aCommerce Rencanakan IPO Tahun 2020
Mengumpulkan dana untuk pengembangan "unified data platform"
Bersamaan dengan perayaan ulang tahun kelima, aCommerce mengungkapkan rencana merilis penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di tahun 2020 mendatang. Nantinya dana yang didapat dari IPO akan difokuskan untuk pengembangan unified data platform sehingga menguatkan posisi aCommerce sebagai data management partner bagi brand terkemuka di Asia Tengara.
Menilik sejenak ke belakang, aCommerce dimulai pada tahun 2013 di Thailand, menyediakan solusi terpadu berupa kanal e-commerce (solusi ritel, pemasaran, dan distribusi). Dalam lima tahun terakhir, perusahaan bermarkas pusat di Bangkok tersebut terus menggencarkan ekspansi. Selain Thailand, sampai saat ini sudah menguatkan kehadirannya di Indonesia, Filipina, Singapura dan Malaysia.
Kepercayaan brand besar sekelas Univeler, L'Oreal, hingga HP membuat aCommerce bertumbuh pesat, dari startup menjadi enterprise. Di tahun kelima, perusahaan mengklaim telah mengalami pertumbuhan hingga 750%, melayani lebih dari 260 brand global terkemuka. Melalui solusinya, aCommerce berhasil melayani 13,19 juta pesanan, didukung lebih dari 1200 karyawan di 5 kantor dan 15 pusat logistik.
Data memang menjadi salah satu fokus pengembangan di aCommerce. Sebelumnya mereka juga telah merilis produk berbasis data-driven demand generation, seperti ecommerceIQ, ReviewIQ, BrandIQ, ChannelIQ, dan CustomerIQ. Tujuannya untuk membantu brand mengoptimalkan bisnis e-commerce mereka.
"Jumlah data pelanggan yang saat ini sedang ‘melayang di udara’ sangat besar. Sebenarnya data ini bisa digunakan semua orang untuk dioptimalkan, tapi belum ada yang mengintegrasikan di satu platform," ujar Group CEO dan Co-Founder aCommerce Paul Srivorakul.
Paul melanjutkan, "Dengan kapital yang dikumpulkan melalui IPO, aCommerce memiliki misi untuk mengelola bongkahan informasi tersebut dan berperan sebagai data partner bagi para brand . Tujuan utama kami adalah agar brand dapat datang ke kami untuk mendapatkan data yang tersentralisasi tentang seorang pelanggan dan pada akhirnya mampu menawarkan produk atau jasa yang terkustomisasi untuk masing-masing grup yang mereka targetkan."
Misi tersebut sejalan dengan survei yang pernah dilakukan ecommerceIQ. Dalam temuannya dinyatakan 25,8% brand mencari talenta digital dengan kemampuan analisis data untuk membantu menguatkan strategi bisnis. Sementara pengelolaan data bisa dioptimasi dengan teknologi, dan aCommerce ingin masuk ke dalamnya.
Saat ini aCommerce sudah membukukan total pendanaan senilai $96,5 juta (atau senilai 1.4 triliun Rupiah) dari beberapa investor, termasuk Emerald Media milik KKR, BlueSky, DKSH, Inspire Ventures, Sinarmas dan NTT Docomo. Pendanaan terakhir didapat akhir 2017 lalu dalam putaran seri B.