Alibaba dan Guess Demonstrasikan Kemudahan Berbelanja Busana di Toko Retail Masa Depan
Perpadukan berbagai inovasi teknologi sekaligus, mulai dari RFID, computer vision, cermin pintar sampai artificial intelligence
Tidak bisa dipungkiri, Alibaba merupakan salah satu yang terdepan dalam mengimplementasikan konsep toko retail masa depan. Raksasa teknologi asal Tiongkok tersebut begitu gencar mempromosikan dan mendemonstrasikan visinya yang bertajuk "New Retail", dan kolaborasi terbaru mereka bersama brand fashion Guess tidak luput dari konsep tersebut.
Keduanya membuka sebuah toko konsep bernama FashionAI guna mendemonstrasikan kemudahan berbelanja busana di masa depan, yang ditunjang oleh infrastruktur berbasis artificial intelligence. Di dalam toko yang hanya dibuka selama beberapa hari itu, tersembunyi beragam inovasi teknologi yang sangat menarik.
Yang paling utama adalah kehadiran cermin pintar di sejumlah sudut toko, berfungsi untuk menyuguhkan rekomendasi produk berdasarkan pakaian yang konsumen ambil, sehingga konsumen bisa mendapat gambaran berbagai gaya busana yang cocok. Dalam implementasinya, Alibaba juga memanfaatkan teknologi computer vision dan RFID (radio-frequency identification).
Dari situ konsumen bisa menuju ke ruang ganti untuk mencoba sejumlah pakaian yang hendak dibelinya, akan tetapi mereka tidak perlu membawa apa-apa. Cukup pilih pakaian yang diinginkan dan tambahkan ke keranjang belanja virtual melalui cermin pintar itu tadi, maka pegawai toko akan mengantarkannya ke ruang ganti.
Di dalam ruang ganti, konsumen akan kembali disambut oleh sebuah cermin pintar, tapi kali ini tentu saja tanpa ada satu pun kamera. Di situ fungsinya adalah untuk memilih varian warna atau ukuran lain dari pakaian yang dijajal, dan sesaat setelahnya pegawai toko lagi-lagi akan mengantar varian lain sesuai permintaan konsumen.
Bagaimanapun juga, membeli pakaian tetap lebih enak di toko fisik ketimbang online. Inisiatif Alibaba ini sejatinya punya potensi untuk menyelamatkan bisnis retail fashion yang belakangan sering diberitakan terus merosot seiring bertambah banyaknya toko dari berbagai brand yang ditutup.