Survei Opera: 8% Penduduk Indonesia Memilih Koneksi Internet Ketimbang Ditemani Keluarga Atau Kerabat Ketika Menunggu
Survei Opera: 8% Penduduk Indonesia Memilih Koneksi Internet Ketimbang Ditemani Keluarga Atau Kerabat Ketika Menunggu
Hasil survei di sembilan kota besar di Indonesia menginspirasi gerakan sosial #DaripadaNunggu untuk mendorong masyarakat agar memaksimalkan pemanfaatan waktu mereka
Jakarta, 5 Oktober 2016 ‘ Hasil studi terkini dan statistik nasional menunjukkan bahwa komuter di Jabodetabek membuang waktu selama 3,63 juta jam per hari untuk menunggu akibat kemacetan lalu lintas*. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kebiasaan online komuter selama menunggu, Opera mengadakan sebuah survei yang mencakup sembilan kota besar di Indonesia. Sebanyak 78% responden menyatakan bahwa menunggu terasa lebih baik jika mereka memiliki koneksi Internet. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang menyatakan bahwa mereka memilih berbincang dengan teman atau keluarga mereka. Survei ini juga mengungkapkan makna penting Internet bagi komuter. Tujuh dari sepuluh responden mengatakan bahwa mereka rela mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan koneksi Internet kala menunggu.
Survey ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 dan melibatkan lebih dari 1.000 responden dari sembilan kota besar di Indonesia yang menjalani gaya hidup urban sebagai komuter. Survei ini memungkinkan responden memilih lebih dari satu jawaban dan hasilnya adalah sebagai berikut: 78% responden menyatakan bahwa menunggu terasa lebih baik jika mereka memiliki koneksi Internet. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang menyatakan bahwa mereka lebih memilih berbincang bersama teman atau keluarga mereka (52,9%), atau bahkan sambil menikmati makanan atau minuman (40%). Hasil survei Opera juga menyatakan bahwa browsing (berselancar) dan menggunakan aplikasi media sosial termasuk dalam tiga pilihan utama komuter yang menggunakan ponsel pintar mereka saat menunggu.
Satu hal yang patut diperhatikan: hasil survei ini tidak merefleksikan komuter di DKI Jakarta semata. Sebab, survei ini dilaksanakan di sembilan kota besar di Indonesia. Oleh karena itu, mengingat bahwa masalah ini berdampak terhadap kehidupan jutaan penduduk Indonesia, Opera memandang hal ini sebagai sebuah tantangan yang dapat diubah menjadi peluang.
Kami percaya bahwa setiap detik merupakan investasi bagi masa depan Indonesia yang lebih baik. Opera menyadari bahwa banyak sekali waktu yang terbuang oleh komuter Indonesia setiap hari. Sesungguhnya, ada banyak cara untuk membuat saat menunggu menjadi lebih menyenangkan dan produktif dengan memanfaatkan Internet, ujar Sunil Kamath, Vice President South Asia & South East Asia Opera Software’. Oleh karena itu, kami ingin mewujudkan dan mendorong masyarakat untuk dapat memanfaatkan waktu menunggu dengan lebih baik, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk mencapai hal-hal menarik dalam hidup melalui #DaripadaNunggu informasi lebih lengkapnya bisa dilihat di situs ini. Di situs ini, Anda dapat memanfaatkan Internet untuk melihat berbagai tutorial dan memperkaya diri, sekaligus menghemat penggunaan kuota Internet jika situs ini diakses melalui Opera Mini, dengan mengaktifkan fitur data-saving’.
Hari ini (5/10), Opera meluncurkan gerakan #DaripadaNunggu untuk mendorong masyarakat memaksimalkan pemanfaatan waktu saat menunggu. Pengguna dapat bergabung dalam gerakan ini dengan mengakses situs ini dan berpartisipasi dalam video interaktif yang disutradarai oleh Salman Aristo, serta didukung oleh selebriti vlog Indonesia, Andovi da Lopez dan Babe Cabita. Melalui situs ini, pengguna dapat mengakses beragam video tutorial dari Opera yang akan dirilis setiap minggu. Pengguna juga dapat berpartisipasi dalam gerakan ini melalui tagar #DaripadaNunggu di Twitter dan mencari beragam tip dan trik untuk mengubah momen menunggu menjadi lebih produktif. Gerakan sosial #DaripadaNunggu bertujuan untuk menghemat satu juta jam yang biasanya menjadi sia-sia akibat tidak produktif saat menunggu.
Waktu adalah aspek kehidupan krusial dan sudah seharusnya dimanfaatkan seefisien mungkin. Ingatlah, bahwa kita tidak dapat memutar balik waktu barang sedetik pun, ujar Salman Aristo, sutradara konten video Opera. Opera selalu mengambil bagian dalam berbagai proyek menarik yang mengangkat isu-isu penting. Misalnya, kali ini, Opera memiliki tujuan untuk membantu mendaur ulang limbah waktu’. Saya berharap agar proyek ini dapat memberikan inspirasi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang berada di wilayah perkotaan.
#DaripadaNunggu mengundang seluruh netizen untuk bergabung dalam gerakan ini dengan mengakses daripadanunggu.com atau klik di sini. *Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2015 menyatakan bahwa di Jakarta saja terdapat 1,38 juta komuter setiap hari. Bila digabungkan dengan 1,04 juta komuter dari wilayah di sekitar Jakarta, jumlahnya menjadi 2,42 juta komuter di Ibu Kota Indonesia tersebut. Penelitian itu juga menemukan bahwa para komuter ini menghabiskan sekitar 1-3 jam sehari untuk pulang-pergi dari dan ketempat tujuan. Pernyataan senada dilontarkan oleh Yayat Supriatna, dosen Fakultas Arsitektur dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti, yang baru-baru ini mengadakan survei yang menunjukkan bahwa umumnya para komuter menghabiskan waktu 90 menit untuk pulang-pergi. Fakta-fakta tersebut juga mengindikasikan bahwa komuter di Jabodetabek menghabiskan waktu 3,63 juta jam dalam sehari untuk pulang-pergi. Seluruh waktu tersebut tidak hanya habis di perjalanan saja, tapi juga saat menunggu di tengah-tengah aktivitas, saat terjebak macet, ataupun ketika menunggu di dalam angkutan umum.
Tentang Opera
Opera menghubungkan lebih dari 350 juta pengguna internet di seluruh dunia dengan konten dan layanan yang mereka butuhkan. Opera juga membantu para kreator untuk memasarkan konten mereka melalui iklan dan para pengiklan untuk menjangkau khalayak yang bernilai bagi bisnis mereka, dengan memanfaatkan pengguna global yang telah mencapai angka 1 milyar.
Opera merupakan merek dagang dari Opera Software AS.