Fitur Berlangganan Scoop Tersedia Untuk Pengguna Android, iOS Menyusul
Fitur berlangganan ini baru tersedia untuk Android, sedangkan untuk iOS menyusul. Dari keterangan lewat email, Willson Cuaca - CEO dari Apps Foundry mengatakan bahwa fasilitas berlangganan untuk iOS sedang dalam tahap pengembangan dan hampir selesai.
Dari keterangan di Google Play, fitur ini memungkinkan pengguna untuk berlangganan majalah dengan biaya lebih murah, potongan sampai 30%, meski saya sendiri tidak meneliti lebih lanjut majalah mana saja dan berapa potongan pastinyanya. Pembayaran di Scoop untuk Android bisa dilakukan dengan PayPal, transfer antar bank serta t-Cash (produk e-wallet atau e-money dari Telkomsel). Willson mengatakan bahwa proporsi pemasukan yang dilakukan pengguna Scoop masih didominasi oleh pengguna iOS, salah satu alasannya adalah karena pengguna iOS sudah diedukasi oleh Apple untuk membeli aplikasi dan konten, sedangkan Android masih memerlukan usaha edukasi karena terbiasa dengan gratisan.
Sedangkan untuk pembayaran yang dilakukan di Scoop untuk Android, porsi terbesar PayPal 80%, transfer bank 10% dan t-Cash masing-masing 10%. Willson juga menambahkan bahwa Scoop masih mengeksplorasi dengan partner pembayaran lain.
Fitur berlanggganan di aplikasi majalah digital lokal adalah salah satu tambahan yang dinanti, terutama bagi mereka yang 'malas' untuk membeli satuan majalah, atau suka lupa kalau majalah tertentu sudah terbit. Dengan berlangganan tentunya tidak ada yang terlewat. Sebelumnya Wayang Force juga menambahkan fitur berlangganan di layanan mereka.
Ketika ditanya tentang pangsa pasar newsstand serta bagaimana peluang perkembangannya, Willson optimis akan peluang perkembangan newsstand, ia menambahkan bahwa perkembangannya akan ada konsolidasi karena semakin banyak pemain di segmen ini. Termasuk dari penerbit sendiri. Namun Willson mengibaratkan bahwa Scoop sebagai sebuah toko buku besar, yang terbuka untuk semua penerbit dengan level yang sama.
Peluang lain juga dilihat dari konsep satu tempat untuk semua penerbit ini, yaitu masalah distribusi. Scoop yang menjadi satu tempat untuk banyak koleksi memudahkan penerbit untuk menjadikan Scoop sebagai sarana distribusi produk mereka. Menempatkan terbitan ke satu tempat dan laporan pun dari satu tempat.
Beberapa hari lalu Zinio, salah satu layanan untuk membeli dan membaca majalah yang sudah cukup lama ada dipasaran diberitakan akan dijual. Beberapa faktor yang mendasarinya adalah newsstand dari Apple sendiri serta Amazon dengan Kindle-nya. Ini bisa menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh produk newsstand, meski tentunya masih ada pasar untuk ini, setidaknya di Indonesia. Digitalisasi produk terbitan sini yang masih terus bertumbuh serta adanya faktor kedekatan dengan penerbit untuk mendapatkan edisi digital mereka untuk dijual di newsstand.
Keoptimisan Scoop juga bisa terlihat dari penambahan konten mereka yang terus berkembang, baru-baru ini jaringan Surat Kabar Tribun - grup Kompas Gramedia - menyerahkan distribusi 19 koran regional mereka ke Scoop. Ini menambah beberapa surat kabar lain seperti Bisnis Indonesia, Solo Pos, Harian Jogja, Tanjung Pinang Pos dan Rakyat Merdeka yang sebelumnya telah didistribusikan oleh Scoop. Peluang lain yang dilihat juga oleh Scoop, terutama bagi mereka - pembaca yang menginginkan bacaan lintas regional, misalnya koran lokal Jawa Tengah yang diperuntukkan bagi pembaca di luar Jawa. Pertumbuhan pengguna smartphone dan tablet bisa jadi mendukung ini, meski tentunya harus ada analisis lain lagi untuk mengukur perilaku pembaca digital serta penggunaan layanan newsstand di area non kota besar.
Scoop juga tengah mempersiapkan berbagai fitur yang masih dalam tahap pengembangan, Willson juga menyebutkan bahwa roadmap mereka sudah penuh sampai tahun depan. Kita lihat perkembangan Scoop termasuk segmen penerbitan dan distribusi media digital - newsstand ini selanjutnya.