Diajeng Lestari Bangun Bisnis yang Berdampak Positif untuk Masyarakat
Pendiri dan CEO HijUp Diajeng Lestari selalu mengingat kenangannya pertama kali saat mendirikan bisnisnya. Ia menganggap langkah pertamanya mendirikan bisnis adalah pengalaman yang berharga, sebab ia benar-benar mulai dari nol dan harus mengerjakan banyak hal, mulai dari administrasi, customer service, hingga turun tangan langsung menjadi stylist untuk pemotretan.
“Belum ada banyak orang yang terlibat di HijUp seperti sekarang, jadi saya merangkap banyak peran, menjadi admin, customer service, fashion stylist, dan lain-lain. Kami juga belum punya studio sendiri jadi berbagai macam tempat kita jadikan studio, dari ruangan kerja, di depan lift, di parkiran, tapi alhamdulillah we made it,” kenangnya.
Sebagai lulusan jurusan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Diajeng termasuk dari sekian banyak orang yang menyeberang dari latar belakang pendidikannya. Alasannya pertama ia memang menyukai bisnis. Alasan keduanya justru ia menemukan tujuannya hidup dan passion-nya ketika di bangku kuliah.
Ia gemar mengikuti mata kuliah pilihan di jurusan atau fakultas lain, termasuk mengikuti kuliah manajemen perubahan yang dosennya Pak Rhenald Kasali. Justru saat mengikuti kuliah lain dia bisa mendapat ilmu yang disukai dan relevan dengan passion. “Pada dasarnya belajar adalah proses kehidupan, jadi bukan hanya bangku kuliah yang menjadi parameter,” ujarnya mantap.
Diajeng mengakui bahwa menonton acara fashion show dan membaca majalah fashion merupakan hobinya yang akut. Menjalankan bisnis yang sesuai dengan kesukaannya tentu saja adalah hal yang menyenangkan.
Sekarang, Hijup sudah punya studio dan tim in-house sendiri. Ia mengakui bahwa semua yang diraihnya saat ini berawal hanya dari mimpi.
Mimpinya HijUp bisa menjadi katalisator bagi perkembangan fashion Muslim di dunia, tetapi tetap bisa memberikan dampak positif untuk masyarakat. Menurut Diajeng untuk mewujudkan mimpinya tersebut langkahnya sudah dimulai dari sekarang. Dimulai dari hal terkecil yang ia kerjakan sehari-hari, yakni meningkatkan kualitas layanan, baik dari sisi tenant maupun customer.
Peluang untuk itu memang terbuka. Dua puluh persen populasi dunia adalah muslim dan riset terakhir memperkirakan bahwa fashion Muslim akan mencapai 11,2 persen dari total belanja fashion global dalam tiga tahun ke depan dengan nilai pembelanjaan hingga $322 miliar di tahun 2018.
Terkait data ini, perkembangan Hijup saat ini sendiri sangat disyukuri Diajeng karena tumbuh dengan baik dan sudah menunjukkan keuntungan. “Dari awal kita tumbuh secara organik, jadi customer base kita kuat. Social media kita juga kuat. Bulan lalu kita mendapat penghargaan dari YouTube atas subsciber yang mencapai lebih dari 100.000,” tuturnya.
Hal tersebut tak membuatnya puas diri. Ia merencanakan pergerakan Hijup yang lebih ekspansif di tahun 2015. “Rencananya akan lebih memperkuat layanan IT dan memberikan layanan terbaik untuk customer. Selain itu juga ekspansi marketing baik di dalam ataupun luar negeri,” jelas Diajeng. Konsumen HijUp memang tak hanya datang dari dalam negeri. Mereka bahkan sudah memperoleh pesanan dari negara tetangga saat peluncurannya.
People and Value
Baginya yang menjadi perhatian saat menjalankan usaha adalah people and value. Diajeng mengatakan, “Orang-orang yang ada di perusahaan harus orang-orang yang tepat, dalam arti bukan hanya skill melainkan attitude dan passion-nya.”
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa ia memastikan bahwa semua anggota tim harus memahami dan bisa melakukan value perusahaan. HijUp sendiri memiliki rangkaian value Trusted, Helpful & Empower.
“Apa yang kita lakukan di sini untuk membangun value itu. Menjadi perusahaan yang terpercaya (trusted), memberikan produk terbaik dan pelayanan yang terbaik. Menjadi perusahaan yang bisa memberikan bantuan solusi bagi berbagai pihak, terutama customer dengan memberikan mereka kemudahan dalam berbelanja produk fashion. Dan meng-empower society bahwa HijUp bukan sekedar berjualan produk fashion, tapi lebih dari itu," terang Diajeng.
Sesuai dengan tagline HijUp, "Be Fabulous with HijUp’" Diajeng berharap semua perempuan muslimah yang mengenakan hijab bisa menjadi orang-orang yang fabulous. "Bukan hanya dari tampilan fisik, tapi juga berprestasi dan hebat dalam berkarya pada bidangnya masing-masing,” ujar pengagum Richard Branson ini.
Terkait kekagumannya pada Richard Branson, menurutnya Branson adalah tokoh bisnis yang dengan segala keterbatasannya bisa memulai usaha.
“Dia juga banyak melakukan kegiatan sosial, sehingga bisnisnya bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi bisa memberikan positive impact for society,” terang Diajeng yang juga mempunyai visi yang sama bahwa bisnis harus memiliki dampak positif bagi masyarakat.
[Foto Dok. Pribadi]