Seni Memperkuat Aura Kepemimpinan
Aura kepemimpinan bukan hal yang abstrak, tak cuma bisa kita rasakan namun bisa dijelaskan dan dipelajari
“Richard is great, but you know…”. Begitu kata teman-teman sekaligus rekan kerja Richard Hendricks di Pied Piper tentang dirinya. Sebagai pendiri perusahaan teknologi itu, Richard dihormati dan diakui skill-nya oleh semua teman-teman, tetapi lambat laun dia mulai mengesalkan teman-temannya karena gagal untuk mengelola perusahaan dengan benar, yang berakibat pencopotan jabatannya sebagai CEO.
Itu adalah cuplikan serial Silicon Valley musim ketiga, yang dimulai dengan masalah klasik dalam sebuah perusahaan atau organisasi mana pun. Perusahaan membutuhkan kehadiran seseorang dengan aura pemimpin sekaligus keterampilan kepimpinan yang kuat.
Sebenarnya, apa yang dimaksud sebagai aura kepemimpinan? Banyak orang yang bilang aura kepemimpinan adalah hal yang abstrak, tidak bisa dijelaskan, tetapi kita bisa tahu ketika kita melihatnya.
Faktanya tidak selalu demikian. Aura kepemimpinan bisa dijelaskan, yang secara umum adalah kombinasi dari kualitas personal, interpersonal dan kecerdasan emosional, yang berpadu secara tepat dalam diri seseorang. Hasilnya akan terlihat dalam performa kerja Anda, apa yang dirasakan oleh orang lain saat berhubungan dengan Anda, serta seberapa efektif Anda berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal. Semuanya membuat rekan, klien, atau orang yang pernah bekerja dengan Anda merasakan faktor ‘Wow’.
Perlu diketahui juga, aura kepemimpinan tak ada hubungannya dengan busana mahal yang Anda kenakan, gelar, atau bahkan sering kali tidak ada hubungannya hasil kerja Anda yang secara teknis dan skill selalu gemilang.
Untuk bisa mempertegas dan memperkuat aura kepemimpinan Anda, supaya semua orang bisa melihat dan merasakannya, aura kepemimpinan perlu ditebarkan.
Sebagai pemimpin (atau calon pemimpin) Anda akan terus-menerus dievaluasi seberapa baik Anda menampilkan rasa percaya diri, ketenangan, kredibilitas, koneksi, dan karisma.
Nah, berikut ada beberapa strategi sederhana tetapi efektif untuk memperkuat dan mempertegas aura kepemimpinan Anda.
1. Percaya diri 2.0
Orang yang percaya diri (baik pria maupun wanita) dapat dengan mudah memotivasi orang, meyakinkan, dan membuat mereka bersedia untuk mengambil risiko.
Permasalahannya, bahkan orang yang paling percaya diri pun sangat mungkin tergelincir untuk menderita krisis keraguan diri. Di sinilah pentingnya memiliki sebuah strategi pribadi.
Salah satu kunci untuk menampilkan rasa percaya diri adalah dengan mengubah postur fisik Anda. Dengan cara berdiri tegak, bahu terbuka lebar, dan dagu terangkat. Kita dapat mengenali seseorang berwibawa atau tidak, salah satunya dengan cara melihat seseorang memasuki ruangan untuk pertama kalinya, karena otak kita akan menilai kekuasaan seseorang berdasarkan ruang yang diambilnya saat ia berjalan.
Strategi lain yang sama efektif adalah mengingat pengalaman terbaik Anda. Terutama pada saat Anda butuh terlihat percaya diri atau sedang dalam upaya meyakinkan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa bahkan berpikir tentang saat-saat Anda merasa menarik secara fisik atau intelektual, dapat meningkatkan tingkat kepercayaan diri.
2. Tampil elegan dengan kemampuan bersikap tenang
Mantra yang paling baik untuk dapat tampil tenang dan selalu bisa mengendalikan diri dalam situasi yang tidak nyaman, adalah dengan memahami reaksi orang lain.
Bila kita merasa lawan bicara atau peserta rapat menunjukkan rasa tidak senang atau tidak tertarik lewat bahasa tubuh mereka, entah itu investor saat pitching, juri, atau bahkan klien potensial, otomatis dapat memicu berbagai perasaan yang tidak diinginkan. Seperti kecemasan, keraguan diri, dan ketidaknyamanan.
Hal tersebut cukup memicu stres yang mengakibatkan respon limbic otak untuk berada dalam mode ketakutan, reaksinya adalah mengirim sinyal tubuh untuk lari. Dan karena Anda tak bisa lari, hal ini akan memengaruhi bahasa tubuh Anda yang tidak bisa tenang, berkeringat, serta suara yang terpotong-potong akibat napas tak teratur.
Wawasan yang perlu diketahui tentang reaksi orang lain dapat dipetik dari Don Miguel Ruiz dalam bukunya The Four Agreements: A Practical Guide to Personal Freedom (A Toltec Wisdom Book):
"Apa yang orang lain katakan dan lakukan adalah proyeksi dari realitas mereka sendiri, mimpi mereka sendiri. Bila Anda kebal terhadap pendapat dan tindakan orang lain, Anda tidak akan menjadi korban dari penderitaan yang tidak perlu. "
3. Membangun kredibilitas dengan mengucapkan kata-kata yang tepat
Kredibilitas adalah tentang bagaimana Anda berkomunikasi dan tentang bahasa tubuh yang selaras dengan pesan verbal, berkata jujur, bersikap empati, dan efektivitas kata-kata. Selain itu, ternyata pemilihan kata-kata tertentu bisa efektif untuk mendongkrak kredibilitas.
Sebuah studi di Harvard membuktikan hal itu. Studi ini meminta subyek untuk menyela antrian fotokopi, situasinya sudah ada lima orang yang mengantri. Subyek pertama menggunakan kalimat biasa, seperti: “Mohon maaf, bolehkah saya menggunakan mesin fotokopi duluan?”. Hasilnya memiliki tingkat keberhasilan 60 persen.
Namun, ketika subyek lain menggunakan kalimat yang disertai alasan kuat, seperti: “Mohon maaf, bolehkah saya menggunakan mesin fotokopi duluan, karena ini mendesak?”. Tingkat keberhasilannya naik hingga 94 persen.
4. Ganti fokus Anda dalam menjalin relasi
Modal sosial adalah keuntungan yang ada karena hubungan sosial Anda. Modal sosial tercipta akibat dari hubungan yang Anda miliki dengan orang lain. Ini adalah komoditas yang berharga dalam bisnis saat ini.
Hal ini bisa dimulai dengan perubahan sikap: menjalin hubungan bukan tentang mempromosikan diri sendiri atau mendapatkan bisnis baru. Ini tentang menciptakan atau memperdalam hubungan profesional.
Coba lakukan hal ini di acara networking berikutnya: Masuk dalam setiap percakapan dengan tujuan menemukan sesuatu yang dapat Anda lakukan untuk orang lain. Saat Anda mengambil fokus dari mempromosikan diri sendiri dan meletakkannya pada membantu orang lain, Anda secara dramatis meningkatkan kemampuan Anda untuk terhubung secara professional dengan orang lain.
5. Bahasa tubuh yang tepat
Orang-orang yang pernah bertemu dan berbincang dengan Anda, tidak akan selalu ingat yang Anda katakan, tetapi mereka tidak akan pernah lupa bagaimana perasaan mereka saat bertemu Anda. Reaksi emosional yang bisa Anda berikan terhadap orang lain, lebih berkesan dibanding kata-kata Anda.
Perjalanan karier saya dari dulu hingga saat ini mengharuskan saya untuk bertemu, duduk, dan mewawancarai orang-orang sukses dari berbagai industri. Tidak melulu yang berkecimpung di dunia teknologi dan tidak semuanya berusia muda, ada beberapa di antara mereka yang saya temui sudah berusia sangat matang.
Meski saya telah diajari sebagai jurnalis, bahwa ketika saya bertemu dengan orang penting (sukses, berkedudukan tinggi, terserah apa saja sebutan lainnya), harus ingat bahwa posisi antara saya dan dia adalah sejajar.
Ada perbedaan ketika bertemu seseorang yang sukses dan sangat hebat di bidangnya dengan saat bertemu seorang pemimpin yang karismatik. Saat bertemu golongan yang pertama, saya merasa bahwa orang ini benar-benar hebat dan patut dikagumi karena prestasinya. Tetapi saat bertemu dengan seorang pemimpin karismatik, yang saya rasakan justru adalah saya yang merasa hebat, percaya diri, dan berprestasi.
Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan bahasa tubuh. Golongan yang pertama mayoritas mempunyai bahasa tubuh yang menimbulkan kesan percaya diri, kuat, dan prestisius. Sedangkan golongan kedua mempunyai bahasa tubuh yang memancarkan karisma, hangat, serta terbuka.
Lalu, bagaimana supaya bisa punya bahasa tubuh yang bisa secara kuat mempengaruhi orang lain itu? Di antaranya termasuk kontak mata, senyum dan postur terbuka -- kaki tidak disilang, lengan tidak bersedekap, telapak tangan terbuka atau diletakkan dengan nyaman di meja.
Sign up for our
newsletter