CareNow Hadirkan Layanan "PayLater" Fokus pada Perawatan Kesehatan
Bersama DanaBijak, CareNow fokus menawarkan pembiayaan perawatan yang tidak dikover asuransi swasta atau publik
Memiliki akses ke perawatan kesehatan berkualitas tinggi menjadi kebutuhan yang esensial dalam upaya pencegahan penyakit, menjaga kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup. Pada kenyataannya, tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan.
Di Indonesia, penetrasi asuransi masih rendah dan tidak semua layanan ditanggung oleh asuransi pemerintah atau swasta. Data OJK menunjukkan bahwa tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18%, yang terdiri dari penetrasi asuransi sosial (1,45%), asuransi jiwa (1,19%), asuransi umum (0,47%), dan sisanya asuransi wajib.
Hal ini menginspirasi Andrew Soebagijo, Co-Founder dan COO CareNow untuk mengembangkan layanan CareNow yang dapat mengurangi kekhawatiran pembayaran, sembari menerima perawatan terbaik. Dalam wawancara bersama DailySocial, Andrew mengaku percaya bahwa industri kesehatan di Indonesia memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan.
"Masalah keuangan kerap mengganggu pasien dan penyedia layanan kesehatan, dan saat ini tidak ada solusi yang dapat mengatasi masalah mereka. Sebagai contoh, inflasi medis 3-8x lebih tinggi dari inflasi umum. Kami ingin memastikan masyarakat Indonesia dapat memiliki akses yang sama terhadap perawatan berkualitas tinggi," ungkapnya.
CareNow merupakan perusahaan teknologi di Indonesia yang mengembangkan platform teknologi solusi bisnis untuk layanan medis. Layanan ini membantu pasien mendapatkan keperluan pembiayaan, dengan menyediakan cicilan perawatan/pengobatan yang terjangkau dari penyedia terpercaya.
Didirikan pada Juni 2022, CareNow memulai operasionalnya dengan tim yang beranggotakan tiga orang, yaitu Stefanie Juergens (CEO), Alexander Anggada (CTO), dan Andrew Soebagijo (COO).
Dalam menyediakan layanan pembiayaan ini, CareNow bekerjasama dengan PT Digital Micro Indonesia (DanaBijak) untuk mengoperasikan fitur PayLater yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor KEP-92/D.05/2021. Kerjasama ini memastikan transaksi di CareNow aman dan terpercaya, dilakukan melalui mekanisme yang diatur dan diawasi oleh OJK.
Layanan ini menawarkan cicilan dengan tenor 2 hingga 6 kali. Untuk saat ini, pembiayaan yang ditawarkan melalui CareNow fokus pada perawatan yang tidak dikover oleh asuransi baik swasta maupun publik. Pengguna bisa memilih perawatan yang diperlukan dengan mendaftar di situs dan mengisi data diri. Pembayaran saat ini dapat dilakukan melalui transfer virtual account.
"Saat ini, kami telah membangun tim yang solid beranggotakan sepuluh orang yang semuanya bersemangat untuk memberikan dampak dalam perawatan kesehatan," terangnya.
Di masa awalnya, perusahaan sempat menghadapi tantangan dalam menerapkan metode pembayaran baru ini. Pasien terbiasa dengan cara pembayaran yang konvesional/biasa untuk perawatan dan enggan mencoba sistem baru perawatan dulu, bayar kemudian.
Timnya melakukan upaya berkelanjutan untuk mengedukasi pasien dan penyedia layanan kesehatan tentang metode pembayaran baru ini dan membantu mereka melihat manfaatnya. Seiring waktu berlalu, tingkat adopsi kini semakin tinggi dan resistensi semakin menurun.
Rencana ke depan
Sistem pembayaran PayLater atau "Beli Dulu Bayar Nanti" saat ini sudah banyak ditawarkan oleh para pemain e-commerce dengan fokus untuk kebutuhan konsumtif atau perbelanjaan. CareNow ingin menciptakan peluang yang sama dalam usaha ingin mewujudkan aksesibilitas dan keterjangkauan terhadap perawatan kesehatan berkualitas tinggi untuk semua orang.
CareNow saat ini fokus pada pembiayaan kesehatan karena banyaknya perawatan kesehatan yang tersedia di Indonesia namun opsi pembayarannya terbatas.Hal ini mengakibatkan ketidakmampuan pasien untuk membayar pengobatan, menunda perawatan kesehatan mereka, dan menurunkan kualitas hidup mereka.
"Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk membantu pasien mendapatkan perawatan yang mereka inginkan dan mendukung penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan pasien," tegas Andrew.
Belum lama ini, perusahaan telah menyelesaikan Demo-Day bersama Antler. "Di sinilah dr. Nani (Stefanie Juergens) dan saya bertemu, menyatukan kekuatan, dan mendirikan CareNow. Selama program, saya bertemu dengan orang-orang yang berpikiran sama yang bersemangat membangun startup/membangun solusi untuk komunitas, belajar dari para pendiri yang terhormat, dan mengenal dunia startup," lanjutnya.
More Coverage:
Sebelumnya, mereka juga sempat mengikuti program pelatihan dari Iterative. Setelah menjalani program selama 4 minggu, mereka didorong untuk bergabung dengan gelombang W23. "Iterative sangat membantu kami dalam melakukan banyak hiper-eksperimen dan memastikan bahwa permintaan produk ada sebelum mengkhawatirkan aspek bisnis lainnya," ungkap Andrew.
Menurut Andrew, bergabung dengan program akselerator memungkinkan timnya terhubung dengan mentor berpengalaman yang dapat memberi saran tentang pengembangan produk, strategi, dan penggalangan dana. Ini juga bisa menjadi medium bertukar ide tentang strategi pertumbuhan dan bereksperimen dengan strategi aktivasi, memberi akses ke investor, yang membantu dalam meningkatkan skala dengan cepat.
Dari sisi pendanaan, CareNow telah menutup putaran pra-awal pada bulan Januari lalu. Saat ini, perusahaan mulai fokus untuk penggalangan dana tahap awal. Andrew mengungkapkan bahwa timnya sangat terbuka bagi modal ventura yang tertarik untuk berinvestasi ke platform yang menghubungkan perawatan kesehatan dan fintech.
Selain itu, Andrew juga mengungkap misi perusahaan untuk membuka akses seluas-luasnya untuk perawatan kesehatan berkualitas tinggi agar dapat terjangkau bagi semua orang. "Dan untuk melakukan itu, kami ingin memperluas kehadiran kami ke lebih banyak penyedia layanan kesehatan di seluruh Indonesia."