainnya yang fokus pada pendanaan tahap awal.
Sign up for our
newsletter