Thrifting: Pengertian, Sejarah, Tips Mengelola Bisnisnya
Belakangan ini, thrifting cukup populer di masyarakat, terutama di kalangan anak muda.
Belakangan ini istilah thrifting menjadi populer di masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Thrifting sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kegiatan berbelanja barang-barang bekas yang masih memiliki kualitas bagus, baik pakaian, sepatu, tas, dan lain sebagainya.
Di Indonesia, kegiatan thrifting lebih akrab disebut sebagai awul-awul dan telah ada sejak lama. Namun, saat ini thrifting kembali menjadi tren akibat kemudahan akses internet yang mendorong perkembangan penjualan barang bekas berbasis online.
Karena thrifting menjadi salah satu kegiatan yang populer belakangan ini, banyak pelaku bisnis yang berlomba-lomba untuk membuka usaha jenis ini.
Nah, jika kamu juga tertarik untuk membuka usaha thrift, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.
Apa Itu Thrifting?
Thrift merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris, di mana jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘hemat’. Sementara thrifting adalah kegiatan berbelanja barang-barang bekas pakai demi mendapatkan harga yang lebih murah atau barang yang tidak biasa ada di pasar.
Meski pada dasarnya thrifting berarti membeli barang-barang bekas, namun bukan berarti kualitas barang yang dijual sudah tidak bagus. Barang-barang yang dijual dalam thrift harus dalam kondisi dan kualitas yang baik.
Bahkan, beberapa barang yang dijual di thrift adalah barang-barang unik dan langka yang susah ditemukan. Beberapa barang yang biasa dijual di thrift, yakni pakaian, tas, jam tangan, sepatu, buku, perhiasan, hingga alat-alat rumah tangga.
Sejarah Thrifting
Thrift diperkirakan sudah ada sejak tahun 1300-an di Inggris. Pada saat itu, istilah thrift merujuk pada fakta atau kondisi berkembang, kemakmuran, tabungan. Menurut The State Press, istilah thrifting mengacu pada penggunaan sumber daya secara hati-hati untuk menjadi makmur.
Pada pertengahan abad ke 19, thrifting dikenal sebagai kegiatan penggalangan dana untuk disumbangkan ke orang-orang yang membutuhkan. Hal ini dipengaruhi oleh berdirinya organisasi seperti Salvation Army dan Goodwill. Popularitas thrifting semakin meningkat sebagai dampak dari Perang Dunia I dan II yang kemudian semakin berkembang dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia hingga saat ini.
Di Indonesia, thrifting lebih dikenal sejak lama sebagai awul-awul. Dahulu, thrifting dikenal sebagai kegiatan belanja barang bekas yang dilakukan oleh kalangan menengah ke bawah. Namun, berkat perkembangan teknologi dan tren zero waste yang berkembang saat ini, thrifting menjadi salah satu kegiatan yang populer dan digemari oleh anak muda.
Tips Mengelola Bisnis Thrifting
Tak dipungkiri, kepopuleran thrifting yang semakin meningkat turut membuka peluang usaha baru untuk menjual berbagai barang-barang bekas. Berikut adalah beberapa tips yang perlu kamu ketahui sebelum mengelola bisnis thrifting.
1. Buat Rancangan Bisnismu
Sebelum memulai bisnis thrifting, kamu perlu membuat rancangan bisnismu terlebih dahulu. Rancangan bisnis yang matang dapat menghindarkanmu dari risiko kerugian dan kegagalan.
2. Cari Supplier yang Tepat
Setelah memiliki rancangan bisnis yang matang, maka ini saatnya untuk mengeksekusi rancangan bisnis yang telah kamu buat. Hal pertama yang harus kamu lakukan untuk memulai berbisnis thrift adalah mencari supplier yang tepat.
Kamu bisa melakukan riset terlebih dahulu untuk menemukan supplier mana yang memiliki barang bekas dengan kualitas barang yang masih baik. Usahakan juga untuk mencari supplier yang memiliki barang thrift dari brand-brand ternama.
3. Selalu Perhatikan Kualitas Barang yang Dijual
Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam mengelola bisnis thrift adalah kualitas barang yang akan dijual. Terlebih, bisnis thrift menjual barang-barang bekas yang harus selalu diperhatikan kualitas dan kondisinya.
4. Promosi Secara Berkala
Terakhir, lakukan promosi secara berkala. Promosi sangat berguna untuk meningkatkan minat pembeli terhadap barang thrift yang kamu jual.
Ada berbagai platform yang dapat digunakan untuk promosi, seperti iklan media sosial, bekerja sama dengan influencer, dan lain sebagainya. Selain itu, kamu juga bisa melakukan promosi dengan menawarkan berbagai promo yang menarik berupa bundling maupun potongan harga tertentu.
Nah, itulah penjelasan mengenai thrifting beserta tips dalam mengelola bisnisnya. Jadi, apakah kamu sudah siap untuk membuka usaha thrifting milikmu sendiri?
Sign up for our
newsletter