Kartuku Berdayakan UKM sebagai "Payment Point"
Di Indonesia, tak banyak perusahaan yang bergerak di bidang industri teknologi yang berusaha membangun sistem dan kapabilitasnya sendiri. Kartuku adalah salah satu pengecualian. Sebagai perusahaan teknologi yang berfokus pada bidang finansial, Kartuku membangun solusi pembayaran elektronik end-to-end yang berbasis cloud sendiri. Mereka menyediakan solusi pembayaran untuk bermacam-macam industri di Indonesia, seperti ritel, e-commerce, hingga pasar Usaha Kecil Menengah (UKM).
Semenjak didirkan tahun 2001 lalu, banyak perubahan yang terjadi di Kartuku. Sebelumnya fokus mereka adalah consumer marketing, namun kini telah berubah menjadi perusahaan teknologi yang berfokus di bidang finansial. Meskipun menitikberatkan layanan yang menggunakan kartu (debit, kredit, prabayar), bukan berarti Kartuku tidak melayani transaksi pembayaran untuk layanan berbasis Internet.
CEO Kartuku Niki Luhur mengatakan, “Fokus kami adalah teknologi. Jadi, seluruh tim Research and Development kami memang andal. Kami juga berinvestasi cukup besar pada infrastruktur. Karena selama ini tidak ada kompetitor yang fokus pada jaringan, kami bisa dibilang pionir.”
Ketika disinggung mengenai kerja sama dengan dunia UKM, Niki menjelaskan bahwa mereka memang memiliki beberapa jasa atau layanan yang lebih fokus kepada pasar tradisional.
Niki menyebutkan, "Beberapa tahun yang lalu kami telah mempelajari solusi-solusi untuk segmen ini. Kami dapat membantu memperluas bisnis ini karena posisi mereka sudah strategis. Misalnya dengan memberikan layanan seperti penjualan pulsa."
Selain itu lebih lanjut Niki menjelaskan mereka juga membantu untuk memberikan layanan lain yang bersifat digital, seperti token listrik, voucher-voucher game atau Internet, dan menjadikannya payment point untuk membayar berbagai macam tagihan. Hal ini memungkinkan toko tersebut menjadi pusat pembayaran untuk sejumlah tagihan kartu kredit, tagihan telekomunikasi, cicilan motor, dan tagihan air.
Soal sumber daya manusia, Kartuku mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah karyawan. Semenjak mengubah positioning menjadi perusahaan teknologi finansial, Kartuku telah berkembang dari hanya 33 orang karyawan menjadi 400 orang karyawan, yang lebih dari setengahnya merupakan engineer. Pada tahun 2015 mereka menargetkan untuk menambah lagi SDM hingga 500 orang dan berencana untuk meluncurkan salah satu mesin EDC terbarunya.
“Akan ada inovasi EDC baru yang menggunakan teknologi sidik jari yang akan diluncurkan oleh Kartuku di awal tahun 2015,” pungkas Niki.
Sign up for our
newsletter