Andalkan Pelokalan, Layanan E-Commerce Fesyen Zilingo Siap Beroperasi di Indonesia
Bakal menarik lebih banyak mitra fesyen UKM, bakal ada penjualan produk cross border dengan Singapura dan Thailand, adanya mesin rekomendasi berbasis Artificial Intelligence
Zilingo, layanan e-commerce fesyen Asia Tenggara, mengumumkan Indonesia sebagai negara ekspansi berikutnya yang akan dimasuki setelah Thailand dan Singapura. Meski demikian, pihak Zilingo belum bersedia memberi konfirmasi kapan tepatnya bisnisnya resmi berdiri di Indonesia.
Dijelaskan CSO Zilingo Peerapol Vayakornvichit (Chain) kepada DailySocial lewat surel, pihaknya menyadari iklim persaingan bisnis di ranah e-commerce fesyen sudah cukup sengit di Indonesia. Namun pihaknya yakin dengan strategi pendekatan yang tepat, bisnis akan lebih dapat bertahan.
Menurutnya, Zilingo akan menggunakan pendekatan bisnis dengan cara pelokalan (localization). Artinya, semua sumber Stock Keeping Unit (SKU) Zilingo di Indonesia harus memiliki keunggulan khas negara untuk menarik konsumen lokal. Pendekatan situs juga bakal dikonfigurasi sesuai dengan perilaku berinternet orang Indonesia, apakah itu dari warna tampilan situs atau jenis merchandising.
Chain melanjutkan, ada tiga hal yang menjadi kekuatan utama Zilingo untuk menarik perhatian calon penggunanya. Pertama, adanya mesin rekomendasi dan pencarian virtual dari teknologi Artificial Intelligence (AI). Lewat teknologi ini, memungkinkan konsumen untuk mengambil foto dari sesuatu yang mereka sukai dan menemukan pakaian yang mirip sesuai dengan warna, pola, dan gaya.
Kedua, cross border, artinya konsumen Indonesia dapat mengakses produk dari Thailand dan Singapura saat nantinya bisnis Zilingo sudah beroperasi penuh. Terakhir, fokus ke peritel fesyen UKM. Menurutnya, Zilingo fokus ingin membantu meningkatkan omzet bisnis dari skala tersebut yang terbilang memiliki proses bisnis yang cukup panjang.
"Label independen dari fesyen lokal yang telah terdaftar di Zilingo akan menjadi kompetitor bagi merek fesyen lain yang sudah terkenal di skala internasional," ujarnya.
Zilingo mengklaim dalam kurun waktu kurang dari setahun sudah menggandeng lebih dari 2.000 mitra peritel yang menjual pakaian, aksesoris, tas, sepatu, dan produk gaya hidup lainnya. Dari sisi pengguna, jumlahnya sudah mencapai setengah juta aktif dan pertumbuhan bisnis diklaim mencapai 30% per bulannya.
Sekadar informasi, Zilingo didirikan sejak tahun lalu oleh Ankiti Bose dan Dhruv Kapoor. Awalnya, mereka berdua berlibur di Bangkok dan melihat potensi industri fesyen di Asia Tenggara sangat luas. Keduanya pun rela pindah domisili untuk menyeriusi bisnis ini.
Zilingo memiliki fokus utama yakni ingin memperbaiki struktur bisnis ritel fesyen UKM yang rata-rata memiliki rantai distribusi yang cukup panjang, tidak terorganisir dengan baik, tidak agregat, dan offline. Padahal, pihaknya menghitung potensi di sektor tersebut bisa mencapai $20 miliar.
Fokus Zilingo disebutkan ingin membuat platform yang terbaik agar bisa membantu ritel fesyen meningkatkan pendapatan mereka dan membantu konsumen agar bisa mendapatkan barang yang terbaik untuk mereka.
Zilingo sudah memperoleh dua kali putaran pendanaan. Yang terakhir adalah pendanaan Seri A senilai $8 juta (lebih dari 100 miliar Rupiah) yang dikucurkan Sequioa India, Venturra Capital, Susquehanna International Group, dan sejumlah investor lainnya. Sebelumnya tahun lalu mereka telah mendapatkan pendanaan awal sebesar $2 juta (sekitar 25 miliar Rupiah). Masuknya Venturra Capital adalah salah satu faktor kenapa mereka yakin berekspansi ke Indonesia.
Pemain e-commerce fesyen di Tanah Air jumlahnya sudah tidak bisa dihitung dengan jari, apalagi yang bersinggungan dengan konsep bisnis Zilingo. Sebut saja Berrybenka, Sale Stock, Shopee dan beberapa lainnya. Masuknya Zilingo membuat pasar e-commerce fesyen akan semakin panas. Strategi bisnis bakar uang akan terus terjadi ke depannya demi menarik transaksi. Toh sampai saat ini belum terlihat siapa pemenang yang berhasil menjadi pemain dominan di sektor ini.