1. Startup

Atme Tawarkan Komunikasi Murah Dengan Fitur Chat dan Telepon Gratis Ke Operator Lain

Beberapa waktu lalu, kami sempat mengabarkan perihal bakal hadirnya satu aplikasi lokal terbaru bernama @me (dibaca: Atme) yang menawarkan layanan telepon, SMS, chat dengan stiker ke sesama pengguna yang seluruhnya serba gratis. Kala itu, kemunculan Atme masih menimbulkan tanda tanya bagi kita semua tentang wujud Atme sebenarnya. Kini kami memiliki informasi lengkapnya.

“Atme menggunakan teknologi gabungan antara VOIP [Voice Over Internet Protocol] dan teknologi messaging terkini yang memungkinkan pengguna untuk tak hanya bisa menikmati fasilitas suara berkualitas tinggi, namun juga bisa berkirim pesan singkat dan bahkan mengirimkan SMS yang bisa diterima oleh feature phone, semuanya bisa dinikmati secara gratis dengan jangka waktu tertentu,” ujar Head of Marketing Atme Rita Purnaeni  yang kami temui di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan.

Rita menambahkan bahwa aplikasi Atme yang hanya bisa berjalan dalam jaringan 3G dan Wi-Fi ini dapat dinikmati secara gratis dengan batasan waktu tertentu. Berikutnya pengguna bisa menambahkan berbagai paket layanan berbayar. “Pelanggan Atme bisa telpon gratis ke semua nomor di Indonesia dan berbagai negara selama 15 menit tiap bulannya. Juga 15 SMS gratis tiap bulan ke semua operator di Indonesia. Jika kuota gratis sudah habis, kami sediakan paket bulanan berbayar,” tambahnya.

Paket layanan berbayar dibanderol dengan harga yang bervariasi. Tersedia paket telepon gratis ke seluruh operator selama satu bulan yang dipatok seharga Rp 20.000,  fitur SMS yang dilabeli dengan harga Rp 5.000 per bulannya, dan tak ketinggalan fitur World Call seharga Rp 50.000 yang memungkinkan pengguna untuk bisa melakukan panggilan internasional dengan kuota 50 menit di paket yang sama.

Aplikasi Atme saat ini sudah dapat diunduh di platform Android melalui Google Play Store. Rencananya aplikasi ini juga akan hadir di platform iOS.

Untuk dapat membeli paket berbayar, saat ini pengguna Atme hanya baru bisa membeli paketnya dengan cara melakukan top up melalui saldo Esia. Transaksinya bisa menggunakan voucher fisik ataupun juga dengan sistem potong pulsa bagi pemakai Esia. Kedekatannya dengan Esia membuat kami menanyakan lebih lanjut apa benar Atme terafiliasi dengan Bakrie Telecom (BTEL).

Menanggapi hal tersebut, Rita menjawab, "Atme adalah produk dari BeDigital. BeDigital sendiri adalah startup baru dari Indonesia yang meluncurkan Atme dengan kerja samanya oleh BTEL. Kami tentu tak menutup kemungkinan akan memasang strategi untuk menjalin kerjasama intensif dengan para operator, baik itu di Indonesia maupun dunia. Kami akan berkolaborasi dengan operator yang kami anggap paling sesuai pada masing-masing segmen pasar."

Tarif paket berbayar yang dijabarkan tadi, menurut Rita, memang menjadi salah satu aliran pemasukan yang didapatkan Atme walaupun ia menuturkan model bisnis utama Atme tidak berbasiskan paket berbayar tersebut.

“Untuk paket berbayar, itu sudah ada deal tersendiri bagi penyedia layanan pembayaran, boleh dikatakan ada semacam revenue sharing di situ. Namun, untuk Atme sendiri kami punya model bisnis lain melalui in-app purchase dan iklan,” papar Rita kepada DailySocial. Untuk in-app purchase, saat ini Atme menjual stiker untuk fitur chat seharga Rp 3.000 per temanya.

Dengan fungsi yang sedemikian rupa, Atme memasuki kompetisi ketat yang telah diisi oleh berbagai pemain global, seperti Line, KakaoTalk, Skype, dan Viber yang juga menawarkan fitur telepon gratis walau terbatas dengan hanya sesama pengguna.

Dengan modal menawarkan fitur telepon gratis ke banyak operator lain, yang terbatas setiap bulannya, dan tarif berlangganan yang bisa dibilang cukup terjangkau, Atme mungkin bisa menemukan niche-nya. Pengguna yang membutuhkan kenyamanan telepon konvensional ke operator lokal sambil sekaligus menikmati ragam fungsi terkini sebuah aplikasi messaging bisa memilih Atme sebagai alternatif solusi.