22 August 2015

by Yoga Wisesa

[Review] OnePlus One

Mantan VP Oppo Pete Lau dan Carl Pei mengambil langkah yang jitu ketika mereka memulai OnePlus. Terlepas dari tanda tanya besar mengenai apakah ia merupakan bagian dari Oppo, device perdana bernama OnePlus One sangat sukses dilihat dari respons media serta penjualan. Target 50.000 di awal berakhir membeludak, melampaui satu juta unit di akhir tahun 2014.

Meski kita sekarang telah berada di momen awal ketersediaan OnePlus 2, hingga kini One masih layak menjadi pertimbangan buat konsumen yang mencari handset mumpuni di harga terjangkau. Kasarnya, hanya dengar mengeluarkan setengah harga smartphone flagship produsen lain, One menawarkan kualitas serupa baik di luar maupun dalam. Mayoritas khalayak setuju, perbandingan performa dan harga OnePlus One memang berkedudukan di titik terbaik.

Namun seiring berjalannya waktu, kinerja OnePlus One pelan-pelan mulai dikejar para kompetitor. Apalagi mengingat device andalan semisal Galaxy S6 dan HTC One M9 semakin canggih lagi. Apakah saat ini, moto 'flagship killer' yang diusungnya tetap relevan? Dan bagimana nasibnya setelah kita tahu bahwa posisi One akan tergantikan oleh sang penerus, OnePlus 2.

Untuk lengkapnya, silakan simak artikel review ini.

Construction, appearance & design

OnePlus One memang bukanlah smartphone pemecah rekor kecantikan atau memiliki rancangan paling ramping, tapi saya camkan satu hal: penampilannya setara atau bahkan melampaui smartphone seharga Rp 7 juta ke atas. Sewaktu tidak menyala, frame hitamnya seakan-akan menyatu ke layar. Bagian atas dan bawah sedikit melengkung, kemudian ada bingkai plastik berwarna perak yang memisahkan panel dengan bagian belakang.

Cover baterai memanfaatkan material unik. Ia mirip batu, atau mungkin ampelas, namun terasa rubbery serta sangat lembut di tangan. Bahan ini memastikan One tidak mudah tergelincir dari genggaman. Modul kamera (plus dual flash LED) serta logo diletakkan secara seksama. Komposisi mereka dengan badan 'sandpaper' kelabu menyebabkan One tetap terlihat apik walau ditaruh telungkup. Perhatian produsen terhadap detail sangat luar biasa.

Info menarik: Soft Launch’ di Indonesia, Sanggupkah OnePlus 2 Sikat Smartphone Flagship Kompetitor?

Build quality OnePlus One tidak perlu dipertanyakan. Saya tidak menemukan titik kelemahan konstruksi di smartphone berdimensi 152,9x75,9x8,9 milimeter ini. Ukuran dan bobot 162 gramnya seimbang, One tidak berat dan tidak terlalu ringan. Terdapat port audio 3,5 di atas, tombol volume fisik di sebelah kiri dan power di kanan sehingga pengambilan screenshot tidak sulit.

Port micro USB sendiri terletak di bawah, di tengah-tengah lubang speaker. Secara keseluruhan, saya sangat menyukai pendekatan desain industrial di OnePlus One. Akses ke SIM card berada di kiri, dengan mendorong lubang pin mungil di sana.

Screen

Besar layar One sedikit lebih lebar dibanding standard device flagship yang ia coba kalahkan. Smartphone memiliki display 5,5-inci beresolusi 1920x1080-pixel dengan kepadatan 401ppi dan rasio layar ke tubuh sebesar 71,9 persen. Viewing angle-nya cukup baik berkat jenis IPS besutan JDI, transisi warna dan ketajaman tak banyak berubah ketika dilihat dari samping. Di kelas ini, rasio kontras, dan kecerahan terbilang memuaskan, walaupun masih ada ruang buat peningkatan.

Terlepas dari hal tersebut, OnePlus One mempunyai akurasi warna jempolan. Warna putih lebih bersih, lalu rona warna-warni lain juga tampak natural. Oh, jangan lupakan level kegelapan hitamnya yang tak kalah istimewa. Saya pribadi merasa sisi teknis pada layar tidak terlalu penting saat Anda sedang sibuk menikmati permainan-permainan mobile, namun sangat membantu ketika kita ingin mengevaluasi hasil-hasil jepretan kamera.

Display tak lupa dilindungi oleh lapisan Corning Gorilla Glass 3, sehingga hanya orang-orang sembrono saja yang berpotensi besar untuk merusaknya.

Camera

OnePlus One dilengkapi standar komponen fotografi smartphone di era 2014. Anda akan menemukan sensor Sony IMX214, dipadu aperture f/2.0, sistem lensa 6P dan jarak focal 3,8 milimeter, atau 28 milimeter mempertimbangkan crop factor pada sensor. Handset tidak kesulitan menyuguhkan detail tinggi, efek blur juga minim dan respons tombol shutter-nya gesit. Pada skenario tertentu, kamera sanggup melawan backlight, hanya saja muncul noise di area-area gelap.

Kapabilitas kamera di ruang temaram relatif kurang konsisten. Di mode auto, hasil jepretan lebih menguning dibandingkan aslinya. Kemudian objek-objek hitam terpantau grainy. Warna jadi lebih natural di mode HDR, masalahnya dalam beberapa kali pengambilan, persentasi blur-nya tergolong tinggi. Flash LED ganda cukup berguna di momen-momen genting, meskipun terkesan kurang bertenaga.

Smartphone mampu merekam video sampai 2160p di 30fps, serta 1080p dengan 30 atau 60fps. Jika Anda berkenan menurunkan resolusinya ke 720p, frame rate sebesar 120 telah menanti demi mendukung slow motion 1/4 kali. Kelemahan terbesar dari fungsi fotografi OnePlus berada pada interface aplikasi default. Akses ke setting memang praktis, tapi icon-icon tombol di sana tak begitu familier. Dan buat menemukan efek semisal Posterize atau Neon, Anda perlu men-scroll cukup jauh ke bawah.

Sebagai pelengkap, OnePlus membubuhkan sensor 5-megapixel di kamera sekunder - cuma pas untuk video chat atau membuat video blog dadakan.

Sampelnya dapat dilihat di bawah.

 

Operating system & interface

Untuk antar muka, kita tahu OnePlus berkolaborasi dengan satu tim pencipta ROM custom populer. OS Cyanogen 12 tidak memodifikasi basis Android 5.0.2 Lollipop-nya secara berlebihan. Kemudahan yang biasa Anda peroleh hadir di sana. Saya sangat mengapresiasi fitur notifikasi lockscreen hitam-putihnya, terutama belakangan saat saya tidak bisa lepas dari game Fallout Shelter.

Info menarik: [Review] Asus Zenfone 2 ZE551ML

Connectivity

Pernak-pernik konektivitas meliputi Wi-Fi, Bluetooth 4.1, GPS, NFC, dipadu sensor accelerometer, gyroscope, proximity dan kompas. Sayang sekali tidak tersedia radio FM.

 

Hardware & performance

Berbekal system-on-chip Qualcomm MSM8974AC Snapdragon 801 dengan CPU quad-core Krait 400, GPU Adreno 330, RAM 3GB, dan memori internal 64GB (di unit review ini), saya pikir OnePlus One tak akan kesulitan menyikat seluruh permainan mobile bergrafis intens. Dalam pemakaian normal, baterai berkapasitas 3100mAh-nya sanggup menemani Anda hingga satu setengah hari. Ditambah olah email, browsing, dan bersosial media, daya tahannya turun ke 14-15 jam. Kecuali jika seperti saya, Anda tak dapat lepas dari game.

Selain Fallout Shelter, saya menguji kinerja OnePlus One lewat permainan Real Racing 3, Nova 3, Asphalt 8: Airborne, Sonic Dash, serta software benchmark AnTuTu. Kualitas visual di Real Racing 3 dan Asphalt 8 tak kalah dari game-game PlayStation 3. Efek blur, partikel, lens flare, bayangan, debu di kamerai, sampai refleksi objek di tubuh mobil, termasuk bayangan di spion, semuanya muncul.

Di sejumlah adegan dalam Nova 3, saya bisa mendeteksi adanya sedikit bumbu motion blur dan depth of field. Lalu ujung tubuh Sonic di Sonic Dash terlihat menyala, dan tekstur tidak lagi flat seperti di device-device golongan 'menengah ke bawah'. Namun Anda harus memaklumi ketiadaan anti-aliasing. Artinya, ujung objek serta karakter game tampak jagged. Tak ada yang saya keluhkan di tes game.

Uji AnTuTu saya jalankan beberapa kali, dan hasilnya sangat unik. Skor tidak pernah berada di bawah 48000. Hebatnya, tidak jarang ia sanggup menembus 50000 - tepatnya 50128, menyingkirkan Meizu MX4, Samsung Galaxy Note 8 dan Asus Zenfone 2.

Output suaranya terdengar nyaring, tapi saya tetap merekomendasikan tambahan earphone/headphone. Pertama, audio jadi lebih optimal. Kedua, speaker berposisi di bawah. Sewaktu bermain game, ia seringkali tertutup tangan.

 

TRL's verdict

Salah satu penghalang terbesar bagi OnePlus One merebut kursi kehormatan di lini smartphone Rp 4 jutaan adalah Asus Zenfone 2, meski dalam hal desain dan QC, ia bukan tandingan OnePlus One. Seandainya One merupakan flagship killer, ia masih dibayang-bayangi Zenfone 2 karena berpeluang menumpas 'sang pembunuh' . Bagi para pemilik OnePlus One sendiri, saya rasa tidak ada alasan signifikan untuk buru-buru beralih ke OnePlus 2.

Mungkin hingga triwulan kedua 2016, OnePlus One tetap jadi smartphone handal dipadu desain yang tak lekang oleh waktu. Ia menyajikan performa istimewa lewat SoC Snapdragon 801 di harga terjangkau. Memang One bukanlah produk sempurna, akan tetapi kelebihan-kelebihannya mampu menutupi sejumlah faktor negatif.

OnePlus One dapat Anda beli sekarang di Lazada seharga mulai dari Rp 3,5 juta (harga diskon).