Surplus: Pengertian, Jenis-jenis, Penyebab, dan Akibatnya
Surplus tidak selalu diartikan sebagai hal yang menguntungkan. Makanya mari kita mengenal apa itu surplus di artikel ini!
Surplus adalah istilah yang sering kamu temukan dalam kegiatan ekonomi atau keuangan. Ungkapan ini umumnya digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana jumlah pendapatan yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Namun, ternyata arti surplus lebih luas.
Pengertian Surplus
Sederhananya, ada surplus ketika jumlah aset melebihi jumlah total yang diinvestasikan. Bahwa istilah surplus bisa berarti pendapatan, keuntungan, modal, komoditas, dan aset lainnya.
Dalam konteks anggaran, surplus terjadi ketika pendapatan melebihi biaya yang dikeluarkan. Surplus anggaran dapat muncul dalam pemerintahan ketika pendapatan pajak tetap ada setelah semua program dibiayai.
Surplus tidak selalu berarti positif. Ketika ada kelebihan pasokan produk, itu berbahaya. Namun dalam konteks usulan anggaran, surplus berarti keuntungan.
Surplus berbeda dengan defisit, artinya pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Defisit juga bisa muncul karena impor melebihi ekspor atau aset melebihi kewajiban.
Defisit biasanya menyebabkan siklus ekonomi negatif. Namun, perlu dicatat bahwa beroperasi dengan defisit tidak berarti kamu akan menghadapi kesulitan keuangan. Defisit dapat diciptakan untuk memaksimalkan pendapatan masa depan.
Namun, defisit yang terlalu lama dapat menurunkan nilai saham perusahaan atau bahkan mengurasnya. Itu sebabnya berita tentang defisit selalu mendapat tanggapan negatif, bukan surplus.
Jenis-jenis Surplus
Dari sudut pandang ekonomi, surplus dibagi menjadi dua jenis, surplus konsumen dan surplus produsen.
1. Surplus Konsumen
Dari sudut pandang konsumen, surplus adalah selisih nilai hingga jumlah maksimum yang dapat dibayar konsumen untuk suatu produk tertentu dengan harga produk itu sendiri. Lebih simpelnya, kamu bisa membayar Rp350.000 untuk sekantong beras, padahal harga beras hanya Rp300.000 per kantong.
Jadi kamu sebagai pembeli atau konsumen mendapatkan tambahan hingga Rp50.000. Surplus konsumen karena itu dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana konsumen membayar harga yang lebih rendah dari harga yang ingin dia bayar.
2. Surplus Produsen
Sama seperti surplus konsumen menguntungkan konsumen, surplus produsen menawarkan penjual atau produsen yang sama. Selain itu, surplus produsen juga dapat didefinisikan sebagai harga jual yang lebih tinggi yang diterima penjual dibandingkan dengan harga sebenarnya atau harga awal.
Misalnya, perusahaan kamu ingin menjual smartphone seri terbaru dengan harga mulai Rp 5,5 juta. Namun ternyata produk tersebut laris manis di pasaran dengan harga Rp 7,5 juta. Dengan kata lain, kamu sebagai penjual handphone mendapatkan keuntungan atau surplus hingga Rp 2 juta untuk setiap produk smartphone yang terjual.
Padahal, surplus di sektor keuangan sedikit berbeda dengan persepsi surplus secara umum. Contohnya adalah surplus keuangan, yang berfokus pada ukuran anggaran untuk mengevaluasi jumlah pendapatan yang dihasilkan terhadap jumlah yang dikeluarkan.
Selain itu, biaya atau surplus anggaran dapat timbul untuk individu swasta, perusahaan, dan administrasi publik. Kondisi ini menunjukkan bahwa pihak-pihak tersebut menghabiskan lebih sedikit uang untuk pembelian dibandingkan dengan pendapatan dan pendapatan selama periode tertentu.
Penyebab Terjadinya Surplus
1. Perubahan Permintaan Secara Tiba-tiba
Contohnya adalah pada puncak pandemi COVID-19. Produsen mengalami surplus akibat tingginya permintaan fasilitas kesehatan, layanan internet, dan kebutuhan paket data internet.
2. Peran Pemerintah
Luasnya peran pemerintah tercermin dalam kekuatan China untuk menguasai pasar global. Perusahaan China dengan cepat meningkatkan produksi, sementara pabrikan lain umumnya lebih lambat merespons permintaan pasar.
3. Penetrasi Pasar
Beberapa perusahaan memilih penetrasi pasar massal untuk membanjiri pasar dengan produk mereka. Strategi ini bisa mendatangkan keuntungan besar, namun jika gagal bisa mengakibatkan pasar menjadi jenuh dan tidak mau membeli produk serupa.
Dampak Terjadinya Surplus
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, surplus sesungguhnya tidak selalu positif. Kelebihan dapat memiliki implikasi negatif yang terkait dengan persediaan yang tidak terdistribusi dengan baik.
More Coverage:
Dalam keadaan ini, dampaknya adalah:
1. Kemungkinan Kurangnya Inefisiensi dalam Distribusi Komoditas
Inefisiensi dapat muncul dengan kelebihan produk. Barang dan jasa tidak didistribusikan berdasarkan preferensi konsumen. Dengan kondisi tersebut, produsen dapat mengurangi pasokan dan mengarahkannya ke daerah yang permintaannya lebih tinggi.
2. Peluang untuk Menyimpan Barang
Barang unggulan dapat bermanfaat jika produsen dapat menyimpan produk tersebut di masa mendatang. Misalnya, produk gandum pertanian yang memiliki umur simpan beberapa tahun. Petani dapat menggunakan persediaan ini saat panen buruk dan harga akan turun.
3. Penurunan Harga
Kondisi ini terjadi ketika produk tersebut mudah ditemukan di pasaran. Harga dapat turun menurut konsumen. Namun, perlu berhati-hati saat penurunan harga mulai merugikan produsen. Sebelum merugi, sebaiknya segera kurangi stok.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai surplus. Mudah dipahami bukan? Semoga membantu, ya!
Sign up for our
newsletter