Pendapatan Meningkat Empat Kali Lipat, eFishery Dukung Ribuan Petani Lewati Krisis Pandemi
Pendapatan Meningkat Empat Kali Lipat, eFishery Dukung Ribuan Petani Lewati Krisis Pandemi
Bandung, 23 Desember 2020 – Di tahun 2020, eFishery sebagai salah satu startup akuakultur
terbesar di Indonesia mencatatkan peningkatan pendapatan hingga empat kali lipat dibanding
tahun sebelumnya. Tercatat terjadi peningkatan hingga 287.2% pada year-on-year Gross
Merchandise Value (GMV) di tahun 2020 ini.
“Di tahun ini kami secara agresif mengoptimalkan lini bisnis kami selain eFisheryFeeder, yaitu
eFisheryFund untuk akses terhadap pendanaan, eFisheryFeed untuk penyediaan pakan, dan eFisheryFresh untuk pendistribusian produk hasil budidaya,” ungkap Gibran Huzaifah, Co-
founder dan CEO eFishery. “Hal ini dilakukan karena kami melihat pembudidaya ikan mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal usaha, terbatasnya pakan yang tersedia di
retailer, dan juga kendala dalam penyaluran hasil budidayanya.”
eFisheryFund memberikan akses dan menghubungkan pembudidaya ikan secara langsung
dengan institusi keuangan. Fitur utama dari eFisheryFund adalah Kabayan (Kasih Bayar Nanti),
yaitu program cicilan yang dapat dimanfaatkan oleh para pembudidaya untuk memperoleh
produk eFishery seperti eFisheryFeeder dan pakan ikan. Penyediaan pakan yang didukung
oleh eFisheryFeed ini telah bekerja sama dengan berbagai brand pakan, sehingga
pembudidaya memiliki lebih banyak pilihan. Lebih dari 3.000 ton pakan ikan dari berbagai
merek telah didistribusikan melalui layanan ini.
Selama tahun 2020, eFisheryFund telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi
keuangan, seperti BRI, Alami Sharia, dan Investree. Hingga saat ini, lebih dari 800
pembudidaya telah didukung oleh eFisheryFund dengan total pinjaman yang disetujui mencapai
lebih dari 50 Milyar Rupiah. Pembudidaya pun memiliki fleksibilitas dalam pengembalian pinjaman karena eFisheryFund menawarkan tenor hingga 6 bulan. Skema ini banyak
membantu pembudidaya yang usahanya nyaris tutup akibat pandemi.
“Kalau tidak ada Kabayan, usaha budidaya saya sudah tutup saat pandemi karena kehabisan
modal,” ungkap Baban, pembudidaya ikan nila asal Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Pandemi Covid-19 secara signifikan membuat perekonomian Indonesia mengalami pukulan dan
mengguncang sektor UMKM, termasuk sektor perikanan budidaya. Di awal pandemi,
permintaan ikan mengalami penurunan hingga 20%. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain oleh permintaan pasar yang turun, pasar horeka (hotel, restoran, dan kafe) yang
masih lesu, dan akses untuk berpindah ke pasar online yang belum maksimal.
“eFishery berfokus untuk meningkatkan dampak sosial yang dapat membantu menjaga usaha
para pembudidaya tetap berjalan. Salah satu langkah yang kami lakukan adalah dengan
menarik ikan hasil panen pembudidaya dan mengolahnya menjadi produk beku demi
menambah nilai jual dan memperpanjang masa konsumsi. Dengan demikian, hasil panen dapat
disimpan lebih lama sehingga mengurangi risiko terbuangnya hasil panen,” Gibran
menjelaskan.
Gibran menambahkan, “Melalui eFisheryFresh, ikan yang ditarik dari pembudidaya kemudian
disalurkan ke berbagai channel dengan jalur B2B. Selama tahun 2020 ini, lebih dari 1.000 ton
ikan telah ditarik dari puluhan kelompok tani dari berbagai daerah di Indonesia.”
Program “Tarik Ikan” ini disambut baik oleh pembudidaya, “Di tengah wabah seperti sekarang
ini, kami mengalami kendala dalam serapan hasil panen. Kadang kami terpaksa jual rugi ke
tengkulak. Program Tarik Ikan ini membantu usaha budidaya kami tetap berjalan,” ujar Kuncoro,
pembudidaya ikan patin asal Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.
Selain pendistribusian melalui jalur business to business (B2B), di tahun ini eFishery juga
meluncurkan program BerIkan untuk Indonesia (Beri Ikan untuk Indonesia), sebuah aksi sosial
yang dijalankan bekerja sama dengan WeCareId, Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Shafira
Foundation.
Gerakan ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dengan
memberikan paket bahan makanan berprotein tinggi berupa ikan segar yang diambil langsung
dari pembudidaya. Sebanyak 30 ton ikan telah didistribusikan ke lebih dari 20.000 orang
penerima, termasuk diantaranya 10.000 orang tenaga kesehatan di wilayah Bandung, Cimahi,
dan Jakarta.
Rantai nilai akuakultur end-to-end tidak hanya diciptakan eFishery untuk dapat
mengembangkan ekosistem akuakultur secara menyeluruh di Indonesia, namun juga sekaligus
untuk meningkatkan kesejahteraan pembudidaya. Demi melancarkan misi pemberdayaan pembudidaya dan meningkatkan akses pembudidaya terhadap pasar dan keuangan, eFishery
turut membangun fasilitas eFisheryPoint.
Di eFisheryPoint, pembudidaya dapat memperoleh berbagai informasi seputar teknologi
budidaya perikanan dan juga berpartisipasi dalam kegiatan edukatif lainnya, seperti seminar
peningkatan literasi finansial. Saat ini eFisheryPoint telah tersebar di lebih dari 65 kota di
Indonesia.
Dalam periode satu tahun terakhir ini, inovasi yang diciptakan eFishery telah membantu
pembudidaya dalam meningkatkan produksi sebesar 26% dan pendapatan mereka meningkat
hingga 45%.