Tokopedia Rangkul Difabel untuk Wujudkan Pemerataan Ekonomi Digital
Tokopedia Rangkul Difabel untuk Wujudkan Pemerataan Ekonomi Digital
Tokopedia kini menjadi rumah bagi lebih dari 4.700 Nakama (sebutan karyawan Tokopedia, ed.) dengan misi besar sama untuk Indonesia, yaitu melakukan pemerataan ekonomi secara digital. Sebagai perusahaan teknologi Indonesia yang inklusif, Tokopedia membuka kesempatan bagi putra-putri terbaik bangsa, tidak terkecuali difabel, untuk berkarya bersama; menciptakan beragam inovasi digital untuk mempermudah kehidupan masyarakat.
Salah satu inovasinya adalah layanan pelanggan 24/7 ‘Tokopedia Care’ yang sudah tersedia sejak awal Tokopedia berdiri, yaitu tahun 2009. Pertumbuhan pengguna yang sangat signifikan dari tahun ke tahun membuat Tokopedia melihat adanya kebutuhan untuk mendirikan Tokopedia Care Tower di kawasan Puri Kembangan tahun 2018 lalu, kemudian di Yogyakarta dan Semarang.
VP of Operations Tokopedia, Rudy Azhary Dalimunthe, mengungkapkan, “Sejak berdiri tahun 2009, Tokopedia merupakan bisnis kepercayaan. Tokopedia juga merupakan perusahaan teknologi Indonesia pertama yang mengimplementasikan Digital Customer Service di Tokopedia Care, yaitu layanan pelanggan yang sepenuhnya berbasis digital. Tim Tokopedia Care akan selalu bersedia 24 jam dalam seminggu untuk memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pengguna, yang sudah memberikan kepercayaannya kepada kami, baik untuk menciptakan peluang hingga mencapai lebih.”
Bersama lebih dari 2.000 Nakama yang tergabung di tim Tokopedia Care, Deva Prasetya Wibowo dan Shaleh Mahfud merupakan contoh Nakama difabel dari Tokopedia Care Yogyakarta yang terus mengembangkan diri demi meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman lebih baik bagi pelanggan.
Pada tahun 2008, Deva adalah seorang atlet Bicycle Moto Cross (BMX) yang sangat menggemari hobinya. Di salah satu kegiatan turnamen yang diikutinya, Deva mengalami insiden yang menyebabkan patah tulang dan tidak dapat pulih kembali, namun Deva tetap bersemangat menciptakan peluang dan mencapai lebih.
Pada 2016, Deva memutuskan keluar dari zona nyaman dengan belajar menjadi seorang customer care di Tokopedia Care Yogyakarta. Dapat berkomunikasi dengan baik dalam membantu menyelesaikan kendala yang dialami oleh pengguna merupakan kepuasan tersendiri baginya.
“Saya senang Tokopedia membuka kesempatan kepada semua orang untuk berkontribusi dalam pemerataan ekonomi di Indonesia secara digital. Saya yakin siapa pun bisa menciptakan peluang. Keterbatasan tidak menjadi halangan untuk mewujudkan impian,” kata Deva.
Di sisi lain, Shaleh, pribadi yang tegar, optimis dan selalu memberikan energi positif untuk orang sekitarnya. Setelah lulus SMA, Shaleh mengikuti kursus keterampilan kerajinan tangan. Ia kemudian menjadi pembimbing kerajinan tangan bagi temanteman difabel di salah satu SLB Kota Surakarta. Karya Shaleh, antara lain tas dan dompet manik-manik, dipasarkan di CFD setiap Minggu di kotanya. Sebagai wujud dari salah satu DNA Tokopedia, yaitu Focus On Consumer, Shaleh selalu berupaya membantu pengguna Tokopedia menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi.
“Sejak bergabung, saya mendapat kesempatan membantu orang lain dengan membangun kepercayaan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan Tokopedia secara lebih dekat. Saya berharap rekan difabel lainnya juga berani menciptakan peluang, misal lewat bekerja di perusahaan yang punya misi sejalan sekaligus ramah difabel,” ungkap Shaleh.
Selain inisiatif untuk memberikan kesempatan berkarir yang sama kepada difabel, kantor Tokopedia Care Yogyakarta juga memiliki infrastruktur yang ramah difabel, mulai dari jalur pejalan kaki khusus, lift platform vertikal, pegangan tangan, hingga kamar kecil dan ruang salat yang dirancang khusus untuk difabel.
Tokopedia percaya bahwa berkontribusi terhadap pemerataan ekonomi di Indonesia secara digital dapat dilakukan oleh siapa pun. “Selama lebih dari satu dekade, Tokopedia terus bertransformasi menjadi Super Ecosystem, yang mengedepankan kolaborasi dengan semua mitra strategis baik penjual, pembeli, Nakama dan mitra strategis lainnya dalam mewujudkan misi besar untuk Indonesia,” tutup Rudy.
Riset yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) di 2018-2019 membuktikan bahwa Tokopedia telah memberikan pengaruh besar untuk perekonomian Indonesia. Selama 2018 lalu, GMV (Gross Merchandise Value) Tokopedia telah berhasil menembus angka Rp73 triliun. Nilai ini diperkirakan naik menjadi Rp222 triliun pada 2019 atau setara dengan 1,5% perekonomian Indonesia.