CEO HappyFresh: "2017 adalah Tahun Kami Berkembang"
Berkenalan dengan CEO HappyFresh yang baru Guillem Segarra dan Managing Director HappyFresh Indonesia Filippo Candrini
Di penghujung tahun 2016, Guillem Segarra didapuk menjadi CEO baru HappyFresh, menggantikan Markus Bihler yang kini menjadi Vice Chairman. Bersama dengan Managing Director HappyFresh Indonesia Filippo Candrini, DailySocial berbincang soal update dan fokus HappyFresh tahun ini.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan HappyFresh di awal tahun adalah menggandeng Transmart Carrefour. Transmart Carrefour adalah pemain besar, bahkan terbesar terbesar di industri grocery Indonesia, dan kemitraan ini dirasa penting ini meningkatkan kredibilitas HappyFresh.
Awalnya HappyFresh menjalin kemitraan dengan 2 gerai di Jakarta dan rencananya terus mengembangkannya untuk menjangkau lebih banyak gerai di Jabodetabek.
Filippo menegaskan kawasan Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya tetap menjadi fokus HappyFresh tahun ini dan mereka belum berencana menambah kota-kota baru. Ekspansi bakal diutamakan untuk menambah gerai dan kemitraan dengan ritel di kota-kota tersebut sehingga area cakupannya menjadi semakin luas.
Ketika disinggung soal mitra ritel HappyFresh yang mulai mengembangkan layanan online grocery sendiri, misalnya Ranch Market dengan KeSupermarket, Guillem mengatakan pihaknya tidak merasa khawatir. Menurutnya hubungan mereka bukan sebagai kompetitor, tetapi lebih sebagai sinergi.
Memang pasar online grocery di Indonesia bisa dibilang belum besar. Jangkauannya masih fokus ke kota-kota besar yang banyak dihuni digital adopter yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Sinergi antara pemain ritel dan pemain online bisa mendorong perubahan budaya dan mereka optimis bahwa kuenya masih cukup besar untuk dibagi-bagi para pemain di sektor ini, bahkan antara pemain online dan offline sekalipun. Selain HappyFresh dan KeSupermarket, pemain di sektor ini adalah Honestbee dan Go-Mart. Yang terakhir adalah salah satu lini layanan on-demand Go-Jek.
Menariknya, Guillem mengatakan secara bisnis sebenarnya HappyFresh sudah mulai mengarah ke arah profit per akhir tahun lalu. Meskipun demikian, pendanaan masih dibutuhkan perusahaan untuk berekspansi. HappyFresh secara total sudah 3 kali mendapatkan pendanaan, terakhir adalah pendanaan Seri B di bulan Agustus 2016.
Fokus tahun 2017
Guillem menyebutkan tahun 2017 adalah waktu yang tepat bagi pihaknya untuk berkembang setelah 2 tahun pertama memperkenalkan layanan ke masyarakat. Menurutnya, skeptisisme masyarakat telah berubah dan konsumen sudah mulai nyaman berbelanja secara online, terima kasih kepada layanan e-commerce yang sudah membantu membentuk budaya ini.
"[Menurut kami] customer journey tidak hanya soal pengalaman. Fokus [kami] adalah soal pengalaman, mendorong pertumbuhan, dan meningkatkan partisipasi dan keaktifan konsumen," ujar Guillem.
Selain di Indonesia, HappyFresh juga beroperasi di Malaysia dan Thailand.
Terhadap usaha menjaga kualitas layanan yang menjanjikan pengiriman barang dalam waktu kurang dari satu jam, Guillem menyebutkan HappyFresh memiliki tiga pilar utama sebagai filosofi. Yang pertama mencakup sisi manusia, termasuk dalam pelatihan dan pendelegasian. Hal kedua adalah keunggulan teknologi. Yang terakhir adalah integrasi dan kolaborasi yang erat dengan mitra soal supply chain.
Sebagai pemain lama, pihaknya berharap hadirnya pemain raksasa (misalnya grup Amazon dan Alibaba) ke pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, bakal mendorong potensi bisnis yang lebih baik. Para raksasa tersebut bakal membantu memperkenalkan bisnis online grocery secara lebih luas dan HappyFresh bisa memetik hasil investasi awalnya untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan berkembang (scale up).
Disinggung soal tren pembayaran di Indonesia, yang penetrasi kartu kreditnya masih terbatas, Guillem menjawab pihaknya terbuka dengan berbagai metode pembayaran yang lain. Guillem melihat ada tren menuju masyarakat non-tunai (cashless), meskipun demikian opsi Cash On Delivery (COD) tetap tersedia.