1. Startup

Android Semakin Diminati Oleh Pengembang Software

Di era serba smartphone seperti sekarang ini, tentu siapa yang tidak kenal dengan sistem operasi populer berlogo robot hijau, Android? Baru-baru ini, sistem operasi yang dikembangkan oleh raksasa internet dunia, Google, dilaporkan telah menjadi sistem operasi yang paling diminati oleh developer (pengembang) ketimbang pesaing-pesaing lainnya macam iOS, Windows Phone, dan lain sebagainya. Apa yang membuat Android begitu disukai oleh para pengembang?

Seperti yang dilansir oleh situs PhoneArena (28/10), melalui laporan yang dirangkum oleh AppBrain baru-baru ini, Android dianggap sebagai sistem operasi yang paling bertumbuh pesat dengan peningkatan jumlah aplikasi yang hadir di dalam Google Play Store secara signifikan dibanding dengan toko aplikasi dari sistem operasi pesaingnya. Padahal, jika ditarik mundur beberapa tahun ke belakang, Android sempat dipandang sebelah mata sebagai sistem operasi yang tak mampu menyaingi kedigdayaan platform iOS di kala itu yang diprediksi sebagai “calon” leader dari persaingan sistem operasi pada perangkat smartphone.

Di tahun 2007 misalnya, pada grafik tersebut ditunjukkan, setelah Apple berhasil meluncurkan iPhone 3G yang dibalut dengan penyempurnaan sistem iOS, sistem operasi tersebut mampu menggeser dominasi Symbian yang kala itu market share-nya berhasil direbut oleh iOS dengan peraihan 65% dari pasar global. Tak lama setelah itu, Android, yang baru hadir pada medio 2008, di saat memasuki kuartal ke-empat, masih merupakan sistem operasi yang memiliki market share yang sangat kecil, namun siapa sangka sistem operasi yang baru saja mendapat pembaruan ke versi yang disebut dengan KitKat ini nyatanya di kuartal kedua tahun 2013 lalu mampu menjadi pemimpin pasar dengan market share sebesar 80% di seluruh dunia?

Sempat memimpin pasar dengan peraihan sebesar 23% pada kuartal ke-empat 2011, iOS yang dianggap banyak orang menjadi pesaing terberatnya pun belum pernah mencicipi peraihan besar seperti halnya Android sebagai sistem operasi berbasis open-source yang kini diklaim telah diaktifkan pada 1,5 juta pengguna tiap harinya di 1 milyar perangkat Android yang tersebar di seluruh dunia.

Pencapaian tersebut jelas mampu memberikan kesimpulan singkat mengenai mengapa Android didaulat menjadi sistem operasi perangkat pintar yang disukai oleh banyak pengembang. Google Play Store (d/h: Android Market) semenjak awal peluncurannya hingga saat ini memang kerap dianggap sebagai toko aplikasi yang banyak menyediakan aplikasi berkualitas rendah atau bahkan aplikasi yang useless sama sekali. Namun ternyata dari hal tersebut, sesuai dengan grafik yang dirilis oleh AppBrain tersebut mengungkapkan toko aplikasi Google Play mendominasi jumlah aplikasi terbanyak dari pesaingnya dengan dibantu oleh kehadiran aplikasi-aplikasi yang berkualitas di bawah rata-rata tersebut.

Grafik tersebut menunjukkan, bagaimana banyaknya pengembang aplikasi di seluruh dunia yang lebih memilih sistem operasi Android dalam menyebarkan dan memasarkan produknya ketimbang di dalam sistem operasi iOS yang berkesan lebih “eksklusif”. Dilaporkan, sebesar 67% pengembang lebih menyukai sistem operasi Android dan sebesar 62% lebih memilih iOS. Perolehan ini nyatanya “hanya” berlaku di negara-negara di luar kawasan Oseania dan juga Amerika Serikat, dua daerah yang hingga saat ini masih didominasi oleh platform iOS.

Penetrasi dari sistem operasi yang dijelaskan pada paragraf-paragraf awal tentu bisa dibilang mampu menyumbang faktor dimana pengembang aplikasi secara luas lebih menyukai platform Android ketimbang OS lain. Dengan hampir mencapai 1 juta aplikasi yang tersedia di Google Play Store, tentu perangkat Android juga dikenal sebagai perangkat yang memiliki banyak dukungan aplikasi untuk menjalankan berbagai perintah serta fungsi yang mampu menunjang kebutuhan pengguna.

Selain itu, sifat sistem operasinya yang open-source (terbuka) juga dianggap mampu menjadi salah satu faktor utama mengapa Android begitu disukai oleh para pengembang. Jelas saja, hal tersebut membuat para pengembang di seluruh penjuru dunia seperti berlomba-lomba untuk mengembangkan aplikasinya di platform Android, tak terlepas juga di Indonesia, acara-acara kompetisi mengembangkan aplikasi Android juga kerap diadakan, salah satunya adalah Samsung Developer Competition 2013 yang perhelatannya baru saja berakhir.

Dari laporan tersebut meskipun sistem operasi Android disukai oleh banyak pengembang, namun jika melihat dari tingkat publisitas yang tinggi di masyarakat pengguna smartphone, tentu platform iOS kerap dianggap sebagai sistem operasi yang memiliki publisitas yang tinggi. Banyaknya jumlah aplikasi dari jutaan developer yang mengisinya ternyata tak membantu Android dalam hal “popularitas” sebagai sistem operasi yang menawarkan aplikasi handal yang menjadi favorit banyak pengguna. Jika masih ingat beberapa tahun lalu, aplikasi media sosial berbasis photo Instagram pertama kali tentu hadir secara eksklusif di perangkat iOS, untuk kemudian baru menyusul dua tahun setelahnya di Android.

Para pemilik platform pesaing tentunya tidak tinggal diam menyikapi perolehan yang didapat oleh Android. iOS sendiri yang masih segar meluncurkan iOS 7 dan Windows Phone yang mulai kebanjiran aplikasi-aplikasi populer di dalam toko aplikasinya tentu seperti memberi kesan bahwa persaingan di antara pengembang sistem operasi mulai memasuki babak baru, apalagi dengan kehadiran Android versi 4.4 atau KitKat yang tak lama lagi akan hadir di setiap perangkat teranyar Android. Tentu kami tak sabar ingin melihat perkembangan selanjutnya mengenai pencapaian Android ini, apakah nantinya akan berbanding terbalik dengan perlawanan dari pesaingnya ataukah akan menghasilkan grafik yang serupa seperti saat ini?

 

[sumber ilustrasi]