1. Startup

Selamat Tinggal Google TV dan Selamat Datang Android TV

Platform Smart TV bentukan raksasa search engine, Google TV tampaknya akan berganti nama. Setelah tiga tahun berupaya untuk menghadirkan konten eksklusif Google ke dalam perangkat televisi pintar, layanan ini dilaporkan telah “dimatikan” oleh pengembangnya sendiri untuk kemudian digantikan dengan layanan serupa yang bertajuk Android TV.

Diberitakan oleh situs berita GigaOM (11/10), Google terlihat sedang berupaya menyusun kembali Google TV yang nantinya akan jauh lebih erat lagi dengan ekosistem Android yang sudah barang tentu dari segi branding tidak diragukan lagi di antara konsumen secara luas. Jadi bisa dibilang layanan Smart TV yang pada awalnya diusung oleh Google TV tak sepenuhnya dihentikan namun diperbaiki dengan mengganti platform secara keseluruhan dengan mengusung dengan oleh apa yang disebut Android TV.

Seperti yang dikutip dari laporan GigaOM, “rebranding” dari Google TV ini dimulai setelah banyaknya produsen-produsen perangkat televisi pintar – yang notabene adalah partner dari Google – yang enggan untuk menyematkan nama brand Google TV pada perangkatnya. Saat ini tercatat ada beberapa brand produsen elektronik yang telah mulai tak memasukkan “nama besar” Google TV seperti Sony, LG, dan juga produsen chipset asal Swiss, STMicroelectronics. Baik Sony, LG, dan berbagai perusahaan lainnya memilih untuk menggunakan sebutan lain bagi TV mereka yang terhubung dengan layanan Google.

Disinyalir, ternyata baik dari tim internal Google sendiri sepertinya kini juga enggan menyebut istilah Google TV atau berupaya untuk mengganti nama tersebut menjadi Android TV. Hal ini terlihat pada sebuah acara Google yang diadakan di Seoul belum lama ini. Dalam event itu, pihak Google memberi nama acara tersebut sebagai “Android TV Developer Day”, hal ini tentu mengindikasikan bahwa Google sudah tak ingin membawa nama Google TV pada layanannya di perangkat TV pintar.

Pada akhir tahun 2011, Executive Chairman Google Eric Schmidt mengatakan bahwa pada pertengahan tahun 2012, mayoritas televisi yang dijual di toko akan mengusung Google TV, namun sampai kini pun bisa dikatakan hal tersebut sangat jarang ditemukan di berbagai model televisi yang tersedia di pasaran.

Penggantian nama dari Google TV menjadi Android TV tak hanya sekedar penggantian nama dan rebranding belaka, namun juga tentunya mengganti aksesibilitas dan teknologi yang diusungnya agar jauh lebih baik lagi. Pada awal kemunculannya di tahun 2010, platform Google TV mengusung sistem operasi Android Honeycomb (3.0+) yang dioptimalkan untuk perangkat tablet. Saat ini, perangkat tablet sudah mengadopsi sistem operasi Android versi JellyBean (4.1 +) dan faktanya, Google TV terakhir ini masih stuck di versi 3.2 aka Honeycomb yang juga berarti berdampak pada mandeg-nya kreasi developer yang sudah tak dapat menyesuaikan versi lawas ini.

Melalui momentum ini, Google menjanjikan akan menghadirkan pembaruan dalam layanan yang dahulu akrab dengan sebutan Google TV. Pihak Google secara resmi pada awal tahun 2013 ini telah menjanjikan akan menghadirkan update versi sistem operasi terbaru bagi layanan Google TV di setiap perangkat TV pintar. Bisa jadi,  momen ini berjalan seiringan dengan penggantian nama Google TV menjadi Android TV, pasalnya Google dilaporkan juga telah mengkonfirmasi akan kehadiran update Android ke versi 4.2 pada kuartal ketiga tahun ini. Selain itu juga, menurut rencana bagi pengguna merk LG, akan memperoleh pembaruan versi yang sama pada akhir bulan untuk kemudian disusul brand-brand lain yang memanfaatkan layanan ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, Google juga menjanjikan perangkat TV pintar Google juga akan memperoleh update terbaru yaitu Android KitKat yang pada beberapa waktu lalu sempat kami beritakan dalam waktu dekat – tentu setelah Android KitKat hadir di perangkat mobile terlebih dahulu. Dengan aksesibilitas terbaru itu, tentu hal ini merupakan kabar yang sangat baik bagi sejumlah developer yang ingin mengembangkan layanan aplikasinya pada layanan smart TV a la Google. Developer tentu akan dapat memanfaatkan API yang terkini yang disediakan oleh Google untuk disuntik langsung kepada platform-nya tersebut.

Walaupun Google TV gagal menarik minat pelanggan dan juga content provider, Google rupanya dilihat tak ingin menyerah untuk menghadirkan layanan Google pada setiap ruang keluarga di tiap-tiap rumah. Google TV juga mendapat respon yang kurang baik dari pihak-pihak lembaga penyiaran konvensional (broadcasters) karena dianggap menawarkan konten yang hampir seluruhnya dapat dinikmati oleh pengguna secara gratis dan mudah – sesuai dengan ekosistem internet yang terbuka dan bebas. Hal tersebut berujung pada pemblokirannya akses Google TV kepada situs-situs lembaga penyiaran tersebut.

Namun Google tak menyerah, berkali-kali Google lakukan pengembangan yang dianggap mampu menarik minat pasar secara luas dengan memberikan layanan yang jauh lebih interaktif dari sebelumnya, dan hasilnya ini, mungkin Android TV menjadi dapat menjadi salah satu “senjata terampuh” Google dalam menghadirkan campaign mereka tersebut sesuai dengan yang sudah dijelaskan di atas.

Dari hal ini sebenarnya masih ada pertanyaan besar di benak saya, mengapa hal ini dilakukan oleh Google (diluar perihal membawa pembaruan versi  pada layanan Google TV) padahal seperti yang sudah diketahui sebelumnya, perangkat Chrome Cast mungkin saja bisa menjadi salah satu perangkat yang mungkin akan menjadi favorit pengguna untuk menghadirkan layanan Google di ruang keluarga masing-masing dengan disematkan ke dalam perangkat TV masa kini.

Apakah Android TV dan Chrome Cast akan bersinggungan? Entahlah, yang jelas saya ingin melihat akan sejauh apa Android TV dan juga mungkin perangkat Chrome Cast-nya akan menggantikan cara pengguna menikmati televisi secara utuh.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again