SoCash Perkuat Jaringannya di Area Permukiman Selama Pandemi
Memasang lebih banyak akses tunai di area permukiman sub-urban
Kebutuhan uang tunai di Indonesia memang masih tinggi. Menurut SoCash, ada sekitar 60% anjungan tunai mandiri (ATM) di Jakarta berlokasi pusat perbelanjaan/mal. SoCash yang terhitung belum lama beroperasi di Indonesia giat menggenjot laju bisnisnya selama pandemi.
Pembatasan mobilitas selama wabah Covid-19 menambah alasan SoCash memperluas jaringannya di Indonesia. Sejak beroperasi secara pilot pada Maret lalu di area Jabodetabek, SoCash sudah mengincar ekspansi ke daerah lainnya. Salah satu yang paling dekat adalah Lampung yang sedang masa percobaan dengan beberapa kota yang juga akan menyusul. Mereka kini sudah mengantongi sekitar 3000 pengguna dengan 5000 transaksi per bulan di Indonesia.
"Dengan dukungan dari bank mitra kami, kami juga berencana memperluas operasi kami ke kota-kota lain di mana permintaan layanan ATM melebihi pasokan seperti Bandung, Surabaya, Bali, dan lebih banyak lagi," jelas CEO SoCash Hari Sivan.
Gencar memperkuat jaringan
Kebutuhan akan uang tunai sejatinya tetap tinggi selama wabah Covid-19 berlangsung. Namun keberadaan ATM yang kebanyakan berada di mal menjadi halangan bagi warga dalam menarik tunai. SoCash melihat ini sebagai peluang untuk mendekatkan produknya ke pelanggan yang lebih luas.
Sivan mengatakan ada kenaikan pengguna selama Maret-Juni. Berlakunya skema bekerja di rumah yang masif, turunnya jumlah perjalanan, dan sulitnya mengakses ATM jadi alasan kenaikan tersebut.
Ada dua inisiatif yang SoCash lakukan selama pandemi ini. Pertama adalah menyediakan pemasangan mesin uang tunai tanpa kontak yang bisa dioperasikan tanpa menyentuh layar mesin. Kedua adalah memperbanyak akses pengguna ke jaringan mitra mereka di sekitar kawasan perumahan di pinggir kota. Ini belum ditambah kehadiran fitur baru yang SoCash kembangkan untuk melengkapi layanan mereka.
"Kami juga menguji beberapa fitur baru untuk melengkapi spektrum siklus pemrosesan kas seperti Setoran Tunai dan Pembayaran di jaringan kami mengingat bahwa jaringan kami paling dekat dengan daerah perumahan dibandingkan dengan ATM atau bank cabang," imbuh Sivan.
Strategi ke depan
Sebagai layanan alternatif penarikan uang tunai, SoCash tetap bisa dibilang membantu pelanggan bank melayani nasabahnya dalam hal penarikan tunai. Maka untuk strategi lebih jauh, khususnya mengenai akuisisi pengguna, menggandeng mitra bank dengan basis pengguna besar merupakan prioritas mereka.
Selain menggandeng mitra bank, SoCash juga bertekad terus memperluas jaringan penarikan uang tunai mereka. Ritel kecil, kafe, UMKM, toko pulsa, ritel besar, merupakan contoh mitra jaringan yang akan terus diperluas kerja samanya.
"Meskipun kami tidak dapat merinci persyaratannya, pedagang SoCash menerima insentif untuk melayani pengguna kami dari bank karena ini lebih murah secara signifikan daripada ATM atau kantor cabang. Jaringan yang diperluas ini akhirnya menjadi jaringan O2O untuk perbankan untuk kelas menengah perkotaan yang underbanked," tukas Sivan.
More Coverage:
Seperti diketahui cara kerja SoCash memungkinkan pedagang-pedagang seperti yang disebut sebelumnya berfungsi sebagai alternatif ATM. Pengguna bank yang sudah bekerja sama dapat menarik tunai dari toko atau seseorang asalkan mereka sudah terdaftar sebagai mitra SoCash. Kehadiran SoCash di Indonesia sudah terdaftar sebagai penyelenggara teknologi finansial di Bank Indonesia melalui PT Socash Software Service.
SOCASH sebelumnya sudah mengantongi pendanaan seri B senilai US$6 juta atau Rp83,6 miliar. Mereka memperolehnya sejak tahun lalu dari sejumlah investor seperti Glory Ltd., SC Ventures, dan Vertex Ventures. Tahun ini pun mereka menatap babak pendanaan baru. "Kami memang merencanakan putaran pendanaan lain pada akhir tahun ini atau awal tahun depan," pungkas Sivan.
Sign up for our
newsletter