Think.Web Resmi Luncurkan "Youtube for The Blind"
Mendapat dukungan dari Yayasan Mitra Netra, belum ada komunikasi dengan pihak YouTube terkait penggunaan nama
Hari ini (18/3) Think.Web resmi meluncurkan YouTubeForTheBlind, sebuah website yang ditujukkan bagi para penyandang tunanetra agar dapat menikmati hiburan audio visual layaknya orang yang dapat melihat. Dalam pengembangan proyeknya, Think.Web didukung oleh pusat layanan dan pelatihan bagi tunanetra Yayasan Mitra Netra selaku pihak yang dianggap dapat memberi masukan teknis agar tujuan pengembangan YouTubeForTheBlind bisa lebih tepat guna.
Co-Founder Think.Web Ramya Prajna Sahisnu mengaku bahwa ide awal YouTubeForTheBlind berawal dari rasa penasarannya tentang bagaimana para penyandang tunanetra mendapatkan pengalaman menonton video di Internet. Selain itu ia juga terinspirasi oleh perkataan Menteri Pendidikan Anies Baswedan. Anies menyebutkan, "Daripada mengutuk dalam gelap, lebih baik menyalakan lilin."
Ramya mengatakan:
"Proyek ini bermula dari rasa penasaran kami bagaimana para tunanetra itu menggunakan Internet, mulai dari browsing hingga menonton. Mereka ternyata menggunakan semua digital channel, termasuk Youtube, tapi fungsinya hanya sejauh audio saja. Lalu bagaimana kalau film? Padahal di sana banyak adegan yang tidak ada dialognya."
"Dari sanalah kami dari Think.Web memberanikan diri untuk menginisiasi program YouTubeForTheBlind.com yang kami harapkan dapat bermanfaat untuk teman-teman tunanetra," tambahnya.
Secara teknis, situs YoutubeForTheBlind ini dapat diakses oleh siapa saja layaknya sebuah situs video biasa. Perbedaannya yaitu video yang dimainkan di situs ini memiliki fitur scene description yang memberikan gambaran suasana dalam video. Deskripsi tersebut nantinya akan dibaca oleh aplikasi text to speech atau screen reader, baik yang sudah tertanam di komputer ataupun dengan memasang aplikasi tambahan, ketika video mulai dimainkan.
Meskipun sudah resmi diperkenalkan ke publik, tetapi situs YouTubeForTheBlind ini sebenarnya masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut, baik itu dari sisi User Interface, User Experience, dan pengerjaan deskripsi dalam video. Pengerjaan memberi deskripsi suasana dalam video masih dilakukan oleh karyawan Think.Web yang sukarela membantu. Namun, Ramya juga mengungkapkan bahwa ke depannya pihak Think.Web akan membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menjadi relawan dalam memberi deskripsi suasana video.
Mengenai penamaan situs yang mengandung nama YouTube, Ramya menjelakan bahwa pihaknya menggunakan nama tersebut karena video-video yang ditampilkan di situs diambil dari YouTube. Ia juga menuturkan bahwa Think.Web sebenarnya sudah menghubungi pihak Google Indonesia terkait dengan inisiasi situs, tetapi hingga kini ia mengaku belum mendapat jawaban. Jika nantinya nama tersebut dipermasalahkan dan harus diganti, ia juga tidak keberatan.
"Mudah-mudahan Google masih berpegang pada prinsip mereka 'don't be evil', jadi (harapannya) kita bisa kolaborasi, bukan ditutup. Kita pakai nama itu biar gampang aja sih, karena kita ambil kontennya dari sana juga. Kalau nanti mereka 'terganggu' dengan itu dan kita diajak ngobrol, kita malah seneng. Soalnya harapan awal kita bisa kolaborasi (dengan YouTube)," tandasnya.
Sign up for our
newsletter