Atari Ingin Kembali Bermain dalam Industri Hardware dan Game
Atari pernah menjadi raja di industri game arcade dan home console, tapi setelah masa resesi di tahun 1983 hingga 1985, namanya kian memudar.
Kurang lebih 30 tahun setelah beberapa kali perubahan kepemilikan, perpecahan divisi, pembagian aset hingga pergantian nama, sang CEO Frederic Chesnais berharap bahwa mereka bisa kembali berkiprah dalam industri hardware.
Tapi sebelum kita berharap agar nostalgia bisa kembali hidup, kita harus paham dulu sejarah perjalanannya. Atari Inc. didirikan di tahun 1972 oleh Nolan Bushnell dan Ted Dabney, brand ini menjadi pionir di dunia game arcade, console dan komputer. Berkatnya, industri mengenal Atari 2600, sebagai cikal bakal console modern, serta Pong yang legendaris.
Info menarik: Game Flappy Bird Akan Lahir Kembali di App Store Agustus Mendatang Dengan Fitur Multiplayer
"Anda pasti tahu, Hasbro membeli brand Atari di tahun 90-an. Kemudian Infogrames membelinya kembali pada akhir dekade yang sama," jelas Chesnais dalam wawancara bersama Venture Beat. "Lalu perusahaan itu mengubah namanya sendiri menjadi Atari. Tapi mereka bukan Atari yang sesungguhnya. Jujur saja, bukankah game Atari sejati dirilis 30 tahun yang lalu?"
Menurutnya, nama Atari sendiri adalah hal yang sangat kuat dalam benak para gamer. Ia berpendapat bahwa memposisikan ulang brand tersebut serta memanfaatkan fitur-fitur online dan sosial, akan membuatnya 'hidup' kembali. Belum lagi Atari memegang tidak kurang dari 220 franchise, atau intellectual property, yang mayoritas adalah game-game legendaris.
"Atari adalah sebuah brand positif, saat dipamerkan pada khalayak, nama Atari memberikan kesan positif. Atari adalah kesenangan, hiburan dan sesuatu yang kita sukai. Bahkan ketika mereka sendiri tidak mengerti apa itu Atari sebenarnya," ungkap sang CEO.
Dengan bahagia Chesnais menjelaskan bahwa Atari telah keluar dari kebangkrutan. Mereka siap kembali bermanuver dalam industri ini. Mereka memulai dari awal, dengan sebuah tim kecil bertenaga 10 orang talenta yang bekerja dengan model studio produksi.
Frederic Chesnais menerangkan bagaimana mereka fokus pada tiga hal: franchise yang mereka miliki, produksi dan distribusi. Mereka tidak mau memikirkan hal selain itu.
Dalam membuat buah karya modern, pertama mereka akan memilih studio third-party yang mahir dalam membuat game. Menyewa mereka, bukan membeli. Kemudian masuk ke tahap produksi a la studio film. Atari tinggal memilih IP yang mereka inginkan, dan menggarapnya optimal, tanpa terburu-buru.
Info menarik: Game Buatan Pengembang Lokal Tinker Games, Pixel Marathon, Telah Bisa Diunduh
Tapi ada hal lain yang mungkin dapat membuat Anda lebih bersemangat, sembari menyulut api nostalgia di hati. Kita tahu Atari bukan hanya sekedar brand software, mereka juga merupakan merek hardware.
"Saya tidak mau bilang bahwa Atari adalah brand spesialis hardware, tapi tentu ia juga merupakanbrand hardware," kata Chesnais. Ia berkeinginan untuk mengenalkan sebuah 'perangkat keras' baru untuk dipasarkan dalam beberapa tahun mendatang. "Itu alasannya mengapa mengapa mencari partner sempurna yang bisa bersama-sama membantu membangun brand baik software maupun hardware sangatlah penting," lanjut sang CEO.
Tapi sebelum Anda berteriak girang, Chesnais juga menjelaskan, "Saya tidak berbicara tentang sebuah console game baru... tapi mungkin seperti jam tangan. Bayangkan jam tangan bertema game. Kami tidak spesifik akan membuat jam tangan seperti itu, namun sesuatu yang mirip." Pertanyaannya adalah, apakah hardware yang mereka buat memungkinkan kita untuk menikmati game?
Ia mencontohkan produk lain yang terpikir dibenaknya: sebuah jaket yang dilengkapi plug-in untuk mentenagai perangkat iPhone ataupun Android. Jaket tersebut memiliki chip panel surya di bagian bahu, jadi Anda tidak akan pernah kehabisan baterai.
Menguatkan brand Atari sebagai produk gaya hidup memang cukup penting untuk mencengkramkan kembali nama mereka di industri consumer electronics. Tapi seperti yang Chesnais ungkapkan sebelumnya, Atari dahulu juga merupakan produsen home console. Maka kita harapkan mereka juga kembali memproduksi hardware yang berkaitan langsung dengan gaming.