9 November 2017

by Yoga Wisesa

Uber Menandatangani Kontrak Dengan NASA Untuk Siapkan Layanan Taksi Terbang di 2020

Los Angeles dipilih jadi lokasi uji coba ketiga karena dianggap sebagai salah satu kota dengan lalu lintas terpadat di dunia.

Gambaran tentang alat transportasi masa depan sudah lama muncul di film-film sci-fi, dan salah satu yang terpopuler ialah mobil terbang. Dalam beberapa tahun ke belakang, ada cukup banyak percobaan pengembangan mobil terbang untuk menanggulangi masalah kemacetan. Dan satu perusahaan teknologi transportasi global juga melihat metode ini sebagai jalan keluar terbaik.

Dalam acara Web Summit di kota Lisbon, Portugal tanggal 8 November kemarin, Jeff Holden selaku head of product Uber menyingkap detail lebih lanjut mengenai program taksi terbang mereka. Proyek bernama Uber Elevate tersebut digarap Uber bersama teknisi dirgantara NASA Mark D. Moore sebagai ujung tombaknya. Agenda pengadaan taksi terbang ini pertama kali disingkap pada bulan Februari silam.

Saat itu, Uber punya rencana buat mengadakan uji coba di Dallas, kemudian menyusul di Dubai. Sang perusahaan memang terlihat sangat optimis dengan gagasan ini, dan kini menunjuk Los Angeles sebagai lokasi tes ketiga. Menariknya lagi, momen tersebut ternyata hadir lebih cepat dari dugaan kita. Sesi uji coba Elevate kabarnya akan dilangsungkan pada tahun 2020 di Los Angeles.

Berdasarkan penjelasan Holden, Los Angeles dipilih karena merupakan salah satu kota dengan lalu lintas terpadat di dunia, dan pada dasarnya belum mempunyai infrastruktur angkutan umum. Baginya, Uber Elevate adalah metode implementasi sistem angkutan umum tanpa memperparah kondisi lalu lintas.

Bersamaan dengan pengumuman ini, Uber turut memublikasikan video konsep yang memperlihatkan cara kerja layanan taksi terbangnya. Di sana, seorang wanita melakukan pemesanan taksi melalui aplikasi mobile - tak berbeda dari servis reguler. Kemudian ia naik ke lantai teratas gedung tempat Skyport berada, melakukan konfirmasi di terminal menggunakan NFC di smartphone, lalu selanjutnya naik ke taksi udara. Di dalam, penumpang bisa melihat info waktu dan jarak tempuh di display.

Selain mengungkap agenda barunya, Uber juga memberitahukan bahwa mereka telah menandatangani kontrak Space Act Agreement dengan NASA, sebagai upaya menciptakan sistem kendali lalu lintas khusus udara untuk mengelola kendaraan-kendaraan 'low-flying'.

Nahkoda proyek ini, Mark D. Moore, telah bekerja untuk NASA selama 30 tahun, dan bidang yang digelutinya seirama dengan metode terbaik penyajian taksi udara menurut Uber. Ketika konsep pengembangan mobil terbang mengadopsi pesawat konvensional, Moore mengajukan pendekatan VTOL atau vertical take-off and landing.

Via Digital Trends & The Guardian.