Platform Data Analytics dan Digital Advertising ADA Targetkan Pertumbuhan Jumlah Klien Lima Kali Lipat
Platform Data Analytics dan Digital Advertising ADA Targetkan Pertumbuhan Jumlah Klien Lima Kali Lipat
Memasuki tahun 2020 perusahaan digital yang fokus kepada analitik data, pengolahan data dan digital advertising, ADA, menargetkan bisa menambah jumlah klien 5 hingga 10 kali lipat. Masih didominasi oleh klien dari B2B industri FMCG hingga institusi finansial dan perbankan, ADA mengklaim tidak menggunakan data sampel dan memanfaatkan Xact data management platform.
Country Director ADA Indonesia Yogi Triharso mengungkapkan, berbeda dengan platform lainnya, ADA memanfaatkan data yang didapatkan dalam free apps kemudian behaviour yang masuk diolah untuk bisa direkomendasikan kepada klien.
“Karena ada regulasi yang wajib dipatuhi oleh pihak operator kami tidak menggunakan data milik perusahaan operator telekomunikasi. Semua kami dapatkan dari aplikasi yang kemudian kami olah hanya behaviour-nya saja.”
ADA merupakan bagian dari Axiata Group dan saat ini sudah hadir di 9 negara. Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi tersendiri untuk ADA, terutama bagi perusahaan yang ingin mengadopsi digital marketing. ADA juga memprediksi digital marketing di Indonesia akan tumbuh rata-rata 17% pada 2020.
“Sudah waktunya sekarang semua brand memanfaatkan digital marketing untuk melancarkan kegiatan pemasaran mereka. Semua tentu saja dilihat dari makin meningkatnya pertumbuhan digital ekonomi di Indonesia,” kata Managing Director ADA Indonesia Kirill Mankovski.
Strategi monetisasi dan skema modeling
Melalui teknologi yang ditawarkan, ADA menawarkan teknologi data analytics yang mampu dimanfaatkan oleh pihak terkait untuk melakukan engagement. Bukan hanya proses awal saja seperti install apps, namun juga transaksi lanjutan seperti buka rekening atau akun hingga pembayaran. Semua proses tersebut diklaim bisa dihadirkan oleh ADA memanfaatkan data behaviour dari target pengguna.
“Untuk strategi monetisasi yang kami lancarkan adalah CPM Base, Outcome Base dan Performance Base. Semua proses tersebut bisa kita kawal kepada masing-masing perusahaan menyesuaikan target yang ingin dicapai,” kata Yogi.
Secara keseluruhan data yang dikumpulkan oleh ADA bersifat anonymous, sehingga tidak dilihat secara langsung data diri dari masing-masing orang. ADA mengklaim saat ini telah memiliki lebih dari 105 juta unique profile dari 25 ribu aplikasi terdaftar. Selain dari aplikasi, ADA juga memanfaatkan data dari media sosial, mesin pencari hingga pengumpulan data secara konvensional melalui alamat email, data diri dan lainnya.
Survei untuk marketer
Memanfaatkan teknologi dan data yang dimiliki, ADA juga merilis hasil survei yang dilakukan terhadap lebih dari 280 profil konsumen di beberapa negara di Asia Tenggara. ADA juga melakukan survei terhadap lebih dari 200 pelaku industri pemasaran untuk mengetahui sentimen dan kesiapan mereka menghadapi tahun 2020. Dalam survei tersebut terungkap, adanya perubahan pola konsumsi akibat kondisi sosial dan ekonomi yang mengalami perubahan. Misalnya saat Pemilu 2019 hingga Ramadhan. Di sisi lain kategori retail shopper dan leisure traveler terus mengalami peningkatan hingga akhir lebaran 2019.
Mayoritas responden survei meyakini pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara akan cenderung sedang hingga melambat. Terkait hal ini 46,1% responden menganggap pertumbuhan konsumen melambat. Sementara 30,1% lainnya beranggapan pertumbuhan konsumen cenderung stagnan.
Untuk membantu kegiatan pemasaran lebih efektif, ADA merekomendasikan 4 poin yang patut diprioritaskan, di antaranya adalah mengedepankan data, brand building and storytelling, membangun relasi dan cerita yang tepat kepada konsumen dan berkomunikasi langsung dengan konsumen.
“Pertumbuhan ekonomi yang melambat tidak berarti menurunkan ambisi terhadap pencapaian bisnis. Kami mengamati bagaimana brand menghadapi tantangan ekonomi dan memanfaatkan kondisi ini sebagai kesempatan untuk lebih unggul dalam persaingan,” kata Kirill.