Survei Nielsen: Masyarakat Asia Tenggara Lebih Suka Gunakan Uang Tunai untuk Belanja Online
Lembaga survei Nielsen menginformasikan hasil temuannya dari sejumlah konsumen di negara-negara Asia Tenggara bahwa mereka jauh lebih suka menggunakan uang tunai untuk berbelanja online. Menurut survei bertajuk Survey of Saving and Investment Strategies terhadap 30.000 responden di seluruh dunia, konsumen di Filipina, Thailand, Vietnam, dan Malaysia memiliki kecenderungan lebih dari 60% dalam memilih uang tunai ketimbang "uang plastik" (kartu debit dan kartu kredit) atau kartu prabayar.
Konsumen Indonesia cenderung lebih terbuka dibandingkan teman-temannya di negara lain dengan separuh memilih menggunakan uang tunai dan yang lain memiliki preferensi penggunaan kartu. Konsumen Singapura yang seharusnya lebih terbiasa berbelanja online memiliki pendapat yang tak jauh berbeda, denggan 49% masih memilih penggunaan uang tunai. Kekhawatiran tentang keamanan saat berbelanja online masih menjadi perhatian terbesar untuk penggunaan "uang plastik".
Luca Griseri selaku Kepala Layanan Finansial Nielsen Malaysia dan Singapura, seperti dikutip dari New Straits Times, mengatakan, "Secara umum ketergantungan pada penggunaan uang tunai berhubungan dengan rendahnya pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) di negara berkembang. Peningkatan penggunaan metode pembayaran yang lain sangat penting di negara-negara Asia Tenggara ini."
Lebih lanjut Luca menambahkan, "Sangat penting untuk memahami hambatan dan alasan tentang kenapa banyak konsumen yang memilih menggunakan uang tunai ketimbang kartu kredit. Pemerintah dapat mengedukasi rakyatnya untuk menggunakan pembayaran non-tunai secara bertanggung jawab dan berkontribusi untuk kesejahteraan rakyatnya."
Di Indonesia sendiri, meskipun bertumbuh pesat, adopsi penggunaan kartu kredit yang masih terbatas dan ketakutan akan kejahatan yang berhubungan dengan pembayaran online juga menjadi salah satu hambatan pemanfaatan e-commerce yang lebih luas.
Seperti dikutip di acara Bhinneka yang lalu, sesungguhnya pelaku bisnis e-commerce ternama sudah memiliki infrastruktur yang memadai, termasuk layanan pembayaran online, untuk mengakomodasi peralihan budaya ini. Tinggal bagaimana secara bertahap kita mengubah perilaku dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]
Sign up for our
newsletter