2 November 2013

by Yoga Wisesa

Xenom: Sistem Pendingin Adalah Bagian Terpenting Dalam Notebook Gaming

"Berkebalikan dengan notebook biasa yang pada dasarnya bisa digunakan untuk bermain game, Xenom memang didesain untuk gaming," begitulah yang diungkapkan Rolly Edward sang General Manager produsen laptop gaming asal Indonesia ini. Hal ini jugalah yang menjadi tema presentasi Xenom kali ini.

Kita tahu bahwa merancang gaming notebook tidaklah mudah. Tidak seperti merakit sebuah PC dekstop, pilihan komponen bisa dibilang lebih terbatas dari sepupunya yang lebih besar itu. Kemudian mereka juga harus mempertimbangkan konsumsi daya yang dibutuhkan untuk menjalankan semuanya - tidak boleh kurang, tetapi juga tidak boleh berlebihan mengingat konsep yang diusung gaming notebook adalah 'mobility'.

Setelah semua hal itu terpenuhi, muncul sebuah tantangan yang tidak kalah penting: bagaimana menciptakan sistem pendingin notebook terbaik. Desain notebook gaming yang lebih kecil dengan penempatan komponen yang 'dimampatkan' menyebabkan distribusi panas dari komponen satu ke komponen lain berlangsung sangat cepat. Apalagi Xenom adalah notebook khusus gaming, berarti ia harus dirancang agar tahan digunakan berjam-jam sembari mampu menghasilkan performa tinggi.

Overheat adalah masalah terbesar baik untuk notebook maupun PC desktop. Jika hal ini terjadi, performa hardware (baik prosesor ataupun GPU) akan turun dengan drastis, belum lagi resiko kerusakan permanen. Performa hardware tentu saja berhubungan langsung dengan performa game.

Rolly menjelaskan lebih lanjut, "Rata-rata pengguna (gaming PC) menghabiskan waktu enam hingga delapan jam sehari untuk bermain game. Beberapa gamer malah rela bermain seharian hingga 12 di akhir pekan. Tidak semua notebook dapat melakukan hal itu. Kadang-adang laptop menjadi panas, dan lama-kelamaan komponen di dalamnya akan rusak."

Jadi bagaimana Xenom mengatasi hal ini? Dalam merancang seluruh notebook mereka - baik Pegasus, Siren, Shiva, Phoenix - menggunakan arsitektur sistem pendingin dimana pipa penyalur panas (dalam istilah yang lebih teknisnya heat pipe) dari prosesor dan GPU dirancang terpisah.

Pada rancangan sistem pendingin notebook biasa, produsen hanya menggunakan sebuah heat pipe yang saling terhubung agar distribusi panas lebih merata. Dengan begini notebook hanya membutuhkan satu kipas pendingin - desain lebih kecil, biaya produksi bisa ditekan lebih murah. Namun resikonya adalah jika salah satu komponen menghasilkan panas berlebihan, maka komponen lain juga bisa bermasalah. Sistem pendingin terpisah memastikan komponen-komponen penting seperti prosesor dan kartu tetap terjaga temperaturnya dan tidak 'saling mengganggu'.

Dan menurut Rolly, inilah yang membedakan gaming notebook dengan notebook biasa. Solusi ini sangat cerdas, Anda tidak harus menggunakan hardware-hardware terbaru, hanya perlu sebuah rancangan jitu dan performa bisa tetap tinggi. Sekedar informasi ringan, jika suhu core pada prosesor mencapai 80 derajat Celcius, beberapa produk memiliki sistem pengaman yang akan menurunkan kecepatan clock secara drastis agar inti tidak meleleh - dan Anda harus me-restart perangkat PC agar ia berjalan normal kembali.

Dalam presentasi ini Xenom juga memamerkan sebuah produk laptop gaming terbaru mereka. Bahkan Xenom sendiri belum memutuskan apa nama yang akan diberikan untuknya. Tapi dalam demo yang mereka lakukan, kemampuan notebook gaming ini sangat mengagumkan: Ia bisa menjalankan Crysis 3 (salah satu game dengan visual terbaik dan kebutuhan hardware tertinggi saat ini) sembari menjalankan game balap terbaru dari Codemaster, Grid 2. Dua-duanya berjalan di waktu yang bersamaan dan keduanya dapat dinikmati dengan performa yang tinggi.

Desain notebook gaming ini juga tidak kalah apik: mungkin ia adalah gaming notebook tertipis di kelasnya dengan performa paling tinggi - bahkan jika melihatnya sekilas, kita akan menyangkanya sebagai ultrabook multimedia. Notebook gaming Xenom terbaru ini didukung teknologi khusus dari Intel yang bernama Intel Iris Pro. Teknologi system-on-chip ini adalah pengembangan terbaru dari teknologi integrated graphic card - konsepnya cukup mirip dengan APU dari AMD, namun dengan pengaplikasian yang berbeda.

Satu hal yang menjadi kekuatan Xenom adalah jangkauan layanan mereka - mengingat ia adalah perusahaan lokal - dan juga harga yang sangat terjangkau. Varian entry-level mereka Pegasus bisa menjalankan Crysis dengan setting-an tinggi. Varian ini dibanderol dengan harga kurang dari Rp 9 juta. Varian baru tanpa nama yang saya ceritakan di atas? Hanya US$ 1.599.