Terima Pendanaan Seri B, Platform Logistik Shipsy Segera Dirikan Kantor Pusat Regional di Indonesia
Potensi revenue bisnis logistik di Indonesia mencapai $300 miliar di tahun 2024, membuat persaingan di sektor ini makin menguat termasuk oleh startup lokal
Startup pengembang platform SaaS logistik "Shipsy" mengumumkan baru menutup putaran pendanaan seri B senilai $25 juta dari A91 Partners, Z3 Partner, Info Edge, dan Surge dari Sequoia Capital India. Salah satu rencana yang akan dieksekusi dalam waktu dekat adalah membangun kantor pusat regional di Indonesia, untuk melayani pangsa pasar di Asia Tenggara.
Ekspansi besar-besaran memang akan dilakukan dengan dana segar yang baru didapat ini. Selain Asia Tenggara, Shipsy juga akan merambah pasar baru di Eropa dan Amerika Serikat. Saat ini tim Shipsy telah memiliki 220+ pekerja berbasis di India, Dubai, dan Indonesia yang melayani 60+ pelanggan dari berbagai negara. Diklaim layanan mereka telah menghasilkan 100 juta+ pengiriman kargo setiap bulan dan mengoptimalkan pergerakan lebih dari 2 juta paket setiap harinya.
Layanan utama Shipsy membantu bisnis untuk membangun rantai pasok dan manajemen operasional logistik mereka, seperti pengadaan jasa logistik, pelacakan pengiriman, perencanaan/optimasi rute, agregator kurir, dan lain-lain. Berbagai kebutuhan tersebut diakomodasi dua platform utama mereka, yakni Shipsy Geocoding dan Shipsy Live Tracking.
Potensi bisnis logistik
Menurut laporan yang diterbitkan CLSA dan riset Frost & Sullivan, ukuran pasar logistik di Indonesia telah mencapai $275 miliar pada tahun 2020 dengan pertumbuhan CAGR 16,2% dari periode tahun 2015. Diproyeksikan revenue dari bisnis ini akan melebihi $300 miliar pada tahun 2024 mendatang. Namun demikian, masih ada berbagai isu mendasar yang dialami oleh para pelaku bisnis di Indonesia terkait logistik, mulai dari ekosistem yang terfragmentasi, sistem bisnis yang kurang efisien, hingga utilisasi infrastruktur logistik yang belum optimal.
Melihat potensi tersebut, startup lokal di bidang logistik terus bermunculan, berharap bisa melayani pasar lokal yang masih terus membutuhkan dukungan pengiriman yang prima – di tengah pertumbuhan pesat bisnis e-commerce dan grocery. Pun demikian di sisi investasi, banyak pemodal yang mematangkan hipotesisnya untuk model bisnis logistik. Sejumlah startup pun silih-berganti memperoleh pendanaan.
Platform SaaS logistik
Andalin adalah startup lokal terkini yang mendapatkan dukungan investor. Tepatnya pada pertengahan Februari 2020 kemarin, perusahaan mendapatkan tambahan pendanaan hingga 57 miliar Rupiah yang dipimpin Intudo Ventures. Salah satu layanan mereka berbentuk SaaS, yang dapat dimanfaatkan berbagai perusahaan untuk mengelola pengiriman barang ke luar negeri memanfaatkan layanan kargo. Selain Andalin, platform yang menyuguhkan solusi serupa di pasar lokal antara lain Tera Logistic, Allsome, dan Janio.
Solusi SaaS lainnya terkait tata kelola armada logistik, misalnya yang disediakan Kargo Technologies, McEasy, Lacak.io, dan lain sebagainya. Sementara SaaS untuk agregator logistik ada Shipper, BukaSend dari Bukalapak, LODI, Luwjistik, dan lain-lain.
More Coverage:
Meskipun persaingan ketat, Co-Founder & CEO Shipsy Soham Chokshi mengatakan bahwa investasi ini memungkinkan mereka untuk mengubah industri logistik global dengan menggunakan pendekatan utama teknologi. Pendanaan baru yang didapat, tambah Chokshi, akan membantu Shipsy membangun roadmap produk yang jauh lebih kuat, yang akan membantu pelanggan mengurangi biaya logistik dan menciptakan pengalaman yang berbeda.