Mengenal SehatQ, Platform Pengelola Kesehatan yang Menyasar Keluarga Muda
Merupakan proyek binaan pertama Latitude Venture Partners
Indonesia merupakan salah satu pasar strategis untuk industri kesehatan. Mengutip dari data Bappenas, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia pada 2021 diproyeksi mencapai 45 juta penduduk. Angka ini diperkirakan naik dua kali lipat jadi 85 juta di 2022 dan meningkat jadi 145 juta pada 2030.
Artinya, sekarang adalah momentum yang tepat untuk menyeriusinya karena makin tinggi kemampuan ekonomi seseorang, semakin tinggi pula kesadaran untuk memperbaiki gaya hidupnya. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh SehatQ. Startup ini ikut meramaikan di ranah startup kesehatan di Indonesia sejak November 2018.
Head of Communications SehatQ Aniela Maria menjelaskan, perusahaan datang dari pengalaman pribadi founder-nya itu sendiri, yakni Linda Wijaya. Ketika Linda sudah berkeluarga, dia menyadari kesehatan itu penting dalam keseharian. Selalu ada bagian dari unsur kesehatan yang bisa terus dimaksimalkan. Kesempatan tersebut direalisasikan dengan mendirikan SehatQ.
"Secara bertahap kami akan mengembangkan fitur dengan tujuan akhirnya menjadikan SehatQ sebagai asisten untuk bantu orang mengelola kesehatan pribadi dan keluarga muda. Golongan tersebut adalah target pengguna kita," terang Aniela kepada DailySocial.
Selaras dengan misinya tersebut, menarik minat Latitude Venture Partners (LVP) untuk gaet SehatQ sebagai proyek binaan pertama. Di luar investasi eksternal yang dilakukan LVP untuk startup yang sudah beroperasi. Linda sendiri merupakan Managing Partner LVP.
Di bawah binaan LVP, SehatQ secara langsung dipantau perkembangannya dan mendapat jaringan yang bisa dimanfaatkan baik dari LVP maupun Grup Sinar Mas. LVP adalah VC yang disiapkan Sinar Mas dengan struktur pendanaan yang berbeda dengan SMDV. LVP bertindak sebagai venture builder dan venture capital.
Penambahan fitur kesehatan secara bertahap
Untuk tahap awal, lanjutnya, SehatQ fokus perbanyak konten kesehatan. Mulai dari artikel kesehatan berbagai topik, ensiklopedia penyakit dan obat-obatan. Secara total ada 1514 direktori artikel, 1115 ensiklopedia penyakit dan obat yang telah diterbitkan.
"Tim konten kami tergolong cukup kuat. Setiap minggunya kami produksi konten hingga 200 artikel lengkap dengan infografis dan data pendukungnya. Ada tim dokter yang bantu kami melihat akurasi konten apakah sudah sesuai atau belum sebelum dipublikasi."
Berikutnya, perusahaan menambah fitur direktori fasilitas kesehatan berdasarkan lokasi terdekat pengguna. Serta, booking dokter demi permudah pasien membuat janji temu. Untuk masuk ke dalam direktori, perusahaan melakukan sejumlah pengecekan agar dokter yang hadir di SehatQ benar-benar sesuai dengan ketentuan.
Terhitung, SehatQ sudah menampilkan direktori lebih dari 2 ribu dokter dari berbagai spesialisasi di seluruh Indonesia. Diklaim sejak pertama kali situs SehatQ dirilis, telah dikunjungi hingga 1 juta kali per bulannya.
Untuk menuju platform kesehatan yang menyeluruh, rencananya sebelum akhir tahun ini SehatQ akan merilis aplikasi yang sudah dilengkapi dengan fitur telekonsultasi dengan live chat. Menariknya, kata Aniela, fitur ini dapat dimanfaatkan untuk membantu pengguna yang lebih tertarik mengobati diri sendiri dengan obat-obatan yang tersedia di pasaran.
Menurutnya, pangsa pasar orang-orang di kalangan tersebut cukup besar dan ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh SehatQ. Alhasil, dokter tidak dianjurkan untuk membuat resep setiap kali pengguna melakukan live chat. Dia memastikan pangsa pasar ini tidak akan menggantikan lahan dokter yang bertugas di rumah sakit.
"Ada orang yang cenderung berobat dengan herbal, generik, sebelum harus di bawa ke dokter. Namun mereka itu ingin dapat bimbingan dari profesional sebelum mengonsumsinya, agar lebih mendapat kepastian. Itu yang akan kami sasar lewat fitur live chat."
Seluruh data hasil live chat akan secara otomatis terekam dalam sistem SehatQ dan menjadi catatan medis berbentuk digital. Apabila nantinya dibutuhkan oleh pengguna, mereka dapat langsung memeriksa langsung dari aplikasi.
"Kami akan latih para dokter untuk standarisasi layanannya saat fitur live chat sudah resmi hadir."
Tak hanya itu perusahaan juga berencana untuk mengintegrasikan sistemnya dengan fasilitas kesehatan dan penyedia jasa kesehatan agar seluruh pengalamannya bisa jauh lebih seamless.
Dia mencontohkan, dari fitur booking dokter yang sudah tersedia sekarang, nantinya ketika sistem terintegrasi antara SehatQ dengan rumah sakit. Pasien bisa mendapat jadwal janji temu yang lebih pasti karena sudah terhubung langsung dengan rumah sakit tempat dokter tersebut praktek. Begitupun dengan penyedia jasa kesehatan, semisal asuransi, proses klaimnya akan lebih seamless.
"Di saat yang bersamaan kami akan mengadakan grand launching, setelah itu kami mulai agresif memasarkan SehatQ untuk menarik banyak pengguna baru," pungkasnya.
Di Indonesia, selain SehatQ, pemain startup kesehatan lainnya yang sudah lebih dahulu hadir seperti Halodoc, Alodokter, Klikdokter, DokterSehat, Konsula, dan sebagainya.
Sign up for our
newsletter