CantikID Kembangkan Solusi "Telebeauty", Bangun Ekosistem Layanan Kecantikan di Aplikasi
Telebeauty menghubungkan klinik kecantikan dan perawatan dengan pelanggan melalui layanan konsultasi online
Tren beautytech di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Tidak dapat dimungkiri, keterlibatan teknologi digital menjadi salah satu bagian dari perubahan tren itu sendiri. Namun, tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk kecantikan saat ini rupanya tak sejalan dengan akses informasi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Salah satu platform yang fokus mengembangkan solusi untuk industri kecantikan adalah CantikID. Platform ini disebut sebagai yang pertama mereplikasi konsep telemedis dalam industri kecantikan atau disebut juga 'telebeuty'. Telebeauty yang disebut dalam platform ini merupakan layanan yang menghubungkan klinik kecantikan dan perawatan dengan pelanggan melalui konsultasi online.
DailySocial.id berdiskusi dengan Founder & CEO CantikID Yunus Sapang. Ia mengungkapkan bahwa setelah melakukan penelitian di beberapa kota di seluruh Indonesia, ternyata banyak wanita yang membeli produk berdasarkan rekomendasi tanpa bertanya kepada ahlinya, sehingga menimbulkan masalah pada kulit. Banyak konsumen merasa biaya konsultasi dan perawatan kulit sangat tinggi, maka dari itu, mereka hanya mengandalkan ulasan-ulasan dari internet yang masih dipertanyakan validasinya.
Selain itu, pandemi COVID-19 juga turut berimbas pada usaha kecantikan di tanah air. Salah satunya adalah dengan adanya pembatasan sosial sehingga banyak klinik yang tutup, sedangkan biaya operasional mereka terus berjalan. Untuk alasan itu juga, CantikID pun hadir memberikan solusi bagi pengusaha-pengusaha di bidang kecantikan, terutama owner klinik sehingga mereka tetap bisa berjalan.
"Kami juga melihat bahwa banyak sekali salon, barbershop, di mana mereka juga mengalami masalah yang sama dengan klinik-klinik kecantikan. Sehingga kami membuat integrasi mulai dari konsultasi, produk, dan booking. Nantinya pada saat customer masuk ke platform kami, mereka bisa melihat, memilih, layanan apa yang akan dipakai," paparnya.
CantikID mencoba mengembangkan solusi untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada di industry kecantikan. Platform ini menawarkan fitur yang memudahkan konsumen untuk membuat reservasi ke berbagai pilihan tempat perawatan kecantikan, seperti spa, hair stylist, make-up artist, dan lainnya serta akan terhubung langsung dengan dokter dan ahli kecantikan untuk menuntaskan segala masalah kulit yang dialaminya.
Usai melakukan konsultasi dengan ahli, pelanggan juga dapat langsung memesan produk kecantikan dan perawatan hasil konsultasi (resep & nonresep) juga untuk pembelian langsung (tanpa konsultasi) lewat CantikID.
Dalam platform ini, pengguna bisa menjadwalkan konsultasi dengan 161 pilihan dokter dan beauty advisor dari 96 klinik kecantikan yang sudah terdaftar. Selain itu, CantikID juga telah bekerja sama dengan 61 salon serta memiliki setidaknya 304 SKU produk yang bisa dibeli melalui aplikasi.
Hingga saat ini, layanan CantikID disebut sudah menjangkau 60 kota, 70%-nya di pulau Jawa. Selanjutnya, Yunus mengungkapkan, berdasarkan survey pada kustomer, timnya memutuskan akan membawa layanan ini untuk segera hadir menjadi solusi bagi kota tier 2 dan 3.
Beautytech di Indonesia
Dibanding banyak segmen, kecantikan bisa dibilang pasar yang cukup menjanjikan di masa depan. Berdasarkan data yang dihimpun, rata-rata wanita Indonesia memang memiliki pola beli yang tinggi dalam usahanya menunjang penampilan. Laporan Euromonitor menunjukkan nilai pasar kecantikan di Indonesia sempat ditaksir bakal mencapai $8,46 miliar di 2022, naik dari estimasi nilai di 2019 yang sebesar $6,03 miliar.
More Coverage:
Perusahaan investasi besar dan pemodal ventura (VC) kini menjajaki peluang di sektor teknologi kecantikan Indonesia, sesuatu yang sebelumnya dianggap sebagai ceruk, ruang perempuan. Startup teknologi kecantikan menawarkan produk mereka secara online kepada audiens Indonesia, pasar yang berkembang dengan semakin banyak populasi yang sadar akan kecantikan, meningkatkan potensi penjualan.
Beberapa contoh e-commerce yang mengkhususkan dirinya di bidang kecantikan seperti Sociolla, Kay Collection, BerryBenka, Zalora, dan masih banyak lainnya. Selain itu, akses terhadap platform teknologi dan digital di Indonesia turut berkontribusi terhadap kelahiran brand kecantikan baru dalam negeri. Beberapa di antaranya, seperti Rose All Day dan Base, menggunakan pendekatan Direct-To-Consumer (DTC) untuk menjangkau konsumen.
Pasar kecantikan dan perawatan pribadi di Indonesia sedang menikmati lonjakan pertumbuhan yang luar biasa, dengan pendapatan saat ini diperkirakan mencapai 101 triliun Rupiah. Pasar mengharapkan pertumbuhan berkelanjutan sekitar 6,6% CAGR per tahun hingga 2023, dengan hampir 7% dari total pendapatan berasal dari penjualan online pada tahun 2021.