Platform Crowdfunding Wujudkan Tutup Layanan
Resmi berhenti per 31 Maret 2017 mendatang
Hendak beranjak di usia lima tahun sejak pertama kali berdiri di 2012, platform crowdfunding Wujudkan justru memilih untuk menutup layanan. Pernyataan resmi disampaikan oleh CEO dan Founder Wujudkan Mandy Marahimini dalam blog-nya.
Kepada DailySocial, Mandy menjelaskan dari total proposal yang masuk ke Wujudkan hanya 51 proposal saja yang berhasil dicapai dari 375 proposal yang masuk, atau tidak pernah lebih dari 12%. Adapun donasi yang berhasil tersalurkan senilai Rp 1,19 miliar.
Pencapaian ini, menurut Mandy terlalu sedikit. Pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlahnya dengan segala kemampuan, namun hasilnya tak kunjung meningkat.
"Angka ini menjadi penting karena Wujudkan bukanlah sebuah lembaga dana, melainkan badan usaha. Angka ini menjadi penting karena biaya operasional yang diperlukan menjadi terlalu besar," ucap Mandy.
Saat ditanya lebih lanjut, Mandy enggan membeberkan hal lainnya, termasuk kendalanya menjalankan platform crowdfunding di Indonesia. "Saya belum bisa menjawab pertanyaan ini."
Pasca mengumumkan kabar ini, pihak Wujudkan menetapkan situs akan berhenti beroperasi per 31 Maret 2017. Perusahaan telah memulai proses cut off dengan tidak menerima Kreasi (sebutan proposal) baru, saat ini tinggal tersisa 11 Kreasi saja yang membutuhkan dukungan dana.
Mandy memastikan pihaknya tidak akan menutup layanan Wujudkan begitu saja tanpa menyisakan jejak sama sekali. Pada tanggal yang sama, nantinya perusahaan akan mengirimkan laman statis dari semua kampanye yang pernah dijalankan kepada seluruh Kreator, agar dapat dipasang di blog atau server masing-masing.
Pihaknya juga akan memindahkan laman Wujudkan ke sebuah alamat WordPress agar selalu bisa diakses, sehingga semua tips cara crowdfunding yang pernah ditulis dapat terus dibaca.
Gugurnya Wujudkan, mungkin menjadi pertanda bahwa strategi bisnis crowdfunding di Indonesia harus makin matang, agar semakin menarik bagi penggagas proyek juga pendana. Misalnya, dengan mengarahkan ke sektor yang lebih beraroma sosial, seperti yang dilakukan oleh KitaBisa dan Gandeng Tangan.
Sign up for our
newsletter