Sejak Rebrand Jadi OVO Finansial, Layanan Taralite Makin Terintegrasi dengan Grab dan OVO
Penetrasi produk makin beragam, tidak hanya pembiayaan produktif, kini rambah konsumtif dengan luncurkan OVO Paylater
OVO Finansial, rebrand dari Taralite, berupaya untuk tumbuh sehat dengan masuk ke ekosistem induk, OVO dan Grab, agar penyaluran kredit lebih berkualitas. Kini OVO Finansial tidak hanya masuk ke penyaluran kredit produktif, namun juga konsumtif.
Kepada DailySocial.id, Direktur Utama OVO Finansial Riady Nata menyampaikan, per 7 Agustus 2023 Taralite resmi berganti nama menjadi OVO Finansial. Perubahan ini tunduk pada pengawasan ketat oleh OJK berdasarkan POJK 10/2022 dan regulasi lain yang berlaku.
“Seluruh kegiatan usaha sebelumnya di bawah platform Taralite tetap sah secara hukum dan akan berlanjut di bawah platform OVO Finansial,” ujarnya.
Seperti kebanyakan pemain lending lainnya, OVO Finansial menyediakan pinjaman bisnis untuk mendorong kesempatan yang sama dalam pertumbuhan bisnis. Bedanya, karena perusahaan ini bagian dari OVO dan Grab, maka solusinya melekat dengan kebutuhan pengguna dari induk usahanya.
Berikut produk OVO Finansial sejauh ini:
- OVO | Modal Usaha: pendanaan dengan cara menjaminkan tagihan yang sedang berjalan sebagai sumber pembayaran pinjaman (invoice financing) untuk bantu menjaga arus kas pemilik usaha. Limit yang tersedia mulai dari Rp50 juta-Rp2 miliar dan tenor 1,5%-2,25% per bulan.
- GrabModal Mantul: pinjaman tunai jangka pendek kepada mitra pedagang Grab dan OVO dengan metode pembayaran angsuran harian. Limitnya mulai dari Rp500 ribu-Rp30 juta dan tenor 3%-4% per bulan.
- OVO | Paylater: memberikan kemudahan pembayaran berbagai layanan, seperti GrabFood, GrabCar, GrabBike, dan GrabMart. Produk ini masih bersifat beta dan belum semua pengguna OVO/Grab yang bisa menikmatinya.
Hanya OVO | Modal Usaha yang dipasarkan melalui OVO Finansial dan tidak langsung untuk ekosistem OVO dan Grab. Sedangkan dua produk sisanya, dihadirkan melalui Grab dan OVO secara berurutan.
Lewat ketiga produk di atas, OVO Finansial mengklaim telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp477 miliar sepanjang tahun lalu. Tidak disebutkan pertumbuhan dari tahun sebelumnya. Namun Riady menyampaikan, secara kumulatif sejak perusahaan berdiri di 2015, sebanyak Rp2,29 triliun pinjaman telah disalurkan untuk lebih dari 240 ribu peminjam.
Per hari ini (25/1), TKB90 OVO Finansial berada di angka 98,88%, angka ini tergolong sehat. Berdasarkan data OJK, per September 2023, rata-rata TKB90 di industri ini sebesar 97,18%.
Dibandingkan peers-nya, angka ini cenderung moderat. Meski demikian, Riady menyatakan optimistisnya terhadap pertumbuhan transaksi digital sepanjang 2023 memberikan prospek optimis pada 2024. Mengacu dari proyeksi Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan nilai transaksi digital sebesar 23,2% pada 2024, mencapai Rp71.584 triliun.
Terlebih itu, OVO Finansial mengutamakan pertumbuhan volume dan kualitas kredit yang sehat dan sebagai pendekatan untuk bersaing di industri yang dinamis.
More Coverage:
“Inovasi OVO dan integrasi pembayaran digital ke dalam kebutuhan sehari-hari menempatkan kami pada jalur pertumbuhan yang berkelanjutan, berkontribusi terhadap pertumbuhan transaksi digital secara keseluruhan tahun ini,” pungkasnya.
Sebagai catatan, OVO Group (PT Bumi Cakrawala Perkasa) membawahi sejumlah perusahaan finansial, di antaranya: OVO (PT Visionet Internasional) dan OVO Finansial (PT Indonusa Bara Sejahtera), Bareksa (PT Bareksa Portal Investasi), dan PT ZA Tech Global Indonesia.
OVO Finansial sebelumnya diakuisisi oleh OVO pada Maret 2019. Sebelum posisi CEO dipimpin oleh Riady, perusahaan ini didirikan oleh Abraham Viktor. Abraham exit dari posisinya dan kini mendirikan startup Hangry.
Sign up for our
newsletter