12 August 2015

by Yoga Wisesa

[Review] Smartfren Andromax R

Era tersedianya 4G LTE di Indonesia merupakan sebuah lembaran baru bagi penyedia layanan seluler. Setelah diharap dan dinanti, ia akhirnya bisa kita nikmati.

Transisi ini juga memberi dampak unik terhadap nama familier yang bersandar pada servis CDMA, yaitu Smartfren. Buktinya, mereka turut melepas lima handset anyar demi menopang standar jaringan baru itu. Meski belum dirilis secara komersil, saat ini tahap uji coba terus disempurnakan, rencananya 4G LTE Smartfren akan dirilis secara umum dalam waktu dekat.

Formasi keluarga Smartfren Andromax 4G LTE diperkuat oleh Ec serta Es di lini entry-level, Q dan Qi di mid-range, kemudian Andromax R ditunjuk jadi 'primadonanya'. Meski demikian, berdasarkan desain serta kinerja terpantau bahwa Andromax R bukanlah smartphone premium, lebih ditujukan sebagai alternatif terjangkau dari produk-produk budget yang membanjiri pasar nusantara plus paket internet berkecepatan tinggi.

Andromax Q & Qi sebelumnya telah diulas dalam review versus di Trenologi. Qi memenangkan komparasi tersebut secara tipis, tetapi mungkin masih belum mampu memenuhi kriteria sejumlah konsumen yang menjunjung tinggi falsafah 'price versus performance'. Kesempatan selanjutnya seri Andromax 4G LTE untuk mencuri hati konsumen berada di tangan Andromax R. Ini dia pembahasannya.

Design

Smartfren menunjuk OEM Hisense untuk memproduksi Andromax R, artinya ia masih sepupu Andromax Qi. Yang mengherankan, sensasi kualitas kedua device cukup berbeda. Dahulu saya memuji Qi karena presentasi memuaskan buat perangkat sekelasnya: simpel, padat dan kokoh. Sayangnya hal-hal tersebut tidak saya temukan di Andromax R.

Komposisi ukuran 141x70x9 milimeter dan bobot 128,2 gram menyebabkan R terasa lebih ringan dibanding Qi. Saya sempat mengira bahwa sisi samping handset terbuat dari bahan logam, ternyata tidak, hanya plastik dengan cat metalik perunggu. Di masing-masing ujung, Anda bisa melihat bekas sambungan. Kombinasi back cover matte rubbery, warna coklat semi-mengilap, dan frame hitam menyebabkan penampilannya terasa kurang konsisten. Namun kehadiran backlight LED pada tombol kapasitif adalah tambahan menarik.

Mirip Q dan Qi, akses ke baterai, port microSD, dan slot kartu SIM-nya cukup mudah. Cover belakang tidak merangkul ke bagian samping, serta ada celah buat mengangkatnya. Bahan penutup juga fleksibel, tidak merusak kuku (sedangkan Asus Zenfone 2 memerlukan perjuangan). Pastikan saja Anda menekannya secara merata ketika menutup.

Tombol fisik power dan volume berada di samping kanan, port micro USB di bawah-kanan, modul kamera ditambah dual LED flash di belakang-atas, dan port audio 3,5 milimeter di atas-kiri. Letak lubang audio agak terlalu dempet ke punggung.

Display

Dengan menggeser slider brightness ke posisi maksimal, dibantu fungsi LCD Test di AnTuTu, layar 5-inci berseolusi HD 720p di Andromax R terbukti cemerlang. Berpatokan dari Andromax Qi, warna-warna di R lebih menonjol, hanya saja terdapat sedikit gradasi ke putih ketika display berubah hitam. Di luar ruangan saat siang hari, mata Anda harus berakomodasi lebih berat karena layar Andromax R tidak mempunyai kapabilitas khusus untuk menangani teriknya matahari.

Kabar baiknya, Anda tidak diwajibkan menambahkan screen protector. Layar Andromax R sudah dilapisi kaca Dragontrail. Tentu Anda tetap tidak disarankan menggunakannya semena-mena. Problem di layar sentuhnya adalah respons tap serta swipe yang lambat, berefek pada kecepatan mengetik dan banyaknya typo.

Info menarik: [Review] Smartfren Andromax Q versus Andromax Qi

Camera

Kualitas kamera Andromax R jauh lebih baik dari asumsi saya sebelumnya - apalagi melihat ukuran sensor serupa dengan Q dan Qi, sebesar 8-Mp (sekali lagi membuktikan bahwa jumlah megapixel tidak dapat dijadikan takaran kinerja kamera). Terlepas dari keluhan saya pada lambatnya waktu fokus, hasil fotonya tergolong jempolan untuk smartphone ekonomis. Beberapa skenario foto macro disanggupi oleh Andromax R asalkan cukup cahaya.

Detail tekstur tampak tajam, warna-warninya cukup kontras, cerah dan tidak flat. Lewat sedikit trik, saya bisa memperoleh efek bokeh. Kendalanya cuma fokus yang kerap berubah, sering beralih ke belakang objek utama. Di dalam kamar dengan pencahayaan lampu neon putih, hasil fotonya bersih. Sewaktu saya matikan lampu, gambar sedikit menguning dan noise mulai muncul.

Ada kejutan menanti dalam fungsi video Andromax R. Selain perekaman di resolusi full-HD 1080p, ia turut dibekali kapabilitas high-speed recording di 120 frame rate - walaupun di batasan VGA. Baik foto maupun video dibantu sepasang flash LED. Apa kabarnya kamera 'selfie' 5-Mp di depan? Bagi saya ia lebih pas digunakan untuk video chat. Hasil selfie jadi lebih apik jika Anda memanfaatkan Bluetooth trigger terpisah plus kamera utama.

Ini dia beberapa sampel fotonya:

Info menarik: Rilis SiPINTER, Smartfren Ringankan Tugas Para Babinsa

 

Platfrom & User Interface

Andromax R memanfaatkan sistem operasi Android 5.0.2 Lollipop dipadu tampilan khas ala Smartfren dan 'bingkisan' software pre-installed. Tergantung perspektif Anda, app tersebut bisa membantu atau malah mengganggu. Saya sendiri tidak membutuhkan Bank Sinarmas, A+ Smart English, Games Anti Galau, Uangku, Zalora dan lain sebagainya (termasuk demo trial Real Football 2015 serta Modern Combat 4), jadi mereka ini yang pertama saya korbankan (uninstall atau disable) demi membebaskan sedikit ruang di penyimpanan internal.

 

Connectivity

Semua jenis konektivitas yang Anda butuhkan tersedia di sini: Wi-Fi, Bluetooth 4.0, USB 2.0, dan slot micro SD hingga 32GB. Melengkapi network LTE TDD dan FDD, Andromax R masih mendukung jaringan CDMA EVDO Rev A. Konektivitas bisa jadi keunggulan utama dari perangkat ini, sama seperti pembahasan akan perangkat Andromax yang mendukung 4G LTE maka perangkat ini bisa mendukung jaringan internet yang lebih cepat.

Hardware & Performance

Ternyata dalam meracik keluarga Andromax 4G LTE, Smartfren mengusung tipe system-on-chip yang sama, yakni Qualcomm Snapdragon 410. Ia dipersenjatai CPU quad-core Cortex A53 1,2GHz, GPU Adreno 306, RAM 1GB, flash memory 8GB, serta menyedot tenaga dari baterai Li-ion 2.200mAh. Untuk komponen terakhir tersebut, daya tahannya terbilang awet (diisi penuh pagi hari, 70 persen di jam 12 siang), walau dalam penggunaan sehari-hari Anda direkomendasikan men-charge-nya tiap malam.

Dari tes di software benchmark AnTuTu 5.7.1, Andromax R meraih skor tertinggi di 20913. Mungkin dengan menabung beberapa ratus ribu Rupiah lagi, Anda bisa mendapatkan handset berkinerja olah data lebih tinggi. Tapi ingat, Andromax dari Smartfren pada dasarnya tidak sekedar menyuguhkan device saja.

Game Asphalt 8: Airborn, Sonic Dash dan Real Racing 3 juga saya uji sebagai tolak ukur kemampuan Andromax R di segi hiburan. Kejutan kedua di sana ialah handset ekonomis ini sanggup menjalankan Real Racing 3 dengan lancar. Memang mutu grafisnya tidak secanggih OnePlus One ataupun Asus Zenfone 2 - efek partikelnya minim, beresolusi rendah, tidak ada pantulan di cermin spion, dan lain-lain - tapi setidaknya Real Racing 3 tersaji mulus tanpa masalah.

Situasi serupa muncul di Asphalt 8. Meskipun terdapat efek lens flare, bayangan objek di mobil terlihat pas-pasan, dan tekstur tampak low-res. Kualitas visual lebih dapat dimaklumi dalam permainan 3D bergaya kartun semisal Sonic Dash, namun penyakit malah disebabkan rendahnya responsivitas layar: si landak biru jadi sering jatuh ke jurang atau menghantam penghalang. Keterlambatan respons input bahkan bisa dirasakan di luar app.

Di segi suara, fitur Dolby Digital Plus memastikan loudspeaker-nya terdengar nyaring. Tapi menambahkan earphone atau headphone dapat membuat output lebih optimal.

 

TRL's verdict

Sebelum keputusan diambil, sebaiknya jawab dulu pertanyaan ini: faktor apa yang paling Anda cari dari sebuah smartphone? Jika layanan dari operator dengan jaringan 4G LTE masuk dalam pertimbangan krusial, maka Andromax R tak cuma terjangkau, namun juga menyimpan berbagai aspek positif. Contoh kecilnya adalah kemera bermutu, ada video 120fps, dan bagi pemula, performa gaming casual-nya pun memuaskan.

Aspek negatifnya meliputi rancangan, build-quality, serta touch screen. Lalu selama memakai Smartfren Andromax R, tertutup kemungkinan bagi Anda buat menggunakan jaringan dari provider lain untuk jaringan utama, tetapi kabar baiknya Adromax R menyediakan dua slot SIM, jadi Anda bisa menambahkan satu kartu GSM.

Smartfren Andromax R dibanderol seharga Rp 1,6 juta. Ia dibundel bersama bonus My Smartplan berisi paket data 8GB, gratis panggilan 1000 menit dan SMS 100 kali ke sesama pengguna Smartfren.