Riset: Tokopedia Jadi Platform Paling Sering Digunakan untuk Jualan Online
Pertumbuhan angka pengguna e-commerce Indonesia tumbuh secara signifikan selama tahun 2020. Menurut laporan DailySocial.id, jumlah pengguna e-commerce meningkat lebih dari 10 juta -- dari 75 juta menjadi 85 juta -- selama pandemi. Para pengguna e-commerce baru ini melakukan pembelian terbanyak untuk kategori perawatan kesehatan, makanan cepat saji atau makanan beku, hingga barang elektronik.
Keuntungan juga didapat dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mulai beralih secara online selama pandemi di tahun 2020. Pemerintah melaporkan bahwa 2,7 juta pelaku usaha telah mendigitalisasi bisnis mereka selama pandemi Covid-19. Dengan demikian, jumlah UMKM yang menembus ekosistem digital hampir mencapai 11 juta, dengan total sekitar 16% dibandingkan dengan total pelaku UMKM di Indonesia.
Berdasarkan hasil riset FGD DailySocial.id, pelaku UMKM mengakui bahwa platform e-commerce sangat membantu mereka untuk menjual produk menjadi lebih luas. Selain tidak perlu lagi memikirkan biaya sewa tempat, mereka juga dipermudah dengan berbagai strategi penjualan yang ditawarkan oleh setiap platform.
Misalnya, Tokopedia menawarkan status keanggotaan seperti Power Merchant, di mana para penjual bisa menggunakan berbagai fitur eksklusif untuk membantu meningkatkan penjualan dan kepercayaan pelanggan. Lewat status keanggotaan tersebut, para penjual bisa mendapatkan akses khusus ke berbagai fitur eksklusif seperti bebas ongkir, voucher toko, broadcast message, dll. Dari hasil riset DailySocial.id, Tokopedia menduduki peringkat teratas sebagai e-commerce yang paling sering digunakan sebagai media berjualan online.
Melihat kesempatan besar ini, persaingan adu inovasi antar pelaku e-commerce semakin ketat. Para pelaku menawarkan berbagai fitur yang mempermudah konsumen untuk melakukan aktivitas belanja hingga pemenuhan kebutuhan sehari-hari melalui platform e-commerce. Beberapa inovasi yang saat ini banyak digandrungi oleh pelaku e-commerce seperti produk investasi untuk tabungan masa depan, produk digital untuk membayar tagihan, dan pinjaman pribadi. Melalui inovasi-inovasi tersebut, e-commerce Indonesia semakin berkembang dan memanjakan konsumen untuk tetap menggunakan platform mereka.
Sebagai contoh, BukaReksa, Bukalapak memungkinkan penggunanya untuk membeli dan menjual produk reksa dana sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial pengguna seperti Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, dll. Shopee juga menawarkan produk serupa lewat investasi emas, sekaligus fitur membayar tagihan secara digital untuk pulsa, listrik, BPJS, hingga tiket transportasi.
Beragam strategi pun dilakukan oleh platform e-commerce untuk memaksimalkan potensi industri ini. Misalnya, Shopee dan Lazada memberikan fitur games dan live streaming di platform masing-masing. Baik Shopee dan Lazada juga fokus pada promo ‘tanggal cantik’ seperti 9.9, 10.10, mengikuti bentuk promosi 11.11 yang diperkenalkan oleh Alibaba. Strategi tersebut digunakan sebagai bentuk promosi untuk meningkatkan engagement pengguna, sekaligus mendorong pembelian produk. Sementara Tokopedia menarik pelanggan lewat program Waktu Indonesia Belanja (WIB), yang menawarkan promosi khusus kepada penggunanya setiap akhir bulan saat tanggal gajian.
Beragam pendekatan tersebut menjadi strategi masing-masing pemain e-commerce untuk menarik semakin banyak pengguna ke platform mereka. Menurut data SimilarWeb pada kuartal I 2021, Tokopedia menjadi platform marketplace yang paling banyak diakses di internet. Tokopedia tercatat memiliki jumlah kunjungan bulanan mencapai 126,4 juta dan unique visitor bulanan mencapai 38,93 juta. Shopee menyusul di peringkat kedua dengan 117 juta kunjungan bulanan dan 35,74 juta unique visitor selama kuartal I 2021. Semenara itu, Bukalapak, Lazada dan Blibli secara berurutan mengisi peringkat 5 besar platform e-commerce di Indonesia.
Sign up for our
newsletter