Sejumlah Rencana Bisnis Carmudi Indonesia Sepanjang Tahun 2017
Mulai fokus ke peningkatan transaksi dengan merambah segmen C2C dan menambah jumlah bursa mobil offline
Menginjak di usia yang ketiga, platform jual beli kendaraan Carmudi Indonesia memiliki sejumlah rencana agresif untuk merebut pangsa pasar online otomotif di Indonesia. Tujuan akhirnya, Carmudi Indonesia ingin menciptakan ekosistem pasar otomotif dengan menyediakan berbagai layanan secara online.
Dengan letak geografis yang luas dan populasi yang besar, Indonesia menjadi pangsa pasar utama dan market terbesar Carmudi, dengan total porsi sekitar 50% dibandingkan dengan enam negara lainnya di kawasan Asia di mana Carmudi telah beroperasi.
Berbicara mengenai pencapaian bisnis Carmudi Indonesia, saat ini Carmudi telah beroperasi di 10 kota, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Malang. Sedangkan listing kendaraan sudah mencapai lebih dari 60 ribu data, dengan rekanan diler terdaftar sudah ada lebih dari 4 ribu. Sedangkan jumlah pengunjung situs rata-rata mencapai 2 juta orang per bulannya.
CEO Carmudi Indonesia Subir Lohani mengklaim pencapaian ini membuat Carmudi jadi platform jual beli kendaraan dengan pertumbuhan yang paling signifikan di Indonesia. Untuk kembali meneruskan pencapaian tersebut, Subir mengatakan pihaknya akan melakukan beberapa inisiatif baru seiring dengan pengalihan fokus dari awalnya menambah listing kendaraan menjadi peningkatan transaksi bisnis.
"Tahun lalu itu jadi pencapaian terbesar kami dari berbagai sisi bisnis sebab strategi pemasaran yang kami pakai tidak hanya online tapi juga offline. Strategi offline itu penting karena pasar Indonesia masih terlalu dini bila langsung diterapkan full online," terang Subir kepada DailySocial.
Masuki segmen bisnis C2C
Adapun yang dimaksud dengan peningkatan transaksi bisnis, Carmudi berencana untuk membuat administrasi jadi lebih ringkas antara penjual kendaraan dengan pembeli, terutama antara penjual dan pembeli individu. Dalam kaitannya dengan hal ini, Carmudi berencana akan mulai menyeriusi segmen C2C (Customer to Customer), namun dengan sentuhan yang berbeda.
Subir menjelaskan sebenarnya di dalam Carmudi sudah menampung penjual dari kalangan individu, jumlahnya tumbuh hampir 3x lipat sejak akhir tahun lalu hingga kini. Peningkatan ini menunjukkan bahwa ada potensi besar bila segmen C2C digarap dengan serius. Pihaknya memproyeksi jumlah penjual individu akan bertambah hingga 10x lipat sampai akhir tahun ini.
Dia menerangkan penjual individu yang memilih untuk menjual kendaraan secara sendiri, biasanya menginginkan harga jual lebih tinggi daripada yang ditawarkan diler. Sayangnya, mereka juga memiliki kecenderungan untuk meminta pembayaran di muka secara tunai tunai kepada pembeli.
Kondisi tersebut membuat transaksi secara C2C jadi permasalahan, sebab tidak semua pembeli bisa mendapat kucuran kredit dari perbankan dalam waktu cepat.
"Kalau menjual kendaraan lewat diler, penjual akan mendapat uang tunai secara cepat tapi harga jualnya jadi lebih murah. Sedangkan kalau jual sendiri, bagi pembeli agak susah mendapatkan uang tunai untuk pembayaran DP. Permasalahan ini akan kami coba berikan solusinya, kami akan buat transaksi jadi lebih mudah."
Lagipula, dengan mulai menyeriusinya segmen C2C ini membuat penjual individu akan semakin dilirik tidak hanya oleh pembeli dari kalangan individu saja, tapi juga dengan diler itu sendiri. Carmudi berharap layanan ini akan semakin membuka peluang-peluang yang dapat menciptakan transaksi ke depannya.
Menambah lokasi Carsentro
Beberapa langkah inisiatif yang akan dilanjutkan Carmudi Indonesia, di antaranya pendirian Carmudi Sentra Otomotif (Carsentro) sebuah bursa mobil bekas yang diselenggarakan di banyak kota di Indonesia, seperti di Semarang, Solo, Malang, Surabaya, Yogyakarta, dan BSD. Luasnya berkisar antara 2 ribu hingga 6 ribu meter persegi.
Carsentro menjadi lahan investasi jangka panjang Carmudi untuk meningkatkan penjualan unit mobil bekasnya, sebab ada konsep marketing yang terpadu antara online dan offline. Tak hanya itu, Carsentro bermitra dengan BCA Finance untuk memberikan solusi pembiayaan kendaraan para konsumer dalam menemukan mobil impiannya.
Rencananya, Carmudi akan menambah tiga hingga lima lokasi baru untuk Carsentro lainnya, lokasinya yang akan dipilih diantaranya Palembang, Medan, dan Makassar. Sayangnya, Subir enggan mengungkapkan biaya yang disiapkan perusahaan untuk pendirian Carsentro. Dia hanya bilang bahwa Carmudi menyewa lahan untuk jangka panjang, bukan membeli.
"Meski Carsentro itu offline, tapi kami akan menggiring transaksi tetap ke online. Kami rela berinvestasi demi menjembatani transaksi dari offline ke online sebab di Indonesia itu belum siap untuk full online. Carmudi berkomitmen untuk membangun infrastruktur untuk membantu semua proses transisi ke online jadi lebih mudah."
Carmudi juga akan mulai memasuki kota-kota tingkat dua dan tiga untuk menambah jumlah diler. Rencananya Carmudi akan merambah ke Kalimantan sebagai salah satu daerah ekspansinya.
Tantangan Carmudi
Masih ada sejumlah tantangan yang perlu diselesaikan oleh Carmudi, misalnya edukasi diler itu sendiri. Pasalnya pemilik diler yang berusia di kisaran 50 tahun, umumnya masih memercayai cara konvensional, kurang mawas dengan perkembangan teknologi dan pentingnya pemasaran secara online. Beda dengan pemilik diler yang berusia di kisaran 30 tahun.
"Kami masih melihat adanya generation gap, maka dari itu kami perlu edukasi lebih gencar kepada pemilik diler mengenai pentingnya pemasaran secara online dan value-nya platform kami bagi bisnis mereka."
Subir mengatakan impian akhir dari Carmudi mengikuti jejak Astra sebagai pemenang di segmen otomotif. Astra memiliki ekosistem dengan mendirikan otomotif bekas, baru, keuangan, inspeksi, hingga bengkel.
"Kita semua tahu bagaimana Astra bangun ekosistemnya untuk memenangkan pasar otomotif, sekarang kami ingin seperti mereka namun untuk segmen onlinenya. Makanya kami bangun berbagai macam layanan untuk dukung ekosistem Carmudi," pungkas dia.
Sign up for our
newsletter