Menciptakan Bisnis Real Estat Berkelanjutan Melalui Ekonomi Sirkular
Menciptakan Bisnis Real Estat Berkelanjutan Melalui Ekonomi Sirkular
Menurut data Mordor Intelligence, pasar real estat di Indonesia memperlihatkan pertumbuhan. Di tahun 2023 ini, nilainya diestimasi mencapai US$61,22 miliar dengan proyeksi pertumbuhan dengan CAGR 5,82% hingga 2028 nanti. Pertumbuhan ini didorong sejumlah faktor, mulai dari kombinasi stabilitas ekonomi, inisiatif pemerintah, dan perubahan pola konsumen dan investasi, terutama di daerah perkotaan.
Inisiatif dan kebijakan pemerintah juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan ini. Upaya seperti menurunkan suku bunga utama, memberikan insentif pajak, melonggarkan pembatasan kepemilikan asing, dan meningkatkan rasio pinjaman-ke-nilai telah berkontribusi untuk meningkatkan pasar perumahan.
Di tengah meningkatnya permintaan pasar, para pengembang juga diharapkan pada tantangan untuk menghadirkan produk real estat yang ramah lingkungan. Hal ini dilandasi dengan fakta bahwa ancaman perubahan iklim semakin nyata dan memberikan dampak langsung pada masyarakat global. Salah satu pendekatan yang kemudian dianggap relevan adalah dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular ke dalam bisnis real estat tersebut secara menyeluruh.
Ekonomi sirkular di real estat
Ekonomi sirkular dalam bisnis real estat merupakan pendekatan inovatif yang berfokus pada penggunaan ulang, perbaikan, dan daur ulang sumber daya untuk menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan. Konsep ini terkadang menantang model bisnis tradisional yang sering kali bersifat linear, di mana bahan dibuat, digunakan, dan kemudian dibuang.
Dalam konteks real estat, ekonomi sirkular bisa diaplikasikan melalui berbagai cara, misalnya:
- Desain dan Konstruksi Berkelanjutan: Bangunan dirancang sedemikian rupa sehingga mudah untuk diubah, diperbaiki, atau didaur ulang. Hal ini dapat meliputi penggunaan bahan yang ramah lingkungan dan efisien energi.
- Pemanfaatan Ulang Bangunan: Alih-alih merobohkan bangunan lama, mereka dapat direnovasi atau diubah fungsinya. Ini mengurangi limbah konstruksi dan mempertahankan sumber daya yang telah digunakan.
- Pengelolaan Energi dan Air: Penggunaan teknologi untuk mengoptimalkan efisiensi energi dan air di bangunan, termasuk penggunaan sistem pemanas dan pendinginan yang efisien, serta sistem pengumpulan air hujan.
- Model Bisnis Berbasis Layanan: Daripada menjual properti, perusahaan real estat bisa menawarkan sewa jangka panjang atau layanan manajemen properti, mendorong perawatan dan pemeliharaan bangunan yang lebih baik.
- Kerja sama dengan Stakeholder: Kolaborasi antara pengembang, pemerintah, dan konsumen penting untuk menciptakan standar dan insentif bagi praktik ekonomi sirkular.
Menurut laporan oleh Ellen MacArthur Foundation, penerapan ekonomi sirkular dalam real estate tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga dapat menghasilkan nilai ekonomi yang signifikan. Misalnya, dalam sebuah studi kasus di Denmark, ditemukan bahwa dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular, dapat terjadi penghematan biaya hingga 15% dalam pembangunan baru dan renovasi.
Selain itu, menurut World Economic Forum, pendekatan ini juga meningkatkan daya tarik properti dalam pasar, karena bangunan yang lebih berkelanjutan sering kali lebih menarik bagi penyewa dan pembeli yang semakin sadar lingkungan.
Praktik ekonomi sirkular
Penerapan ekonomi sirkular dalam real estat dapat diejawantahkan dalam sejumlah strategi, mulai dari alokasi ruang hijau, pemanfaatan material ramah lingkungan, desain modular, hingga di aspek model bisnis. PARADISE INDONESIA, sebagai grup perusahaan properti yang mengembangkan real estat dan proyek properti komersial lainnya berkomitmen mulai menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam lini bisnis mereka, salah satunya melalui kampanye “Building Tomorrow”. Inisiatif ini digalakkan bersamaan dengan peringatan ulang tahun perusahaan ke-21.
Disampaikan oleh Director and Chief Project Planning & Design PARADISE INDONESIA, Patrick Rendradjaja, perusahaan akan terus mengembangkan sektor mix use buildings dan lifestyle experiences. Ini menekankan pada proyek properti yang memadukan kearifan lokal dengan nuansa modern, dengan tetap menjunjung tinggi nilai ESG (Environment, Social, & Good Governance) dengan menciptakan ruang terbuka hijau.
Langkah nyata yang mulai dilakukan, PARADISE IDONESIA telah memulai melakukan sertifikasi green building untuk bangunan yang dimiliki. Selama 2-3 tahun ke depan, minimal 5 unit bangunan dapat tersertifikasi, menargetkan minimal 30% dari seluruh bangunan yang dikelola dapat mendapati sertifikasi ramah lingkungan tersebut. Langkah ini juga menjadi inisiatif berkelanjutan – misalnya dengan desain yang mengedepankan green building, akan turut memberikan penghematan konsumsi sumber daya listrik.
Ekonomi sirkular memang memiliki urgensi tersendiri untuk diterapkan dalam bisnis properti. Dampak-dampak berikut ini menjadi salah satu landasannya:
- Pengurangan Limbah Konstruksi: Menurut World Economic Forum, industri konstruksi bertanggung jawab atas sekitar 30-40% dari total limbah yang dihasilkan di banyak negara. Implementasi ekonomi sirkular dapat mengurangi jumlah limbah ini secara signifikan.
- Efisiensi Energi: Data dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa bangunan dan konstruksi bertanggung jawab atas hampir 40% dari total penggunaan energi dan emisi CO2 di dunia. Ekonomi sirkular, melalui optimasi desain dan material, berpotensi mengurangi konsumsi energi ini.
- Penghematan Biaya: Sebuah studi oleh Ellen MacArthur Foundation menemukan bahwa penerapan ekonomi sirkular dalam proyek konstruksi dapat mengurangi biaya hingga 33% dan meningkatkan keberlanjutan.
- Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca: Laporan oleh Circle Economy menyebutkan bahwa dengan menerapkan ekonomi sirkular, sektor bangunan dapat mengurangi emisi CO2 hingga 50% pada tahun 2030.
- Peningkatan Kualitas Hidup: Penelitian dari Green Building Councils di seluruh dunia menunjukkan bahwa bangunan hijau, yang sering kali mengadopsi prinsip ekonomi sirkular, dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya.
- Pengelolaan Sumber Daya: Menurut laporan dari McKinsey & Company, bangunan yang dirancang dan dioperasikan dengan pendekatan ekonomi sirkular bisa menggunakan hingga 70% lebih sedikit sumber daya dibandingkan dengan bangunan tradisional.
- Dampak Sosial-Ekonomi: Analisis dari World Green Building Council menunjukkan bahwa proyek-proyek pembangunan berkelanjutan memiliki potensi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
- Pemanfaatan Ruang Hijau: Studi oleh American Society of Landscape Architects menemukan bahwa penambahan ruang hijau di area perkotaan dapat meningkatkan nilai properti sekitar 15-20%.
“PARADISE INDONESIA memiliki visi untuk membangun masa depan yang penuh inovasi serta kehidupan berkelanjutan dengan berkomitmen dalam menciptakan properti dan komunitas terbaik […] Kami memiliki dedikasi yang besar dalam #BuildingTomorrow, di mana properti-properti dibangun berdasarkan inovasi terkini, nilai-nilai baru, penuh semangat hidup, dan praktik keberlanjutan sesuai dengan perkembangan properti dan masyarakat.”
Bisnis berkelanjutan yang ramah lingkungan
Secara bisnis, grup PARADISE INDONESIA (PT Indonesia Paradise Property Tbk. – INPP) juga memiliki pertumbuhan positif. Bahkan pada paruh pertama tahun ini, perseroan baru mencapai rekor baru pendapatan tertinggi sepanjang masa senilai Rp955,5 miliar, yang disinyalir didukung kembali bergairahnya perekonomian pascapandemi. Pertumbuhannya mencapai 96,3% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.
Perusahaan juga optimis tren pertumbuhan ini akan terus berlanjut. Analisisnya menurut BPS, pada tahun 2023 ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,8% memberikan sumbangsih langsung pada berbagai lini bisnis perseroan. Misalnya dengan meningkatnya kegiatan rekreasi di luar rumah berdampak positif pada pendapatan divisi komersial dan sektor perhotelan INPP dengan lonjakan peningkatan masing-masing 32,9% dan 124,1%.
Penjualan properti INPP juga mencatat peningkatan yang signifikan, mencapai 882,8% pada pertengahan tahun 2023. Kinerja keuangan yang menguntungkan sepanjang 2022 dan pertengahan 2023, bersamaan dengan minat konsumen yang meningkat sepanjang tahun 2023, mendukung data Februari 2023. Peningkatan tren tingkat hunian hotel (BPS, 2023) dan kunjungan ke mal (APPBI, 2023) juga tercatat sejalan dengan perkembangan ini.
Penerapan aspek ESG juga dinilai bukan sebagai penghambat pertumbuhan bisnis, sebaliknya inisiatif ini dinilai justru memberikan proposisi nilai yang semakin kuat untuk PARADISE, yang diyakini bisa menelurkan rekor pendapatan baru berikutnya. Salah satu strateginya dengan terus mengembangkan proyek properti yang lebih ramah lingkungan, salah satunya joint project yang tengah dikerjakan bersama Binus di Semarang dengan lahan 9 hektar.
Sektor properti perlu memperhatikan aspek ESG karena ini merupakan kunci dalam menghadapi tantangan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial yang semakin meningkat. Dari perspektif lingkungan, aspek ESG mendorong pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan melalui efisiensi energi, pengurangan limbah, dan penggunaan sumber daya berkelanjutan, yang tidak hanya mengurangi jejak karbon tapi juga dapat menurunkan biaya operasional dan meningkatkan daya tarik properti. Secara sosial, memperhatikan ESG berarti meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan penghuni, serta membangun hubungan yang baik dengan komunitas lokal, yang dapat meningkatkan reputasi dan memperkuat loyalitas pelanggan.
Dari sudut pandang tata kelola, kepatuhan terhadap praktik ESG yang baik meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, mengurangi risiko hukum dan keuangan, dan menarik investasi dari pemangku kepentingan yang semakin cenderung mendukung bisnis yang beroperasi dengan cara yang etis dan berkelanjutan. Oleh karena itu, adopsi prinsip ESG tidak hanya merupakan tanggung jawab etis tapi juga strategi bisnis yang cerdas untuk sektor properti yang ingin tetap relevan dan sukses dalam ekonomi global yang terus berubah. Dan inisiatif ESG oleh PARADISE INDONESIA tentu membuat perseroan tengah menuju track yang benar untuk menciptakan sebuah tatanan bisnis yang berkelanjutan.