Validasi Ide Untuk Dominasi Pasar Yang Lebih Tepat Sasaran
Menguasai pasar yang lebih kecil dinilai lebih mudah
Ekosistem startup di Indonesia diakui MDI Ventures sebagai salah satu industri terpanas di Asia Tenggara saat ini. MDI yang merupakan pemodal ventura perpanjangan tangan Telkom ini memang dikenal cukup aktif di tengah ekosistem startup lokal. Ditemui tadi malam (29/10) dalam acara meetup yang diselenggarakan di co-working space Kolega, tim MDI Ventures berbagi pengalaman untuk para penggiat startup untuk memvalidasi ide bisnis sebelum terjun ke pasar.
Acara ini ditujukan untuk mereka yang ingin maupun yang baru memulai terjun di industri startup teeknologi. Disambut oleh Program Manager & Investment Associate MDI Ventures William Gozali, sesi berjalan dengan interaktif di antara para hadirin.
“Venture capital bukan satu-satunya sumber dana untuk startup. Justru untuk membuktikan konsep dan ide, sangat baik jika Anda memulai dari angel investor dan mengikuti program-program inkubasi,” kata William.
Dana tersebut yang nantinya akan mengantarkan Anda dan produk yang lebih matang untuk mulai mendekati diri ke venture capital dalam harapan meraih putaran pendanaan yang lebih besar lagi demi mempercepat proses skalabilitas startup.
Dalam sesi tersebut, MDI Ventures menggarisbawahi tiga skema utama untuk memasuki tahap validasi ide bisnis. Yang pertama adalah being open minded, siap berkompetisi, dan thinking in the system.
“Being open minded maksudnya ialah Anda bisa berangkat dari ide apapun. Bahkan ide yang senilai jutaan dollar saja datang dari solusi sederhana,” kata Investment Associate Joshua Agusta yang mengambil contoh AirBnB, Uber, dan Twitter.
Poin selanjutnya ialah perihal memilih pasar yang tepat. Skema ini bisa dimulai dengan menentukan pasar yang kecil dan memonopolinya. Menurutnya lebih mudah mendominasi pasar kecil daripada yang lebih besar.
Validasi juga merupakan seni melihat permasalahan dengan lebih jauh dan lebih dekat. Dalam poin thinking in the system yang dikemukakan Joshua, ia menilai aspek-aspek teknologi, sosial, dan bisnis menjadi perpaduan ideal yang memiliki formula tertentu. Joshua menganalogikan Flickr yang memiliki aspek teknis cenderung lebih baik, namun sulit bersaing dengan Facebook Photo yang lebih mudah diterima komunitas dan memiliki engagement rate yang lebih tinggi.
Sign up for our
newsletter