Survei Ipsos: Tokopedia dan Shopee Jadi Layanan E-commerce Favorit
Berdasarkan survei ke 400 responden
Ipsos Indonesia, perusahaan riset pemasaran independen, meluncurkan riset seputar tren layanan e-commerce di negeri ini tahun 2018. Dalam survei yang dilakukan ke 400 responden yang bermukim di Jakarta (25%) dan Pulau Jawa (37%) terungkap beberapa fakta menarik seputar layanan e-commerce favorit, metode pembayaran pilihan, hingga produk favorit.
Tokopedia dan Shopee terpopuler
Layanan e-commerce Tokopedia dan Shopee tercatat merupakan layanan e-commerce yang paling banyak dikunjungi responden secara umum, baik milenial maupun non-milenial, dalam waktu satu bulan terakhir. Sebanyak 49% responden memilih Tokopedia di posisi pertama, disusul dengan Shopee (45%), Lazada (39%), dan Bukalapak (38%). Sementara itu Blibli berada di posisi kelima (17%), disusul JD.id (12%), dan OLX (9%).
Dari ragam kategori produk yang dijual di layanan e-commerce, tercatat produk fesyen dan pakaian olahraga menjadi favorit, baik oleh responden laki-laki (51%) maupun perempuan (68%). Kategori populer berikutnya untuk laki-laki adalah produk teknologi dan gadget (42%) dan produk elektronik (41%). Sementara untuk responden perempuan, segmen pembayaran tagihan / bill payment dan kosmetik sama-sama mencatat angka 49%.
Di sisi pembayaran, transaksi masih didominasi oleh transfer antar rekening bank (75%), diikuti dengan COD (cash on delivery) (13%) dan kartu kredit (12%).
Milenial dan tren belanja
Hal menarik yang juga dicatat di laporan ini adalah mulai maraknya transaksi yang dilakukan kalangan milenial. Khusus di kategori usia ini, Shopee menjadi layanan e-commerce favorit (51%) karena promosi bebas ongkos kirim yang masih dijalankannya. Berikutnya disusul Tokopedia (44%), Bukalapak (38%), dan Lazada (35%).
Biasanya milenial melakukan kegiatan belanja antara 12 siang dan 3 sore (38%) dan melakukannya di rumah (72%).
Selain free ongkir (60%), kalangan milenial juga banyak mencari penawaran cashback (19%) dan promo diskon (16%).
Peranan Instagram untuk bisnis
Secara terpisah, Ipsos Indonesia bermitra dengan Instagram untuk memahami peranan media sosial populer ini untuk meningkatkan bisnis di kalangan UKM. Ipsos mengambil sampel 3012 pengguna Instagram dan 502 profil bisnis UKM (memiliki karyawan kurang dari 250 orang) yang menggunakan layanan ini.
Meskipun layanan e-commerce diharapkan menjadi ujung tombak perkembangan industri di segmen ini, tidak bisa dinafikan bahwa media sosial, khususnya Instagram, menjadi pendukung yang penting bagi bisnis-bisnis yang dijalankan secara online.
Tercatat sebanyak 81% pengguna Instagram di Indonesia menggunakan platform ini untuk mencari informasi lebih lanjut ketika tertarik pada sebuah produk atau merek. Sebanyak 87% UKM Indonesia yang disurvei setuju bahwa penjualan mereka meningkat setelah menggunakan Instagram dan 82% menerima Direct Message (pesan pribadi) dari pelanggan setiap hari di akun Instagram-nya.
Instagram juga banyak digunakan oleh pemilik bisnis kalangan milenial (82%) untuk mencapai target bisnis. Dalam survei tersebut tercatat sebanyak 74% pemilik bisnis kalangan milenial mengaku mengalami peningkatan usaha karena pengguna Instagram mereka.
Rencana menggandeng idEA
Untuk merangkum riset yang lebih akurat terkait tren dan informasi yang relevan seputar layanan e-commerce di Indonesia, Ipsos Indonesia berencana menggandeng idEA untuk secara bersama menghasilkan riset yang komprehensif.
Ipsos Indonesia juga segera meluncurkan aplikasi loyalitas / rewards program agar responden secara sukarela mengirimkan e-receipt mereka usai melakukan pembelian di layanan e-commerce pilihan dengan imbalan poin dan voucher digital. Diharapkan platform ini bisa diluncurkan di Q1 2019 mendatang.
"Dengan dukungan idEA diharapkan platform tersebut bisa membantu Ipsos Indonesia mendapatkan hasil survei secara langsung dari responden. Nantinya data tersebut bisa juga digunakan oleh layanan e-commerce untuk meningkatkan performa," tutup Managing Director IPSOS Indonesia Soeprapto Tan.
Sign up for our
newsletter