17 February 2016

by Glenn Kaonang

Silk Labs Sense Ingin Menjadi Mata, Telinga dan Otak dari Rumah Anda

Merupakan sebuah kamera pengawas canggih yang dibekali integrasi smart home dan kemampuan beradaptasi sesuai konteks

Dunia tidak kekurangan perangkat smart home atau Internet of Things (IoT). Hanya saja, cukup jarang kita menjumpai perangkat dengan konsep "satu untuk semua". Apalagi kalau perangkat itu punya desain yang cukup elegan untuk dijadikan dekorasi ruangan.

Meski sepintas terdengar ambisius, namun inilah misi yang tengah dituju oleh startup baru bernama Silk Labs. Meski usianya belum satu tahun, sosok-sosok di baliknya sudah punya segudang pengalaman di industri teknologi. Utamanya adalah sang pendiri, Andreas Gal, yang merupakan mantan CTO Mozilla.

Produk perdananya bernama Sense. Secara garis besar, Sense tidak jauh berbeda dari kamera pengawas macam. Namun ketimbang menjadi mata saja, ia juga ingin menjadi telinga sekaligus otak dari ekosistem rumah pintar yang telah Anda rencanakan secara merinci.

Fisik Sense sangatlah anggun untuk ukuran perangkat IoT. Sebuah kaca cekung menempel pada kotak kayu yang menjadi rumah dari seluruh komponen elektroniknya. Jantung Sense ada pada bagian tengah kaca cekung tersebut, yang merupakan kamera dengan kemampuan merekam video 1080p.

Namun Sense tidak akan merekam secara konstan begitu saja. Dirinya telah dibekali teknologi pengenal wajah yang dapat mendeteksi beberapa wajah sekaligus. Saat ada orang asing yang tak dikenal, ia akan segera merekam dan mengirimkan notifikasi ke smartphone Anda.

Teknologi pengenal wajah ini juga dimanfaatkan Sense untuk beradaptasi dengan kebutuhan tiap-tiap pengguna. Saat Anda baru tiba di rumah misalnya, Sense akan mengenali wajah Anda, lalu menginstruksikan speaker Sonos untuk memutar playlist lagu favorit Anda.

Ya, kekuatan utama Sense justru ada pada software-nya yang sanggup diintegrasikan dengan berbagai macam perangkat terkoneksi. Sonos hanyalah salah satu contoh, sama halnya dengan bohlam pintar Philips Hue atau Nest Thermostat; saat Anda datang, lampu akan otomatis menyala dan suhu ruangan akan disesuaikan dengan preferensi yang telah Anda tetapkan sebelumnya.

Kemampuan seperti ini biasanya mengandalkan koneksi dengan jaringan cloud. Tidak demikian untuk Sense. Semua pengolahan informasi berlangsung pada perangkat itu sendiri. Ia mengemas spesifikasi yang cukup wah, mencakup komponen seperti prosesor hexa-core dan RAM 2 GB. Soal konektivitas, ia mengandalkan Wi-Fi dan Bluetooth LE untuk berkomunikasi dengan smartphone Anda beserta perangkat lain di dalam rumah.

Sense turut dibekali dengan kemampuan mengenali perintah suara dan gesture. Fungsi-fungsi ini akan terus di-update, seiring dengan bertambahnya integrasi software Sense dengan aneka perangkat smart home.

Silk Labs Sense saat ini sudah bisa dipesan melalui Kickstarter seharga $225, belum termasuk biaya pengiriman internasional sebesar $20. Perangkat ini tentunya akan lebih menarik kalau ekosistem perangkat smart home di rumah Anda sudah cukup lengkap.